CHAPTER 2

142 65 42
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

⚠⚠⚠

Pagi ini Dahayu benar-benar pergi meninggalkan kota. Sudah hampir enam bulan lamanya dirinya berada di kota. Meninggalkan adik dan nenek tersayangnya, demi mencari uang untuk menghidupi keluarga nya sekarang.

Orangtuanya sudah pergi entah kemana, mungkin sudah bahagia bersama keluarga barunya masing-masing. Sedangkan dirinya dan adiknya ditelantarkan bagitu saja. Dulu keluarganya sangat bahagia, masih lengkap dan lebih lengkap lagi saat adiknya hadir di keluarga kecil mereka.

Ayahnya selalu bersikap baik, lembut dan sangat penyayang kepada dirinya dan adiknya. Terutama pada ibunya, tapi itu dulu sebelum keluarganya hancur.

Flashback on.

Saat itu Dahayu baru pulang dari rumah temannya. Ketika baru sampai di ruang tamu Dahayu mendengar suara berisik dari arah kamar dirinya dan orangtuanya. Karena penasaran Dahayu membuka pintu kamarnya dan melihat kedua orangtuanya sedang bertengkar entah sedang meributkan apa. Masih didepan pintu, ingin masuk namun takut melihat ayah dan ibunya bertengkar seperti itu, sebelumnya Dahayu belum pernah melihat keduanya bertengkar seperti ini.

Dahayu memberanikan diri masuk ke dalam kamar dan ingin melerai orangtuanya namun belum sempat melerai dirinya sudah terkena lemparan gelas dari ayahnya. Gelas kaca besar itu mengenai kepala Dahayu.

"Akhh," Rintihannya kaget, orangtuanya yang mendengar hanya menoleh dan menatap tajam ke arah Dahayu. Sedangkan Dahayu masih mencoba menahan rasa sakit dikepalanya.

"A-yah ibu kenapa kalian bertengkar," Tanya Dahayu sambil menatap keduanya secara bergantian.

"Ini bukan urusan kamu Dayu, cepat sana kamu keluar," Jawab ibunya dengan nada yang menahan amarah.

"Ta-api kenapa kalian bertengkar, Dayu ingin mengetahui alasannya bu," Ucap Dahayu penasaran. Dengan mata berkaca-kaca Dahayu segera keluar dari kamar. Menutup pintu kamar namun tidak menutup sepenuhnya.

Bukannya pergi, Dahayu memilih mendengarkan pertengkaran ayah dan ibunya dari sela pintu kamar yang tidak tertutup sempurna.

"Jadi selama ini kamu berselingkuh dengan pria itu, ven?" Tanya ayah dengan nada marahnya. Nada yang juga mengandung rasa tidak percayanya.

Veni-ibu Dahayu tidak menjawab melaikan berjalan menuju ke arah lemari dan mengambil tas besarnya dan memasukkan pakaiannya ke dalam tas.

"Jawab aku ven, kamu mau kemana?" Nando-Ayah Dahayu mencekal tangan sangat istri yang akan pergi menuju arah pintu. Veni pun berusaha melepaskan cekalan tangannya dari tangan sang suami.

"Iya benar, aku berselingkuh dengan Vernand, dan aku juga akan memilih dia daripada kamu mas." Akhirnya Veni menjawab pertanyaan Nando. Nando yang mendengar pun menjadi marah, dan akhirnya menampar wajah istrinya dengan keras.

Plak

Dahayu yang melihat pun semakin dibuat menangis, kenapa ayahnya tega menampar ibunya. Sebenarnya ada apa? Kenapa mereka bertengkar sampai separah ini.

"Oke kalau begitu kita cerai saja" Putus Nando, dan Veni pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum senang. Memang ini alasannya, dia ingin bercerai dengan Nando itu sudah lama. Dia lelah hidup susah bersama Nando.

Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang