Hari semakin malam. Bintang yang bertaburan menghiasi gelap nya malam serta tak lupa juga di tambah oleh sinarnya bulan di malam hari.
"Semoga bunga ini bisa buat aku sama flora baikan lagi," gumam lelaki tak lain iyalah freyan. Sesekali ia menghirup buket bunga itu dengan senyuman yang penuh arti.
Ia mengendarai mobil nya menuju rumah dengan kesenangan hatinya, ia berharap malam ini, ia bisa menaklukkan hati flora. Berharap ia tak akan di diami lagi oleh sang istri.
Namun, ia belum tahu apa yang terjadi di siang tadi. Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya ia telah sampai.
"Assalamualaikum," sahut freyan namun, ia tak melihat flora di ruangan keluarga.
Freyan berjalan menuju kamar dengan bunga yang ia sembunyikan di belakang punggung nya.
Cklett
"Sayang!?" Ucap freyan antusias. Tetapi, tak ada senyuman dari wajah flora.
"Aku bawain kamu bu-"
Plakk
Tak sempat freyan mengucapkan lagi, ia tiba-tiba di tampar oleh sosok wanita yang ada dihadapan nya.
Kaget, itulah yang freyan rasakan. Ia memegang pipi kanan nya yang memerah dan menatap flora.
"JAHAT!!!" Teriak flora dengan sendu menatap freyan penuh kemarahan, ia juga memukul dada bidang Freyan beberapa kali.
"Hei..hei, kenapa? Aku jahat kenapa?" Tanya freyan memberhentikan aksi flora, ia memegang kedua tangan flora.
"Lepas!!" Dengan cepat flora menepis kasar tangan freyan dan mundur beberapa langkah.
Freyan melangkah untuk menghampiri flora, tetapi flora malah ikut mundur jika ia menghampirinya.
"Pergi!! Jangan ganggu aku!!"
"Kenapa? Aku salah apa?"
Flora ber smirk dan memberikan sebuah foto yang sempat ia potret sebelum pergi dari kantor itu.
"Maksudnya?" Tanya freyan, jujur ia sangat tampak bingung dengan masalah ini.
"Masih mau bertanya? Kamu selingkuh kan!? Kenapa? Aku kurang baik apa sama kamu?!?!?" Tanya flora balik.
"Kamu ngomong apa sih? Sumpah Flo, aku gak selingkuh! Buat apa? Aku udah punya istri, yaitu kamu. Aku bukan lelaki bajingan untuk menduakan istrinya sendiri!" Jelas freyan.
"BOHONG!?!? Kamu bohong! Jelas-jelas aku lihat kamu berduaan sama perempuan, sampe pegang-pegangan tangan lagi," balas flora.
Flora sungguh dibuat emosi dengan sosok lelaki ini, freyan. Sedangkan freyan berusaha untuk mencerna semua omongan yang keluar dari mulut flora.
"Berduaan? Selingkuh? Maksudnya apa?" Batin freyan bertanya.
Freyan menghela nafas panjang dan menatap manik mata flora, tetapi flora dengan gampangnya membuang muka untuk tidak menatap nya.
"Jelaskan!! Kalau memang aku selingkuh! Aku bersumpah flora, aku gak selingkuh! Oke, gua memang gila akan anak flora, tapi semua yang kamu ucap saat kejadian tadi gak akan aku lakukan. Aku sayang sama kamu! Cinta aku lebih besar daripada niat aku untuk dua in kamu. Kamu ingat kan? Dulu papa kamu bilang apa sama aku? Aku udah janji flora, jika aku berucap kata janji, maka gak akan aku lakukan! Apalagi untuk menyakiti perempuan yang saat ini jadi istri aku." Jelas freyan menatap sendu wajah flora.
"Maaf, maafin aku. Aku gak bakal paksa kamu untuk nurutin apa yang aku mau, terserah kamu. Semua nya tergantung kamu," lanjutnya.
"Kamu jahat! Hiks...mana yang katanya janji? Kamu ingkari semua itu freyan, gak usah ngelak! Jelas-jelas mata kepala aku sendiri yang liat semuanya. Kamu bukan hanya bajingan freyan, tapi benar-benar lelaki bu__aakkhhhh," ujar flora, ia menangis. Wajah yang memerah dengan mata yang bengkak karna air matanya yang terus mengalir, tetapi belum sempat ia habiskan ucapannya, tiba-tiba ia merasakan sakit di bagian perutnya.