eps 41

476 46 0
                                    

Malam harinya...

Flora telah dipulangkan karena kondisi nya juga cukup baik daripada sebelumnya.

Freyan tak datang menjemput flora di rumah sakit, melainkan onel indah yang membawanya pulang.

Flora tak langsung dibawa pulang ke rumah freyan tetapi kerumah onel.

"Untuk sementara kamu gak usah ketemu freyan dulu, papa gak mau kalau sampe freyan nyakitin kamu" titah onel sedikit geram dengan kelakuan freyan.

"Tapi pah. Mas freyan gak salah, tapi aku yang salah. Jangan sakiti mas freyan, pah!" Balas flora.

"Papa gak sakiti suami kamu. Kamu tenang aja" ucap onel berlalu pergi.

"Sabar ya! Papamu itu cuman emosi," ucap indah.

Flora memeluk indah dengan erat. "Flora yang salah mom, seharusnya flora gak egois kayak tadi" ucap flora.

Sementara itu...

"Fre? Lo gak ada niatan gitu, buat jemput istri Lo?" Tanya Tian.

"Ada, tapi gua ragu. Gw takut, gw merasa bersalah sama flora, Ian" jawab freyan.

"Ya, makanya. Seharusnya Lo ada effort buat minta maaf ke flora, apa susahnya sih? Lo itu benar-benar tipikal orang yang gak peka tau gak. Gw jadi flora juga muak kali sama kelakuan Lo itu" geram Tian dengan kesal.

"Gw kurang peka apa lagi Tian? Semua yang dia mau gw kabulin. Gw capek Ian, gw yang ngurusin anak-anak gw sendirian, tapi dia gak ada rasa kasian ke gw gitu?" Balas freyan tak kalah geram nya.

Tian terkekeh. "Bukannya udah kewajiban Lo? Bodoh, kalau Lo gak peduli sama anak-anak Lo!"

"Gw peduli, Ian. Udahlah, gw cape. Gw gak ada niatan mau ribut sama Lo, gw pamit dulu" ucap freyan berlalu pergi begitu saja.

20 menit berlalu, kini freyan telah sampai dikediaman rumahnya.

"Assalamualaikum" sahut freyan.

"Waalaikumsalam" balas bi Rini.

"Bi? Flora nya udah pulang kan?" Tanya freyan.

"Loh? Saya pikir ibu flora lagi sama bapak, emang ibu flora nya dimana pak?" Ucap Rini berbalik bertanya.

"Kok nanya balik sih, bi?!" Ucap freyan menggelengkan kepalanya.

"Ya 'kan saya nda tau pak," jawab Rini.

"Yasudah, saya ke atas dulu" ucap freyan. "Oh iya, tolong buatin saya roti" lanjut nya.

.....

"Kira-kira mas freyan lagi ngapain ya?" Gumam flora memandangi wajahnya di depan Cermin.

Setelah itu, flora mengambil Shaka yang sedang ada di box bayi guna untuk menggendongnya.

"Papamu lagi apa sih? Gak ada niatan gitu, jemput kita disini?" Ucap flora.

"Mungkin lagi sibuk," celetuk indah.

"Ngagetin aja ihh mommy!" Kesal flora.

"Hehe, iya deh maaf" ucap indah terkekeh. "Kangen ya?" Lanjut indah bertanya.

Flora mengangguk. "Tapi mom, wajar kan kalau flora marah ke dia?"

"Mungkin, kalau kamu marah karna sesuatu hal yang kamu gak suka" jawab indah. "Emangnya punya masalah apa kamu sama freyan?"

"Sebenarnya ini masalah gak gede-gede amat mom" jawab flora.

"Gak gede gimananya? Yang jelas dong"

"Flora marah, mom. Masa bukan flora yang ngasih Shaka asi duluan, padahal pas Syifa lahir yang ngasih asi duluan itu flora" jelas flora.

"Jadi karena itu kalian berantem?" Tanya indah.

Flora mengangguk.

"Astaga, mommy gak habis pikir sama kalian berdua ini. Udah punya 2 anak masih aja berantem gak jelas kayak gitu" ucap indah menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya 'kan gak ada salah nya mom"

"Ya emang gak ada salahnya flora, emang mommy bilang itu salah?"

"Engga..truss mommy berpikir itu adalah sesuatu konyol yang gak seharusnya jadi bahan pertikaian gitu?" Flora menjawab dan kembali bertanya.

"Yess girls, pintar deh anak mommy. Lain kali pikir-pikir dulu, jangan langsung ngerocos doang" ucap indah. "Udah ah, mommy mau turun."

"Jadi itu hal konyol?"

.....

"Gua mau nanya nih"

"Nanya apaan?"

"Do, semisal nih. Lo gak lahir di keluarga Harlan, kira-kira Lo lahir di keluarga mana?"

"Sebuah pertanyaan retoris tau gak Zee"

"Ya 'kan, gw cuman nanya doang, do." Ucap zean.

"Gini nih, kalau semisal gw gak lahir di keluarga Harlan, otomatis gw gak ada di dunia bego! Udah gede masih aja tolol!" Jawab Aldo menyentil dahi zean dengan keras.

"Berarti itu bukan pertanyaan retoris dong, kalau Lo gak lahir di dunia berarti gw jadi anak bungsu. Hahahahhahh seharusnya sih gw jadi anak bungsu aja" ucap zean kegirangan.

"Hadehh...punya Abang otaknya berfungsi sebelah doang" gumam Aldo menggeleng.

"Emang ada otak berfungsi sebelah?" Ucap zean kembali bertanya.

"Marsha!! Tolong ini suaminya di seret aja, gw sebagai adiknya udah muak sama manusia satu ini" Aldo berteriak dengan kencang.

"Assalamualaikum" sahut seseorang.

"Waalaikumsalam" balas Aldo dan Zee bersamaan.

"Freyan? Tumben kesini, kesambet apa Lo?" Sahut zean.

Aldo menyenggol lengan zean dengan keras. "Lo gak liat muka dia? Kayak ada masalah, jangan bercanda dulu! Gw gebuk juga lu!" Bisik Aldo.

"Gak ada, gw cuman mau nemuin kalian doang. Udah lama nih gw gak liat lu berdua ngobrol gini" balas freyan kemudian duduk di kursi samping Aldo.

"Kenapa Lo? Ada masalah, ya?" Tanya Aldo.

"Engga kok, emang niatnya cuman main-main doang gw kesini" jawab freyan berbohong.

"Kalau mau bohong jangan ke kita berdua, fre. Mau sebanyak apapun alasan Lo, gw tetap tahu kalau Lo itu bohong" timpal zean berdiri mendekati freyan.

"Betul, Lo gak bisa bohong ke kita. Lo berantem ya sama flora?" Tanya Aldo.

Freyan mengangguk. "Tapi gw masih bingung, do, Zee. Disisi lain gw merasa kalau gw itu benar, tapi disisi lain gw juga anggap kalau apa yang gw omong ke flora itu keterlaluan" jelas freyan menunduk.

"Gw gak di bawah, liat sini Lo!" Sahut zean.

Aldo tertawa. "Keras kepala ketemu dengan keras kepala akan begini dampak nya, seharusnya Lo jadi cowo ngalah sama istri. Jangan kebawa ego, fre"

"Good! Gw setuju sama Aldo, sekali-kali ngalah dulu. Inget, cewe itu selalu benar" balas zean.

"Makasih, kalian berdua memang sahabat dan om ganteng gw" ucap freyan.

"Gak usah panggil gw om, kita hampir seumuran. Gak cocok orang ganteng di panggil om!" kesal zean.

"Yailah kayak ganteng aja, lu" celetuk Aldo.

Aldo tertawa serta freyan pun ikut tertawa.












Bersambung

Jang minta double ya seng ku, gw mau urus makalah dulu. Typo? Perbaiki sendiri

Perjodohan Paksa (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang