Siang hari...
Cuaca yang panas ditengah teriknya matahari dan momen yang pas untuk menjalani liburan di pantai. Pastinya semua orang mau untuk berlibur dan bersenang-senang di tepi pantai.
Berbeda dengan keluarga yang satu ini, berawal dari candaan di pagi itu..sampai siang pun tak kunjung membaik.
"Makasih," ucapnya dengan senyum simpul kearah sang istri yang terus mendiami nya.
Tanpa membalas ia langsung pergi di hadapan sang suami, sehingga sosok lelaki itu menghela nafas melihat kepergian wanita yang berjalan hingga ia tak melihatnya lagi.
"Apa itu tadi berlebihan? Aku pikir ia tak akan marah," ucap batinnya.
"Seharusnya aku pikir dulu sebelum mengucap itu kepadanya. Maafin saya flora!" Sesal lelaki itu yang tak lain dan tak bukan adalah freyan.
Setelah menghabiskan es teh nya, freyan berjalan ke arah dapur guna untuk meletakkan gelas tadi, ia juga berinisiatif untuk meminta maaf pada istrinya.
Cklett
"Sayang?" Sahut freyan.
"Hmm,"
"Maaf...maaf soal tadi," ucap freyan dengan memohon.
"Kamu tahu? Aku gak suka digituin, jelas lah kita beda! Ngapain harus di samain? Kalau belum takdirnya untuk dikaruniai anak lagi kita bisa apa? Gak semuanya harus dimulai dengan berhubungan badan yang kamu tahu! Emang kamu ngerasain yang nama nya hamil?" Ucap flora marah.
"Engga, maafin aku....iya aku, salah!" Sesal freyan.
"Sudah lah, kamu itu cuman mau enak nya aja!" Balas flora berjalan ke arah pintu.
Klet
"Kamu mau anak laki-laki kan? Sana sama yang lain, jangan sama aku," ucap flora sebelum benar-benar meninggalkan ruangan itu.
Freyan terdiam, rasa sesal dan kesalnya terus menggerogoti isi pikirannya.
"Arghh bodoh!!"
Bughh
Freyan memukul dinding ruangan itu dengan keras hingga membuat tangannya memerah.
.....
"Ekhemm udah bangun? Gimana? Tempatnya keren? Enak?" Ucap Tian ber smirk.
"Apa salah gua sama Lo?" Ucap orang itu dengan kesal.
Tian terkekeh. " Mau tahu? Nih.." Tian memutar rekaman video di depan mata Helios.
"Gimana? Masih mau ngelak?" Tanya Tian lagi.
"M-maafin saya pak, saya menyesal," ucap El memohon. "Lepasin saya pak! Saya mohon,"
"Lepas? Ahhahah gua bakal lepasin Lo, tapi? Semua berkas yang udah saya kerja harus kamu kembalikan!!"
"T-tapi saya gak ambil berkas itu pak? Saya bersumpah," ujar El.
Bughh
"Emang maling bisa mengaku? Saya punya teman juga buat nemenin anda disini," ucap Tian didepan mata El.
"Sino? Masuk!" Pinta Tian.
Sino membuka pintu itu dan menapakkan dirinya bersama lelaki yang tengah diikat dan mulut yang di lakban.
"Devan?" Ucap El kaget.
"Lepas lakban nya," pinta Tian diangguki sino.
Srettt
"Shh..awshh" Devan meringis.
"D-devan? Lo gakpapa kan?" Tanya El.
"Gua gakpapa," jawab Devan.
"Ikat! Biarkan mereka berdua di sini, sebelum mereka mengakui semua perbuatannya, jangan ada yang berani melepas mereka! Jika ada, kalian yang akan tanggung akibatnya," ancam Tian pada suruhannya.
Disisi lain...
Freyan kini berada di kantor untuk mengecek perusahaan yang diambil alih oleh christian. Walaupun flora mendiami nya, ia tetap izin padanya.
"Fre!?!?" Panggil seorang wanita.
"Loh? Cepio, kapan balik dari jepang? Kok gak ngabarin?" Ucap freyan bertanya.
"Lupa gua fre. Lo? Tumben banget datang kesini, ada perlu apa?" Tanya balik fiony.
"Gakpapa, gua cuman lihat-lihat doang, habis ini juga cabut" jawab freyan.
"Gitu yah...lu mau gak ikut gua kerumah?" Fiony bertanya kembali.
"Buat?" Freyan mengerutkan dahinya dan mengangkat alisnya.
"Mami kangen sama lu, katanya elu udah lama banget gak kerumah. Itupun waktu lu kerumah pas 2 tahun lalu," ujar fiony.
"Sibuk ngurus anak sama istri gua dirumah, mana sempat hehe," balas freyan. "Boleh aja sih, kebetulan gak ada kerjaan."
"Yasudah ayo aja," ajak fiony.
"Kita pakai mobil gua aja ce," pinta freyan diangguki fiony.
.....
"Apa aku tadi berlebihan?" Gumam flora yang tengah duduk dibalkon sendirian.
"Kalau saja dia gak mulai, mungkin kita gak kayak gini."
Flora berpikir sejenak untuk mendinginkan isi pikirannya, ia pun berdiri untuk menuju kantor freyan.
Tak lupa juga ia membawa Syifa, flora membawa bekal untuk freyan makan sebagai tanda permintaan maafnya.
"Kang? Kita ke kantor freyan yah, tapi sebelum itu....kita mampir dulu ke toko untuk perlengkapan Syifa," pinta flora pada kang ojak.
"Siap nyonya!" Jawab kang ojak.
Mereka pun pergi meninggalkan halaman rumah.
Didalam mobil...
"Nanti cipa mau kado apa dari mama?" Tanya flora pada syifa yang tengah menatapnya.
"Ihh anak mama cantik banget sih," flora gemesh sendiri melihat wajah polos Syifa.
"Udah sampai nyonya," sahut kang ojak, ia keluar untuk membukakan pintu mobil buat flora.
"Makasih ya kang," ucap flora tersenyum.
"Siap, sama-sama Nya!" Balas kang ojak.
Setelah berbelanja kebutuhan Syifa, flora berjalan ke arah mobil dan melanjutkan perjalanannya menuju kantor.
Setelah sampai flora menghela nafas dalam-dalam.Karna jujur, ia deg-degan untuk berjumpa dengan suaminya.
"Ayo flora! Kita selesaikan semuanya tanpa ada keributan," flora bergumam.
Kini ia berjalan masuk ke kantor itu, flora berinisiatif untuk keruangan yang sering menjadi tempat kerja freyan.
Flora terdiam, memberhentikan langkahnya dan menatap salah satu ruangan karyawan Freyan.
Manik matanya berkaca-kaca dan meneteskan air mata saat melihat sosok yang ia temui dan ternyata bersama dengan wanita lain.
"Tega kamu!" 2 ucapan yang flora lontarkan, setelah itu ia berlari kencang meninggalkan kantor itu.
Tian sempat melihatnya dan menoleh ke arah ruangan yang ditempati Yori.
"Gawat! Pasti flora mikir itu freyan," rasa Panik di dalam diri Tian sangat tinggi, ia lupa jika ada farell disini.
Flashback on
Mengapa Tian tahu kalau flora ada di kantor? Karna ia melihat ojak yang sedang berada di parkiran mobil. Tian berjalan ke arah ojak, " ngapain kang?" Tian bertanya
"Ini pak, saya lagi nunggu Nyonya flora, katanya pengen ketemu sama pak freyan," itu lah jawaban dari ojak.
Tian berlari masuk ke dalam kantor, tetapi ia tak sempat memberhentikan flora. Kini dugaan nya benar-benar terjadi.
Flashback off
Flora menangis dengan memeluk lututnya sendiri.
"Aku pikir yang aku omongin tadi gak akan kamu lakukan,"
Bersambung