CHAPTER 17

51 32 19
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

⚠⚠⚠

Setelah kejadian tadi malam, Asraf dan Dahayu mulai merasa canggung saat sedang berdua ataupun tidak sengaja bertemu.

Pagi ini Dahayu memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri, karena kesehatan Dahayu sudah seperti biasanya jadi Dahayu memutuskan untuk kembali kerumah. Hidup sendiri sembari mencari sang adik.

Dahayu mulai memasukkan bajunya kedalam tas besarnya, tidak lupa Dahayu juga memasukan semua novelnya.

Saat sedang memasukkan barang-barangnya, bu Santi masuk kedalam kamar Dahayu.

"Sudah selesai berkemasnya?" tanya bu Santi yang melihat Dahayu sedang memasukkan novelnya.

"Ini bu sebentar lagi," jawab Dahayu sembari tersenyum tipis kearah bu Santi.

Bu Santi menganggukan kepalanya paham. "Apa mau ibu bantu?" bu Santi menawarkan kepada Dahayu yang terlihat sedikit kewalahan saat sedang menutup resleting tasnya.

Dahayu yang sedang sekuat tenaga menutup resletingnya pun tertawa kecil. 

"Tidak usah bu Dayu bisa," jawab Dahayu sembari memaksakan resleting tasnya yang isinya sudah sangat penuh hampir tidak muat semua, tapi berkat paksaan Dahayu resletingpun bisa tertutup sempurna.

"Yasudah kalau bisa, ibu tinggal kedapur dulu ya mau masak sarapan," pamit bu Santi kepada Dahayu, yang saat ini sudah selesai mengemas barangnya.

"Ayo bu Dayu bantu."

Dahayu pun berjalan pelan mendekat ke arah bu Santi yang saat ini sudah berada di depan pintu. Bu Santi yang mendengar pun menolehkan kepalanya kebelakang.

"Kan kamu sedang mengemas, bantu nya nanti saja tidak apa kok," Jawab bu Santi sembari mengelus lembut kepala Dahayu. Bu Santi sudah menganggap Dahayu seperti anaknya sendiri.

Sayang yang diberikan bu Santi untuk Dahayu itu sangat tulus.

"Sudah selesai kok," balas Dahayu sembari tersenyum manis.

Bu Santi melihat ke belakang Dahayu dan bener saja barang-barang milik Dahayu yang tadi sempat tercecer kemana-mana sekarang sudah tidak ada, kamarnya pun sudah rapi seperti sebelumnya.

"Yasudah ayo kita masak bersama," ucap bu Santi sembari menggandeng tangan Dahayu.

Dahayu pun tersenyum senang karena bu Santi terlihat begitu menyanyanginya walaupun dia hanya anak tetangga yang sudah tidak memiliki keluarga lagi, masih ada cuma mereka sudah membuangnya begitu saja.

Dahayu jadi ingat jika nanti Dahayu akan pergi ke makan sang nenek, sebenarnya sudah lama dia ingin berkunjung ke makam sang nenek, tetapi karena ada kejadian yang tidak diinginkannya terjadi Dahayu tidak ingat dengan itu.

Tetapi sekarang Dahayu harus menyempatkan diri untuk berkunjung ke makam sang nenek. Dahayu sedih kembali karena mengingat sang nenek.

"Kamu kenapa Dayu? Kok melamun?" tanya bu Santi yang melihat Dahayu melamun dengan pandangan mata yang entah sedang melihat kemana.

Pandangan mata yang menyiratkan akan kesedihan dan penyesalan.

"Eh tidak apa-apa kok bu, ayo kita masak," sahut Dahayu sembari memasang senyum manisnya. Mereka pun melanjutkan jalannya menuju dapur.

Ternyata Asraf sudah berada di dapur dan terlihat sedang membuat kopi, pandangan mata kami bertemu, tetapi buru-buru Dahayu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Asraf pun sama mengalihkan pandangannya ke arah lain, dan tersenyum kepada bu Santi, setelah itu Asraf melenggang pergi dari dapur dengan membawa segelas kopi panas kesukaannya.

Asraf berjalan santai sembari mengaduk kopinya yang masih panas, menuju teras rumah.

Hari ini Asraf memutuskan pergi ke ladang, sembari menghilangkan pikirannya tentang Dahayu. Setelah Asraf mengungkapkan perasaan malam itu, Asraf semakin berubah menjadi lebih pendiam dari biasanya.

Terutama kepada Dahayu, Asraf bersyukur jika Dahayu akan kembali ke rumahnya, maka dirinya dan Dahayu akan jarang bertemu jika tidak ada kegiatan desa.

Dahayu dan bu Santi sedang asik berkutat dengan peralatan dapur, Dahayu sedang menggoreng ikan asin sedangkan bu Santi dengan menumis sayur.

Pagi ini mereka memasak masakan sederhana yang sudah biasa mereka makan, tetapi kali ini sedikit berbeda karena bu Santi juga menggoreng ayam.

Beberapa menit berlalu, sekarang mereka sudah berkumpul diruang makan dengan meja yang sudah dipenuhi berbagai lauk pauk yang baru saja Dahayu dan bu Santi masak bersama.

Mungkin ini akan menjadi sarapan bersama mereka yang terakhir kalinya, karena mulai nanti Dahayu sudah kembali ke rumahnya dan pastinya sudah tidak akan ke rumah ini lagi jika tidak ada keperluan yang mendesak.

"Sarapan kali ini pasti akan menjadi sarapan yang berkesan ya," celetuk bu Santi yang membuat Asraf dan Dahayu saling berpandangan.

"Memangnya berkesan karena apa bu?" balas Asraf menatap bu Santi, bu Santi yang mendengar itupun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa, ayo makan saja," ujar bu Santi mengalihkan topik pembiayaan, seperti bu Santi salah berucap tadi.


BERSAMBUNG...

⚠⚠⚠
See you next chapter guys.
Maaf sedikit ya, Aeii lagi sakit soalnya.

Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang