Freyan kini sendirian di kamar bekas papanya (Aran).
Mata freyan menatap kosong. "Freyan!?" Freyan menoleh ke samping untuk mengetahui siapa yang memanggilnya. Seseorang dengan pakaian serba putih dengan muka yang pucat.
"Papa? Ini beneran papa cio? Papa gak ninggalin Freyan kan?" freyan pun beranjak dari ranjang dan ingin memeluk gracio.
Namun, freyan tak kunjung bisa memeluk gracio."Kok papa gak bisa dipeluk? Papa jangan tinggalin freyan hiks hiks" Isak tangis freyan kembali pecah.
"Jagoan papa jangan sedih! Opah cio gak mau cucu kesayangan opah sedih begini"
"Pah, papa beneran kan gak ninggalin Freyan?"
"Kamu harus ikhlas ya atas Kepulangan papa. Maaf ya nak! kalau papa ninggalin Freyan di sini. Tenang aja, jagoan papa ini bakal papa pantau dari atas. Jangan sedih, nanti papa ikutan sedih"
"Nanti freyan sering-sering yah ke makan papa" gracio tersenyum.
"Pah....."
"Jangan sedih terus ya jagoan papa! Bye bye freyan, nanti ada saatnya kita bersama lagi nak!"
Bayangan itupun menghilang.
"Ternyata cuman halusinasi" gumam freyan kembali duduk di samping kasur.
*Jadi yang benar opah atau papa? freyan itu dimanjakan sama gracio, jadi wajar aja kalau gracio seringkali di panggil papa oleh freyan. Dulunya freyan di titip di rumah greshan, karena Aran dan Chika merantau ke Thailand untuk bisnis Aran. Waktu itu adalah tahun di mana freyan tidak terlalu dekat dengan papa mamanya, bahkan saat adiknya lahir pun ia tak melihatnya. Makanya freyan dekat dengan gracio, sedangkan Ferrell berada di rumah aya, dan dekat dengan opah dari mamanya (Chika)
ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤ2009
Malam ini adalah malam yang seharusnya bahagia bagi freyan tetapi, malam itu di ganti dengan kesedihan.
....
"Hahahaha gila keren bet ide lo Van! sekarang saingan kita berkurang 1" seru Badrun.
"Iya dong, gua gituloh" balas Evan dengan wajah sombong.
Flashback on
Sebelum pesawat itu lepas landas, Evan lebih dulu mengotak ngatik pesawat itu tanpa ketahuan dengan staf.
"Yes dah beres"
"Sekarang lo Bakal rasain pembalasan gua gracio. Gara-gara lo gua kehilangan semuanya termasuk orang yang gua sayangi" gumam Evan.
Evan terkekeh. "Selamat untuk mati gracio!"
Off
Evan tersenyum tipis mengingat kelakuannya saat di bandara. "Sekarang tugas gua bakal pindah ke Aran. Satu persatu kalian bakal hancur di tangan gua" batin Evan.
BRAKK
"KURANG AJAR KAMU EVAN!!!" Ucap Arif yang datang dengan penuh amarah lalu menendang pintu ruangan Badrun.
BUGH BUGH
"Sadar Rif dia adik Lo" Badrun yang berusaha menahan Arif dengan memegang tangannya lalu mengarah ke belakang.
"Lepasin gua! Dia pantas mati" emosi Arif semakin melonjak.
"Gua salah apa bang? Kenapa lo mukul gua tiba-tiba gini" ucap Evan bertanya, muka Evan penuh dengan Lebam karena pukulan Arif.