CHAPTER 7

97 50 33
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

⚠⚠⚠

Dikediaman Maverick, Nyonya Aileen sedang duduk disofa besar dan mewah, bersama sang suami sembari menunggu informasi tentang anaknya yang sudah dua hari tidak pulang ke rumah, biasanya walaupun tidak pulang ke rumah pasti anaknya pulang ke apartemen tetapi ini, anaknya itu tidak ke apartemen.

"Kemana Heaven pergi, sudah dua hari dia tidak pulang ke rumah," Ucap Nyonya Aileen kepada sang suami yang sedang menonton acara bola di televisi.

"Apa dia kembali ke tempat itu," Gumamnya sembari mengambil ponselnya dan akan segera menelfon Jaylen untuk menanyakan informasi terbaru tentang anaknya.

Membuka salah satu aplikasi yang biasanya sering digunakan orang-orang yang akan mengirim pesan ataupun menelfon. Mengetikkan sesuatu disana.

Berdering. Namun tidak diangkat, biasanya Jaylen akan langsung mengangkatnya jika dirinya menelfon bahkan pada saat pria itu sedang tidur pun masih bisa mengangkat. Tetapi ini, lama sekali sudah dua panggilan yang terabaikan tidak diangkat sama sekali.

Kalau sudah begini mau bagaimana lagi kan. Nyonya Aileen memutuskan untuk menunggu saja.

Sedangkan sang Tuan besar sepertinya masih asik dengan tontonannya. Pasti semua pria yang menyukai bola, jika sudah menonton bola maka tidak akan ingat dengan siapapun dan apapun bahkan kadang anak dan istrinya diabaikan begitu saja.

"YEAY GOL GOL," Seru Tuan besar Alderion dengan begitu gembiranya karena tim bola kesayangan telah berhasil membobolkan gawang dari sang lawan.

"Apasih papa ini, anak lagi hilang malah asik nonton bola," Cibir sang istri kepada Tuan Alderion, sedangkan yang dicibir hanya memandang ke arah sang istri dengan begitu tenang.

"Heaven kan sudah besar ma, pasti bisalah pulang sendiri, tidak usah sampai menyuruh Jaylen untuk mencarinya." Tuan Alderion akhirnya angkat bicara, memang benarkan jika anak sulungnya itu sudah besar, sudah berkepala dua lagi.

Sudah waktunya menikah dan dirinya menimang cucu, tetapi karena sang istri yang begitu pemilih jika itu tentang seorang perempuan mana yang harus bersama dengan anaknya. Jadi sampai sekarang Heaven tidak pernah dekat dengan perempuan, bahkan berkenalan saja tidak pernah.

Sedangkan sang anak bungsunya, masih SMA sudah banyak pacar huh bagaimana bisa. Heaven dan Jake memang berbeda sekali, jika Heaven menjadi rajin dan pintar sedari awal sekolah, Jake malah menjadi playboy sejak dini, dulu saat masih kecil pun Jake sudah berani menyatakan kata cinta kepada anak orang yang entah anak siapa.

Segampang itukan Jake menyatakan perasaannya, berbeda sekali jika dengan Heaven. Cinta sama perempuan saja takut untuk menyatakannya, sampai-sampai yang dicintai sudah pergi entah kemana.

"Iya memang Heaven sudah besar pa, tetapi dia juga kan anak kita," Ucap Nyonya Aileen dengan nada kesalnya, kesal dengan sang suami yang hanya menjawab seperti itu saat dirinya sedang membahas sang anak yang kabur dari rumah.

"Memangnya papa harus bagaimana lagi, kan kenyatannya memang Heaven sudah besar sudah tahu jalan pulang, mama ini yang selalu membedakan Heaven dan Jake." Setelah mengucapkan itu Tuan Alderion beranjak dari duduknya dan pergi ke arah luar rumah.

"Membedakan bagaimana, aku saja sudah sangat adil," Gumam Nyonya Aileen yang didengar sang anak bungsu.

"Adil? Haha adil darimananya," Monolog Jake kepada dirinya sendiri, tadi saat dirinya berjalan melewati sang mama yang sedang duduk di depan televisi. Jake tidak sengaja mendengar gumaman sang mama.

Katanya adil, tetapi saat disekolahnya sedang ada acara dan mengharuskan kedua walinya hadir, mamanya tidak pernah hadir jika hadir pasti tidak akan lama.

Sedari Jake masih kecil sampai sekarang belum pernah sama sekali mendapatkan pelukan dari sang mama, padahal dulu jake selalu masuk ke dalam 5 besar peringkat di angkatannya, tetapi itu semua tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan prestasi sang kakak yang selalu mendapatkan medali olimpiade setiap tahun.

Heaven memang sangat dimanja dan disayang oleh sang mama, sedangkn Jake? Jake hanya mampu memandang ke arah Heaven dan sang mama yang sedang berpelukan dan mendengar sang mama yang selalu memuji sang kakak dengan begitu bangangnya.

Kapan Jake bisa merasakan apa yang Heaven rasakan. Sampai saat ini Heaven masih dimanjakan oleh sang mama. Jake hanya bisa membayangkan.

"Jake mau kemana kamu?" Tanya Nyonya Aileen kepada sang anak sulung, dengan menatap tajam sang anak.

"Main bosen dirumah," Jawab Jake sekenanya saja. Karena memang benar jika Jake bosan dan memutuskan untuk pergi ke luar, karena sekarang Jake sedang merasa pikiran nya kacau hanya karena memikirkan mama dan kakaknya itu.

Setelah menjawab pertanyaan mamanya Jake langsung memutuskan pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada sang mama.

"Anak tidak tahu diuntung."

Walaupun sudah sedikit jauh dari sang mama Jake masih bisa mendengar apa yang namanya bilang barusan. Jake tidak apa-apa karena itu sudah menjadi makanan nya sehari-hari.

Berjalan ke arah garasi, dan menaiki motor kesayangannya, hadiah dari sang papa untuk Jake pada saat ulang tahun Jake yang ke tujuh belas.

Dari Jake kecil sampai sekarang sudah berumur delapan belas tahun, Jake belum pernah merasakan ulang tahunnya dirayakan. Jangankan dirayakan ada yang mengucapakan nya saja sudah sangat bersyukur.

Lelah, memang lelah tetapi Jake mempunyai tujuan ingin bisa mendapatkan pelukan dari sang mama dengan tulus dan ingin bermanja dengan sang mama. Ingin ditanyain dan didengarkan bagimana tentang hari-harinya.

Jake sudah berusaha namun semua usahanya belum bisa mengabulkan keinginannya.

Tetapi sang papa sangat sayang kepada Jake walaupun jarang dirumah, papanya selalu menyempatkan waktunya untuk menanyai kabarnya lewat pesan jika sedang berjauhan seperti papanya yang sedang berada diluar kota.

Jika sedang dirumah sang papa akan mengajak Jake pergi ke suatu tempat yang diinginkan papanya, hanya dengan sang papa Jake bisa tertawa dan berbicara panjang.

Tetapi Jake ingin melakukan itu dengan sang mama, namun jika dipikir itu akan mustahil karena sang mama hanya sayang kepada kakaknya yaitu Heaven Imanuel Maverick, bukan Jake Imanuel Maverick.

Jake mengendari motornya dengan kecepatan tinggi, melewati beberapa kendaraan yang tadinya berada di depannya dan sekarang kendaraan itu sudah jauh dibelakang motor Jake.

Motornya melaju dengan cepat, dan sudah sampailah Jake pada tempat yang selalu Jake kunjungin bersama dengan sang papa.

Danau, Jake pergi ke danau jika sedang merasa pikirannya kacau dan sedang ada masalah.

"Sialan," Umpat Jake sembari melempar batu ke arah danau.

"Arghh gue capek," Ucap Jake dengan suara yang tertahan.

Jake melamun memikirkan kenapa hidupnya seperti ini, dan tidak seberuntung sang kakaknya yang selalu disayangin oleh sang mama.

Jake juga ingin merasakan kasih sayang dari sang mama.

BERSAMBUNG...

⚠⚠⚠
See you next chapter guys.
Part spesial Jake.

Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang