CHAPTER 12

63 38 20
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

⚠⚠⚠

Bugh

Satu tinjuan mengenai pipi dari salah satu pria bertopeng. Asraf meninju pria yang menunjuknya dengan tongkat.

Sedangkan pria bertopeng yang lain menyerang Heaven, Jaylen dan pak kades.

Mereka semua bersama-sama melawan pria bertopeng, saat yang lain sedang sibuk bertarung, Heaven diam-diam masuk ke dalam.

Berjalan dengan sangat pelan dan hati-hati, takut jika salah satu dari mereka ada yang menyadari, ataupun curiga.

Heaven masuk ke dalam satu persatu ruangan, tetapi tidak ada satu orang pun. Heran, apa memang benar jika para pria bertopeng itu tidak menyembunyikan Dahayu?

Ah tapi tidak mungkin juga kan, jika GPS itu menunjukkan lokasi yang salah. Heaven pun merasa jangal dengan salah satu ruangan, kenapa dirumah ini ada rak buku besar.

Jangan-jangan dibalik rak itu ada ruangan tersembunyi? Batin Heaven.

Heaven pun memutuskan masuk lagi ke ruangan yang dicurigainya tadi.

Tetapi saat heaven baru melangkah kakinya, Heaven merasa jika tangannya dicekal. Segera membalikkan badannya dan benar saja ada yang mencekal tangannya.

Pria bertopeng itu mengikuti Heaven sejak tadi, tetapi Heaven tidak menyadarinya.

"Mau kemana kau?" Tanya pria bertopeng dengan suara seraknya.

Heaven diam tidak menjawab pertanyaannya pria itu, melainkan langsung meninju pipi pria itu. Pria itu meringis dan segera membalas tinjuan heaven.

Sebelum pria itu membalas Heaven sudah lebih dulu menghindar. Heaven segera menendang perut pria itu dan pria itu pun terjungkal kebelakang.

Heaven yang melihat pun segera memukul pria itu sampai pria itu tidak sadarkan diri.

Lemah sekali pria itu, baru juga segitu sudah pingsan,  batin heaven.

Heaven tersenyum miring dan mengikat tangan dan kaki pria itu, dan mengantungkan pria itu di atas pintu.

Setelahnya Heaven melanjutkan niat awalnya yang ingin kembali ke ruangan yang berisi rak-rak buku besar.

Heaven masuk ke ruangan yang isinya hanya rak buku besar Heaven segera mencari celah di rak buku, tetapi tidak ada. Apa rak ini memiliki kunci?

Tidak sengaja Heaven menjatuhkan buku, dan rak besar itu terbuka secara perlahan.

Heaven terkejut, tetapi setelahnya tersenyum senang. Merasa senang karena sudah berhasil membuka rak rahasia ini.

Rak terbuka sepenuhnya, dan menampilkan ruangan yang besar, tetapi didalam ada satu pintu lagi berwarna hitam.

Apa Dahayu dikurung disana? Pikir Heaven.

Heaven berjalan dengan pelan, sembari melihat ke sekelilingnya. Heaven ingin membuka pintu itu tetapi tidak bisa, seperti dikunci.

Heaven mencari cara agar pintu dapat dibuka. Tetapi tidak ada cara lain selain mendobraknya.

Heaven pun melakukan dobrak kencang, dan ya pintunya terbuka.

Bugh

Bguh

Suara itu masih terdengar di depan rumah besar ini.

Jaylen sudah berhasil melumpuhkan beberapa pria bertopeng, begitu juga dengan Asraf dan pak kades. Walaupun begitu tetap saja mereka mendapat luka.

Tetapi yang paling banyak mendapatkan luka adalah pak kades. Karena lengan tangan pak kades tergores pisau.

Pak kades pun meringis kesakitan, dan berusaha menghentikan darah yang keluar dari lukanya, sepertinya luka pak kades cukup dalam.

"Pak kades masih sanggup melawan mereka? " Tanya Asraf kepada pak kades yang kelihatannya sudah tidak mampu untuk melawan pria bertopeng itu, karena pria bertopeng itu masih banyak yang belum bisa dikalahkan.

"M-masih mas, tenang saja," Jawab pak kades dengan suara yang sedikit terbata, karena menahan rasa sakit di lengannya.

"Kalau sudah tidak bisa bapak pergi ke mobil saja pak, biar ini menjadi urusan saya sama yang lain, " Jelas Asraf, karena tidak percaya dengan pak kades yang kondisinya sudah seperti itu.

"Masih bisa, saya masih bisa," Kekeh pak kades. Asraf pun mengangguk walaupun ragu.

"Awass!" Teriak pak kades saat melihat pria bertopeng akan memukul Asraf dari belakang.

Asraf yang mendengar itu pun segera berbalik badan dan menangkis pukulan itu. Pria bertopeng jatuh tersungkur.

Asraf yang melihat segera memukul pria itu dengan membabi-buta.

Pria itu meminta ampun kepada Asraf, tetapi tidak Asraf hiraukan.

Asraf menginjak kaki pria bertopeng dengan sedikit keras. "Arghh," Erangan pria itu terdengar sedikit memilukan.

"Dimana kalian menyembunyikan Dahayu? " Tanya Asraf dengan suara yang berbisik ditelinga pria itu.

Pria itu tidak menjawab, Asraf pun menguatkan injakan nya di kaki pria itu. "Arghh ampun, saya mohon," Pria itu memohon kepada Asraf.

"Cepat jawab pertanyaan saya maka akan saya lepaskan kamu," Tekan Asraf sekali lagi.

"Di-didalam tu-tuan," Akhirnya pria itu menjawab, Asraf tidak benar-benar melepaskan pria itu melainkan menyeret pria itu dan membawanya masuk ke dalam rumah, dan membawanya ke sebuah ruangan.

Mengikat pria itu di salah satu tiang yang berada di dalam ruangan. Mengikat kaki dan tangannya dengan erat. Mungkin jika pria itu terus memberontak maka akan lecet tangannya.

Jaylen yang sudah melumpuhkan banyak pria bertopeng pun tersenyum senang, tetapi masih ada satu pria bertopeng yang entah hilang kemana.

Jaylen lebih memilih untuk membantu pak kades yang sudah terluka cukup parah.

Menghampiri pak kades yang terduduk sembari memegang lengannya, terlihat jika pak kades kesakitan. Karena pak kades terus meringis.

"Mari saya bantu ke mobil saja pak," Tawar Jaylen kepada pak kades.

Pak kades yang merasa dirinya sudah tidak bisa apa-apa pun menganggukkan kepalanya. Sudah pasrah karena selama ini dirinya belum pernah bertarung dengan orang banyak apalagi sampai terluka akibat goresan pisau.

"Terima kasih, tuan Jay." Pak kades berterima kasih kepada Jaylen yang saat ini sedang memapahnya.

BERSAMBUNG...

⚠⚠⚠
See you next chapter guys.





Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang