CHAPTER 4

91 47 18
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

⚠⚠⚠

Pagi ini, heaven sampai didepan gapura besar berwarna hitam, gapura bertuliskan selamat datang. Sepertinya sudah lama sekali dirinya tidak menginjakkan kakinya disini, tempat masa kecilnya dahulu.

Mungkin dia sudah melewatkan beberapa perubahan besar yang ada di desa ini. Buktinya dia baru melihat beberapa rumah yang dulunya belum ada dan sekarang sudah terbangun rumah-rumah baru yang mungkin ini baru di bangun beberapa waktu lalu.

Tetapi entah mengapa heaven masih tetap merasakan suasana khas desa ini setelah beberapa tahun berlalu. Dengan suasana yang sangat asri dan sejuk, disini masih ada banyak pohon dan tanaman lainnya yang semakin menambah sejuk.

"Sudah lama sekali sepertinya," ia mendesah kecil. Heaven menggerakkan kakinya untuk beranjak mendekati beberapa orang yang sedang mengobrol dipinggir jalan, disini masih banyak ladang. Dulu heaven pernah diajak sang papa melihat ladang yang sedang ditanami beberapa sayuran.

Orang desa sini biasanya menanam sayuran yang sedang musim dan setelah panen mereka akan membawa hasil panennya ke kota untuk dijual, ada juga beberapa orang yang memilih menjual dijurangan sayur karena tidak punya mobil untuk membawa hasil panen nya ke kota.

Heaven menyapa beberapa orang yang ada dipinggir jalan, dengan ramah mereka membalas sapaan Heaven. Mungkin beberapa ada yang bingung dirinya siapa namun ada juga yang mengenalinya. Karena dirinya sudah sangat lama tidak mengunjungi desa ini.

"Ah, apa sebaiknya aku tinggal disini saja?" Heaven terkekeh, menyisir rambut depan yang menutupi kacamatanya ke belakang tanpa sadar, benar-benar tidak sadar jika beberapa orang sedang menjadikannya pusat perhatian sekarang.

"Semoga dia benar-benar ada disini." pria itu tersenyum kecil.

Dia terlalu bersemangat sampai tidak tahu jika seorang wanita sedang berlari dari arah kirinya. Mereka tentu saling bertabrakan, wanita itu jatuh terduduk dan barang yang dibawa  berhamburan keluar dari dalam plastik. Wanita itu lantas memegangi kepalanya yang tertabrak bahu pria itu.

Meski kesakitan, wanita itu tidak ada keinginan untuk membuang waktunya untuk memperpanjang masalah ini. Dia masih lelah setelah memikirkan masalah yang sedang menimpanya saat ini.

Wanita itu bangun, dan memunguti barang belanjaannya, wanita itu baru saja dari pasar dan membeli beberapa bahan masakan.

"Maafkan saya nona, saya tidak- kamu kan yang waktu itu saya bantu!?"

Dahayu melotot mendengar suara pria yang membantunya saat itu, kenapa bisa dia berada disini. Dia mundur beberapa langkah saat pria itu membuka kacamata hitamnya dan menatap Dahayu dengan sama kagetnya.

"T-tuan. Ah maafkan saya. Saya harus segera pergi sekarang," Dahayu gugup, dia buru-buru mengambil plastik yang berisi barang belanjaannya dan beranjak menjauh dari pria itu.

Dahayu benar-benar tidak menyangka jika pria ini akan datang ke desanya. Dia takut jika harus berurusan dengan pria terhormat itu.

Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang