CHAPTER 20

47 27 17
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

BAGI YANG PENASARAN SAMA JAWABAN DAHAYU BISA BACA ULANG BAB SEBELUMNYA YA, KARENA BAB SUDAH AEII TAMBAHIN JADI KALIAN BISA BACA AKHIR BAB NYA AJA, MAAF YA. OKE SELAMAT MEMBACA.

⚠⚠⚠

Heaven merutuki dirinya sendiri kenapa kemarin tidak meminta nomor ponsel Dahayu. Kan sekarang jadi tidak repot seperti ini, karena Heaven ada urusan mendadak dan baru bisa menjemput Dahayu pada sore hari.

Harusnya pagi ini Heaven sudah berangkat ke kampung Dahayu. Pasti sekarang Dahayu sudah menunggu Heaven.

"Kenapa saya lupa."

Heaven mengacak-acak rambutnya frustasi.
Jadi sekarang Heaven harus melakukan apa?

Heaven sudah dikantor dan sebentar lagi akan meeting.

Duduk di kursi kebesarannya sembari menunggu Jaylen datang untuk memberikan informasi jika meeting akan dimulai.

Beberapa menit menunggu Jaylen datang namun belum datang juga, dan Heaven menemukan ide untuk menghubungi Dahayu.

Heaven membuka salah satu aplikasi sosmed dan mengetikkan nama Dahayu disana.

beberapa nama sudah dia cari namun tidak ada, dan Heaven mencoba menggunakan bnama belakang Dahayu, dan bener saja di pencarian paling atas ada akun Dahayu, Heaven memencet akun yang photo profilnya adalah foto Dahayu.

Heaven segera mengirim pesan ke akun itu namun akun Dahayu sedang tidak aktif. Jadi Heaven memutuskan untuk menunggu balasan dari Dahayu.

Namun sudah lima menit, tak ada balasan satu pun dari Dahayu.

Saat itu juga Jaylen masuk ke dalam  ruangan Heaven dan menginformasikan jika meeting akan segera dimulai. Dengan terpaksa Heaven pun beranjak dari duduknya dan berjalan terlebih dahulu dengan Jaylen dibelakang nya.

Mereka pun masuk ke ruangan yang akan digunakan untuk meeting, dan duduk dikursi masing-masing sedangkan Heaven duduk dikursi paling depan. Karena Heaven lah sang pemimpin mereka.

Meeting ini dilakukan hanya untuk pegawai nya saja, bukan meeting antar perusahaan.

Sedangkan ditempat lain, Dahayu sedang uring-uringan menunggu Heaven yang tidak kunjung datang.

Dahayu cemas karena takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepada Heaven.

"Kenapa tuan Heaven belum datang juga, padahal sudah siang seperti ini," ucap Dahayu sembari celingukan kesana kemari.

Dahayu yang tadinya menunggu Heaven didepan teras rumahnya pun masuk lagi, dan berusaha berpikir positif.

Mungkin saja dia terjebak macet. Pikir Dahayu.

Dahayu pun mengambil ponselnya yang berada disaku celananya dan membuka nya.

Ternyata ada pesan dari salah satu sosmednya, Dahayu pun segera membukanya.

@heaven_imanueel

'Saya sedang meeting sebentar, mungkin saya akan menjemput kamu diwaktu sore, apa tidak apa?'

Dahayu membaca pesan itu dengan bernafas lega.

Dahayu pun segera mengetikkan balasan.

'Oh yasudah tidak apa Tuan'

Dahayu membalas pesan dari Heaven.

Baru terkirim tetapi sudah langsung Hevelius balas.

'Ya, tolong jangan panggil saya Tuan lagi karena saya bukan tuan kamu, tetapi kekasih kamu,' Jawab Heaven.

Dahayu membaca itu sembari tersenyum malu karena sudah dianggap kekasih oleh Heaven.

'Terus saya panggil apa?' Dahayu mengetik itu dan langsung dikirimnya.

Saat Heaven sudah membalas Dahayu sedang tidak memegang ponselnya karena tadi setelah mengirim pesan itu Dahayu dipanggil oleh bu Santi.

Dahayu yang dipanggil pun segera keluar menemui bu Santi.

"Dayu ini ibu bawa bakwan anget, barang kali kamu belum makan siang, atau mau makan cemilan," ucap bu Santi sembari mengulurkan satu piring bakwan yang asapnya masih mengepul. Mungkin baru saja matang.

"Eh tidak usah repot bu Dayu sudah makan tadi, mending ini buat ibu dan mas Asraf saja," tolak Dahayu dengan halus.

"Tidak repot, saya masih ada dirumah," jawab bu Santi sembari mengambil tangan Dahayu dan menyuruhnya untuk menerima bakwan pemberiannya, Dahayu pun akhirnya menerima bakwan terserah karena tidak enak jika menolaknya lagi.

"Terima kasih ya bu, nanti Dayu kembalikan piringnya," Dahayu berterima kasih ke bu Santi, sembari tersenyum bahagia dan tulus.

Bu Santi pun menganggukkan kepalanya dan membalas senyum Dahayu. Setelah itu bu Santi berpamitan dan meninggalkan rumah Dahayu.

Dahayu pun masuk kedalam rumah lagi dan meletakkan piring di dapur, Dahayu pun mengambil satu bakwan dan memakannya.

Membalas pesan Heaven dengan ditemani sepiring bakwan panas.

Bakwan buatan bu Santi memang enak sekali, dulunya bu Santi penjual gorengan, tetapi setelah Asraf dewasa dan sudah bisa mencari uang akhirnya bu Santi berhenti menjual gorengan.

'Apapun itu boleh, sayang atau mas mungkin?'

'Maunya dipanggil gimanaa?' bukannya menjawab Dahayu malah bertanya balik.

'Mas boleh' jawab Heaven.

'Yasudah kalo begitu saya panggil Mas saja' akhirnya Heaven mempunyai panggilan spesial dari Dahayu.

Mereka pun melanjutkan percakapan, seperti berbasa-basi saja seperti menanyakan sudah makan dan sedang melakukan apa. Setelahnya  Heaven meminta nomor Dahayu dan segera Dahayu berikan. Setelah itu mereka sudah tidak melanjutkannya percakapannya lagi.

BERSAMBUNG...

⚠⚠⚠
See you next chapter, besok aku tambahin ya.

Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang