CHAPTER 10

87 47 30
                                    

Halo semua.
Selamat datang di kisah tuan muda dan gadis kampung ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Vote dan komen kalian itu bikin semangat Aeii loh.
Jadi jangan lupa vote dan komen ya.

⚠⚠⚠

"Kita harus mencari Dahayu kemana pak kades?" Tanya Asraf yang sedari tadi sudah tidak bisa berpikir jernih, karena pikiranya sudah sampai kemana-mana.

"Susah kalau Dahayu tidak membawa ponsel, karena hanya ponsel yang bisa kita lacak," Jawab pak kades. Asraf yang mendengar jawaban dari pak kades pun menghela nafas pelan.

Heaven teringat sesuatu, jika Dahayu mantan pegawai dari hotel milik Arja berarti pakai jam yang diberikan oleh hotel, jam tangan khusus untuk pegawai hotel.

Jam yang memiliki GPS, mungkin jika Dahayu masih menggunakan jam itu maka bisa di lacak keberadaan nya.

"Jay, coba kamu hubungi Arja," Titah Heaven pada asistennya itu.

Jaylen yang mendengar pun segera melaksanakan perintah tuannya, menelfon Tuan Arja. Setelah tersambung Jaylen memberikan ponselnya kepada Heaven.

Heaven menerimanya dan segera mengarahkan ponselnya ke telinganya.

"Halo," Ucap Heaven.

"Iya halo, bagaimana?" Jawab Arja dari sebrang sana.

"Saya mau meminta bantuan, tolong lacak kan keberadaan pegawai yang baru kamu pecat itu segera, ini sangat penting." Heaven langsung berbicara ke intinya, karena Heaven tidak suka basa basi.

"Oke baik, lima menit lagi saya kirim lokasinya," Jawab Arja, setelah itu Heaven  mematikan panggilan nya secara sepihak.

Mereka diam tanpa ada yang berbicara sedikit pun, karena pikiran mereka sedang dipenuhi oleh rencana apa yang bisa digunakan untuk mencari Dahayu, tanpa melibatkan polisi terlebih dahulu.

Lima menit sudah berlalu namun Heaven belum mendapatkan kirim lokasi dari Arja, Heaven mengecek ponselnya dan ternyata Arja sudah mengirimkan lokasi, lokasi nya lumayan jauh dari daerah ini.

"Saya mendapatkan lokasi dimana Dahayu berada," Ucap Heaven tiba-tiba, pak kades, Asraf dan Jaylen pun terkejut.

Mereka semua langsung memperhatikan Heaven, menatap tidak percaya ke arah Heaven.

"Dimana itu?" Sahut Asraf penasaran, karena dirinya sudah benar-benar takut jika Dahayu mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.

"Disini, lumayan jauh," Jawab Heaven sembari memperlihatkan ponselnya ke arah mereka semua.

"Yasudah, ayo kita segera kesana," Ujar pak kades kepada mereka.

Mereka mengangguk, dan segera beranjak dari duduknya. Dan keluar dari ruangan pak kades. Pak kades meminta semua pegawai kelurahan untuk menghandel pekerjaanya, karena dirinya akan keluar.

Pegawainya pun mengiyakan perintah pak kades. Setelah itu mereka bersiap untuk segera pergi ke lokasi yang sudah Arja kirimkan.

Pak kades pergi menggunakan mobil Heaven dengan Jaylen yang mengemudikan mobil. Sedangkan Asraf dia menggunakan motornya, karena tidak mungkin jika dirinya meningalkan motornya di kelurahan. Takut jika motornya hilang karena ini adalah motor kesayangannya.

Mereka menghabiskan waktu diperjalanan sekitar dua jam, dan mereka sudah sampai. Ternyata lokasinya mengarahkan ke hutan.

Mereka pun heran kenapa bisa Dahayu ada disini. Apa Dahayu diculik oleh orang jahat?

Kenapa lokasinya mengarah ke hutan, batin Heaven.

"Apa kita harus masuk ke dalam?" Tanya Jaylen kepada Heaven dan pak kades yang masih dian didalam mobil.

Asraf turun dari motornya dan mengetuk kaca mobil Heaven.

Mendegar ketukan itu Jaylen segera membuka kaca, kaca pun terbuka menampilkan wajah lelah Asraf.

"Kita masuk kedalam? " Tanya Asraf kepada mereka.

Heaven dan pak kades menganggukkan kepalanya. Asraf pun mengangguk satu kali.
Heaven, Jaylen, dan pak kades pun turun dari mobil.

"Jangan berpencar," Perintah Pak kades kepada mereka semua. Mereka pun menganggukkan kepalanya, paham.

Mereka berjalan secara beriringan masuk ke dalam hutan. Mereka menemukan sebuah rumah besar yang terlihat tidak terurus, dan dengan pagar yang ditimbuhi beberapa tanaman.

Mereka penasaran dan memutuskan masuk ke dalam rumah itu. Saat Jaylen ingin membuka pintu mereka dikejutkan dengan suara seseorang.

"Siapa kalian!? " Seru seseorang dari belakang mereka, mereka pun terkejut, Jaylen pun mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.

Mereka pun membalikkan badanya kebelakang. Ternyata orang itu adalah seorang pria yang menggunakan topeng.

"Mau apa kalian kesini," Tanya pria bertopeng satunya, pria bertopeng tidak hanya satu melainkan banyak.

Mungkin ada sekitar sepuluh orang yang menggunakan topeng sebagai penutup muka mereka. Mereka susah dibedakan karena proposal tubuh mereka yang  hampir sama semua, tinggi badan, dan badan yang kekar. Mereka menggunakan jaket yang memiliki topi berwarna hitam, lengan mereka juga diikat dengan kain kecil berwarna merah. Entah itu digunakan untuk apa.

Mereka benar-benar tertutup dan susah dibedakan.

"Memangnya apa urusan kalian?" Jawab Heaven dengan suara tegasnya.

"Jelas ini urusan kami, karena ini wilayah kami," Jawab pria bertopeng yang berdiri di sebelah kiri dengan membawa tongkat entah tongkat apa. Mungkin tongkat sakti hahaha.

"Dimana kalian menyembunyikan Dahayu?" Tanya pak kades, karena dirinya sudah malas berurusan dengan orang-orang bertopeng seperti ini.

"Siapa itu Dahayu, kami tidak kenal," Jawab pria yang berdiri angkuh, berdiri dibarisan paling depan, mungkin ketua dari mereka.

"Sudahlah pergi saja kalian dari sini," Ujar dari salah satu pria bertopeng.

"Diamana kalian menyembunyikan Dahayu?" Cecar Asraf, sudah sangat kesal karena mereka masih berkelit seperti ini.

"Dahayu itu siapa, kami tidak mengenalnya," Sergah mereka. Huh bikin darah tinggi sekali mereka ini.

"Sudah lah tidak usah basa basi," Ucap Asraf sembari memegang kerah jaket salah satu dari mereka. Karena emosinya sudah tidak tertahankan lagi.

"Apa-apaan kalian ini!" Seru pria yang memegang tongkat, sembari mengarahkan tongkatnya ke arah Asraf.

BERSAMBUNG...

⚠⚠⚠
See you next chapter, dikit ya, maaf besok aku tambahin.

Is This Love? {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang