Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.⚠⚠⚠
Saat ini Dahayu sedang duduk termenung didepan jendela kamarnya. Entah sudah berapa lama. Saat Dahayu sedang melamun, Dahayu dikagetkan dengan kehadiran Asraf.
"Dayu," panggil Asraf, tetapi Dahayu tidak menyahut dan Asraf memutuskan untuk menepuk pundak Dahayu pelan.
"Aduh, Mas Asraf kenapa mengagetkan," ucap Dahayu kesal.
"Heheh maaf ya habisnya kamu saya panggil tidak menyahut," jawab Asraf sembari mengaruk kepala yang yang tidak gatal.
"Yasudah ada apa Mas Asraf datang kesini," tanya Dahayu penasaran karena tidak biasanya Asraf akan datang ke kamarnya jika bukan karena suruhan bu Santi.
"Sebenarnya saya ingin menyampaikan sesuatu kepadamu," balas Asraf dengan suara pelan. Dahayu yang mendengar pun mengerutkan keningnya.
"Apa itu? " tanya Dahayu begitu penasaran.
"Meski setiap kata-kata selalu bersembunyi seakan sulit untuk mengungkapkannya. Tapi hari ini saya akan memberanikan diri untuk mengatakan yang sejujurnya jika selama ini saya mencintai mu," ungkap Asraf dengan perasaan yang tidak karuan, sebenarnya Asraf tidak ingin mengatakannya ini sekarang, namun karena ibunya sudah tau dan memaksanya untuk segera mengungkapkannya maka Asraf pun menyetujuinya.
Deg...
Apa ini? Mas Asraf mencintai ku? Batin Dahayu.
Dahayu diam sejenak, berusaha mencari jawaban yang tepat untuk ini.
"Aku sungguh tak menduga sebelumnya jika kamu menyimpan perhatian lebih kepada ku Mas. Namun aku takut jika aku tidak bisa membalas perasaan mu, karena aku tidak mungkin berbohong dengan perasaan ku sendiri. Maafkan aku karena hatiku sudah ada yang mengisinya. Sejujurnya aku tak ingin menyakiti perasaan mu, tapi bagaimana lagi aku tidak akan bisa membohongi perasaan ku sendiri." jawab Dahayu dengan kepala yang menunduk.
Asraf yang mendengar pun merasakan sakit, namun apa yang bisa Asraf perbuat? Selain mengikhlaskan dan menerima semua ini.
Asraf menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya dengan pelan.
"Jadi begitu? Yasudah tidak apa Dayu, saya mengerti, dan maaf jika saya sudah lancang menaruh rasa kepadamu, kalau begitu saya pamit keluar." Benar saja setelah mengatakan itu Asraf pergi meninggalkan Dahayu yang sekarang sudah menetaskan air matanya.
Bukan maksud Dahayu ingin menyakiti perasaan Asraf tetapi memang benar kenyatannya jika Dahayu sudah mencintai pria lain.
Asraf berjalan keluar, Asraf memutuskan untuk merenung diteras rumah.
Saat itu juga bu Santi keluar dan duduk disamping Asraf, menepuk pundak sang anak dengan pelan.
"Sudah tidak apa mungkin ini memang bukan takdirnya," ucap bu Santi. Asraf yang mendengar pun segera menghadap ke arah sang ibu yang saat ini tersenyum sembari mengelus punggungnya.
"Iya bu mungkin ibu benar," jawab Asraf sembari mengambil tangan sang ibu untuk di genggamnya.
"Masih banyak gadis lain diluar sana, sudah tidak usah galau, kamu ini sudah dewasa bukan abg yang lagi sakit hati," gurau bu Santi dengan sedikit disertai tawa kecil, niatnya sih untuk menghibur sang anak yang sedang galau karena cintanya ditolak.
Asraf tertawa sumbang. "Iya bu Asraf tahu," jawab Asraf sembari memandang kedepan.
"Yasudah tidur saja sudah malam," suruh bu Santi kepada anak satu-satunya ini.
"Iya bu sebentar lagi, ibu kalau sudah mau tidur silahkan nanti Asraf tidur juga," jawab Asraf sembari tersenyum kecil.
Bu Santi mengangguk. "Jangan malam-malam ya kamu, kalau sudah tidak galau langsung tidur," bu Santi membalas dengan sedikit terkekeh diakhir kalimatnya.
"Iya bu iya." patuh Asraf.
Bu Santi pun tertawa kecil sembari berjalan masuk kedalam.
Dahayu pun memutuskan tidur, sebenarnya susah karena masih kepikiran dengan ungkapan cinta dari Asraf. Tetapi mau bagaimana lagi memang itu sudah keputusan yang terbaik menurutnya.
Dahayu sudah berada di alam mimpi, sedangkan Asraf dia masih duduk diteras dengan perasaan yang sedang tidak baik-baik saja.
Patah hati.
Karena sudah ditolak Dahayu, walaupun begitu Asraf tidak akan membalas rasa sakit ini kepda Dahayu. Mungkin memang Dahayu bukan ditakdirkan untuk menjadi miliknya.
Takdir Dahayu berkata jika dia mencintai pria lain? Siapa pria itu?
Apakah pria itu adalah pria kota? Atau salah satu pria yang kemarin membantunya mencari Dahayu?
Entahlah Asraf tidak ingin menebak.
Asraf pun memutuskan masuk ke dalam rumah karena hawa malam yang semakin dingin, hingga menembus kulitnya.
Asraf masuk ke kamarnya dan segera membaringkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya. Kasur yang sudah ada sejak dirinya masih kecil. Walaupun anak tunggal Asraf sudah tidur sendiri.
Asraf bukanlah anak manja, yang harus apa-apa dituruti langsung.
Sedari umur 10 tahun Asraf sudah tinggal ditempat neneknya yang jaraknya lumayan jauh dari kampungnya ini.
Kembali ke sini saat umurnya sudah menginjak 24 tahun.BERSAMBUNG...
⚠⚠⚠
See you next chapter guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Love? {TERBIT}
General Fiction⚠️{SEDANG PROSES REVISI MOHON MAAF JIKA PENULISANNYA TIDAK RAPI DAN ALURNYA YANG TIDAK JELAS, YANG TIDAK SUKA BOLEH LANGSUNG SKIP CERITANYA} Cerita ini menceritakan tentang keraguan cinta seorang gadis dari kampung, karena yang mencintainya adalah s...