CHAPTER 21

40 20 6
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

⚠⚠⚠

Malam harinya, Heaven dan Dahayu sudah sampai di kota, sekarang mereka sudah berada di dalam sebuah rumah mewah milik keluarga Maverick.

Dahayu ditatap oleh seorang wanita yang sudah berkepala empat itu dengan pandangan tak suka. Dahayu sekarang sudah di rumah Heaven, dan sekarang mereka sedang makan malam bersama, Dahayu sedaritadi terus tidak tenang karena nyonya besar maverick terus menatapnya, sedangkan tuan besar maverick dan di bungsu jake menerima Dahayu dengan baik.

Walaupun sedaritadi mereka belum saling bertanya maupun mengobrol, tetapi karena respon baik mereka kepada Dahayu, Dahayu jadi berpikir jika mereka menerima Dahayu.

Tapi entahlah masih belum jelas, di meja makan besar ini mereka menyantap masakan dari sang pembantu mereka.

Tadi sempat Dahayu ingin membantu tetapi Heaven melarangnya karena Dahayu disini adalah tamu jadi harus diperlakukan seperti ratu.

Dahayu menolak karena tidak enak jika dirinya hanya berdiam diri, dengan nyonya besar maverick. Sedaritadi mama Heaven tidak bertanya maupun mengajak Heaven untuk berbicara, entahlah sepertinya Dahayu tidak diterima dikeluarga ini. Dahayu sadar jika dirinya tidak pantas jika bersanding dengan Heaven sang pewaris Maverick group, dan terlahir dari keluarga terpandang dikota ini.

Apa bisa jika Dahayu menjadi pendamping Heaven? Karena pasti diluar sana masih banyak perempuan yang kastanya sama dengan keluarga Heaven, dan pasti lebih cantik dari dirinya.

Heaven yang melihat Dahayu seperti tertekan pun, menggengam tangan Dahayu yang sedaritadi meremas gaun yang dia pakai, dibawah meja.

Menggenggam tangan kecil dan dingin milik Dahayu dengan tangannya yang besar dan hangat.

Dahayu yang tangannya digenggam pun menolehkan kepalanya ke arah Heaven yang duduk disebelahnya, dan didepan mereka ada Jake dan mamanya Heaven.

Heaven tersenyum kecil sembari membalas tatapan mata sendu Dahayu. Dahayu pun membalas senyuman Heaven dengan senyum kecilnya, sangat kecil dibandingkan dengan senyum Heaven.

"Ma," Heaven memanggil Mamanya.

Mamanya yang merasa dipanggil pun segera menoleh ke arah Heaven.

"Ya ada apa?" tanya Mamanya dengan begitu ketus, suaranya seperti sedang menahan amarah. Entah marah karena apa.

"Ini Dahayu kekasih Heaven, apa mama setuju?" tanya Heaven sembari memegang tangan Dahayu kepada sang mamanya itu.

"Tidak, mama sangat tidak setuju jika kamu harus bersama dengan gadis kampung itu," jawab mamanya dengan telak.

Dahayu yang mendengar itu pun langsung menundukkan kepalanya, hatinya sedikit sakit mendengar jawaban mama dari Heaven.

Beberapa hari lalu sebelum Heaven membawa Dahayu, Heaven sudah meminta izin kepada Papanya terlebih dahulu. Papa Heaven pun mengizinkan dan menerima Dahayu dengan baik.

Sedangkan mamanya, Heaven tidak meminta izin karena ingin langsung mengenalkan Dahayu dan langsung ingin meminta persetujuan mamanya, jika Heaven memiliki kekasih seperti Dahayu.

Ternyata tidak seperti ekspektasi Heaven. Mamanya menolak Dahayu dengan mentah-mentah padahal mamanya belum mengenal Dahayu.

"Kenapa mama tidak setuju?" sekarang giliran papanya yang bertanya kepada sang istrinya, istrinya itu selalu memandang seseorang dari luarnya saja, istrinya selalu saja melihat seseorang dari pangkat dan hartanya.

"Karena dia itu... " tunjuk mama Heaven ke arah Dahayu yang masih setia menunduk.

"Dia itu dari kampung dan dia itu beda kasta dengan kita," lanjutnya lagi.

Heaven yang mendengar itu pun menggepalkan tangannya guna meredam emosinya, Heaven ingin marah kepada mamanya tetapi Heaven tidak pernah bisa jika marah kepada sang mama.

"Kamu ini selalu melihat orang dari hartanya saja, memang kamu itu sangat mata duitan," Sahut papa Heaven, sedangkan mamanya langsung menggunakan mendengus tidak suka.

Sedangkan Jake yang sudah muak pun langsung beranjak dari kursinya dan pergi entah kemana.

"Jake kamu mau kemana," teriak Hasry-mama Heaven.

Jake tidak menyahut, dia berjalan begitu saja tanpa meninggalkan sepatah katapun.

"Dasar anak tidak punya sopan santun," cibir Aileen kepada anak bungsunya itu.

Dahayu yang mendengar itupun terkejut, kenapa bisa seorang ibu berkata seperti itu kepada anaknya.

Aileen pun bangkit dari duduknya, Aileen merasa kesal karena sudah anaknya membawa perempuan kampung dan anaknya satu lagi berbuat seperti itu.

Heaven dan Dares-papanya, pun hanya membiarkan Harsy pergi begitu saja. Mereka sudah lelah jika harus selalu berdebat seperti ini.

"Heaven bawa Dahayu jalan-jalan saja, urusan mama biar papa yang urus," ucapnya sembari melirik Dahayu yang masih setia menunduk.

Heaven pun mengangguk sebagai tanda menyetujui dan segera beranjak dari duduknya dan mengenggam tangan Dahayu lembut.

Dahayu yang merasa tangannya digenggam pun mengangkat kepalanya dan menatap Heaven, dengan kening yang berkerut dan satu aslinya dinaikkan.

Heaven pun tersenyum dan berbisik ditelinga Dahayu.

"Ayo kita jalan-jalan sayang," bisik Heaven tepat ditelinga Dahayu.

Dahayu yang mendengar pun merasakan pipinya panas, dan pasti terlihat jika pipinya merona.

"Blushing,"ejek Heaven dengan sedikit terkekeh.

Dahayu yang mendengar itupun reflek menepuk pipi Heaven, untung tidak keras jadi tidak akan sakit.

BERSAMBUNG...

⚠⚠⚠
See you next chapter guys.

Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang