Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.⚠⚠⚠
Beberapa bulan kemudian.
Dahayu dan Heaven tidak pernah bertemu dan entah hubungan mereka akan dibawa kemana.
Heaven yang tidak pernah menghubungi Dahayu, da Dahayu yang selalu sibuk mencari uang untuk menghidupi kehidupannya.
Sudah dua minggu ini Dahayu mencari adiknya lewat sosial media yang tersedia. Tetapi belum juga ditemukan.
Apakah Veno baik-baik saja bersama dengan sang ibu? Apakah dia disana selalu makan dan bersekolah?
Dahayu tidak pernah tentang jika itu sudah menyangkut tentang adiknya.
Sekarang Dahayu membuka jasa menjahit seperti dulu lagi, karena Dahayu tidak tahu harus mencari uang lewat apa lagi jika bukan dengan cara ini.
Apapun pasti akan Dahayu kerjakan jika itu halal. Dahayu bersyukur karena jahitan nya banyak disukai oleh warga sekitar, dan banyak para ibu yang membawa pakaian ataupun bahan seragam yang akan dijahit ke tempat Dahayu.
Kadang Dahayu merasa tidak sanggup jika melakukan sendiri tetapi karena sudah terbiasa jadi Dahayu sudah tidak merasakan seperti itu.
Karena disini tidak banyak yang bisa jahit, kalaupun bisa pasti mereka tidak akan bergabung ke dalam usahanya yang masih kecil.
Dahayu belum mampu jika harus membayar mereka, karena di kampung ya pasti harga jahit nya tidak bisa terlalu mahal, harus dengan harga yang pas sesuai dengan pekerjaan para warga sekitar.
Mereka semua hanya mengandalkan ladang dan sawah mereka.
Mungkin banyak yang kebutuhannya tidak semuanya tercukupi, tetapi mereka masih mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Dayu apa jahitan saya sudah jadi?" tanya seorang wanita paruh, Dahayu yang sedang menjahit pun memutuskan untuk berhenti sebentar.
"Sudah bu," jawabnya sembari berjalan ke arah gantungan baju, dan mengambil satu setel seragam sekolah dan melipatnya dengan rapi. Dahayu selalu menjahit dengan rapi, biasanya setelah dijahit Dahayu akan menyetrika nya dan menggantungkannya di gantungan baju.
Kalau pelanggan sudah mengambil baru dilipat dan dimasukkan ke dalam plastik putih.
"Ini bu silahkan kalau mau dicek dulu," tawar Dahayu, dan memberikan seragam yang sudah dijahitnya kepada sang pemilik, yang langsung diterima.
"Tidak usah, saya sudah percaya sama jasa jahit kamu," jawab ibu itu sembari tersenyum senang.
Dahayu yang merasa dipuji secara tidak langsung pun tersenyum malu.
"Baik kalau begitu," balas Dahayu.
"Jadi berapa ini? " tanya ibu itu. Sembari mengangkat kresek putih yang tadi Dahayu berikan.
"Jadi 50 ribu saja bu," jawab Dahayu dengan senyumnya yang manis.
"Oh baik, ini uangnya ya," Ibu itu memberikan satu lembar uang kertas berwarna biru.
Dahayu menerimanya dan mengucapkan terima kasih, ibu itu pun pamit setelah membayar barangnya.
Saat Dahayu akan melanjutkan pekerjaannya, ponselnya yang berada disaku berbunyi, Dahayu pun segera mengambil ponselnya dan mengecek notif apa yang barusan masuk.
Ternyata pesan dari Heaven.
Hah Heaven?
Dahayu segera membuka pesan itu dan membaca isi pesannya, seketika mata Dahayu berkaca-kaca.
Kenapa tiba-tiba padahal mereka tidak pernah bertemu, seperti hubungan tanpa kepastian.
Tetapi kenapa Heaven seperti ini?
Apakah tidak bisa jika harus membicarakannya terlebih dahulu?BERSAMBUNG...
⚠⚠⚠
See you next chapter guys.
Cerita ini lagi proses revisi ya. Karena menurut Aeii cerita ini sangat tidak jelas, jadi Aeii mutusin buat sedikit merubah alur dan memperbaiki kesalahan yang ada disetiap bab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Love? {TERBIT}
General Fiction⚠️{SEDANG PROSES REVISI MOHON MAAF JIKA PENULISANNYA TIDAK RAPI DAN ALURNYA YANG TIDAK JELAS, YANG TIDAK SUKA BOLEH LANGSUNG SKIP CERITANYA} Cerita ini menceritakan tentang keraguan cinta seorang gadis dari kampung, karena yang mencintainya adalah s...