Part 28 *New

181 19 2
                                    

Siapapun akan gelisah jika berada di situasi yang tidak membuat nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapapun akan gelisah jika berada di situasi yang tidak membuat nyaman. Begitu pula Seohyun yang kini merasa terjebak dengan situasi yang tidak terduga sebelumnya.

Keinginan untuk melepas diri dari jerat yang mengikat pada kondisi ini tentu saja ada. Namun pikirannya membeku untuk mencari sebuah alasan yang dapat membuatnya pergi dari kondisi ini. Ia merutuki dirinya yang selalu mengedepankan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.

Seohyun bertemu dengan Nyonya Cho yang ditemani oleh wanita muda cantik yang cukup ia kenali di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah berkeliling kota Seoul dengan mobil kesayangannya, ia memutuskan ke pusat perbelanjaan dengan tujuan memanjakan diri. Niatnya membeli barang-barang yang sudah menjadi incarannya sejak lama dan juga beberapa kebutuhan lainnya. Kini situasi berbalik membuyarkan semua rencana yang telah disusunnya.

Nyonya Cho lebih dahulu menyadari keberadaan Seohyun yang tengah memilih beberapa aksesoris kalung yang menarik perhatiannya. Kemudian tanpa ragu menyapa Seohyun.

"Seohyun." Merasa namanya dipanggil seseorang membuat aktivitas Seohyun yang tengah mengangkat sebuah kalung ditangannya terhenti, ia menaruh kembali benda itu pada tempat asalnya.

"Oh, ahjumma." Ia membungkukkan tubuhnya. Nyonya Cho segera berhambur memeluk Seohyun seperti biasa yang tengah mereka lakukan saat bertemu.

"Aku merindukanmu. Sudah berapa lama aku tidak melihatmu, Seohyun? Sesekali mampirlah ke rumah kami."

"Maaf belum sempat mengunjungi ahjumma lagi."

"Seohyun, kenalkan ini Irene. Kalian sudah pernah bertemu, bukan?"Nyonya Cho menarik pelan bahu Irene agar lebih mendekat ke sisinya. Seohyun menanggapi dengan senyum manis. Mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Irene. Setelah jabatan tangan itu terlepas, Nyonya Cho mendekati Seohyun kemudian berbisik.

"Dia calon istrinya Kyuhyun, cantik bukan?" Hanya sebuah anggukan yang dapat Seohyun berikan sebagai jawaban. Otomatis kedua mata Seohyun melirik ke wanita itu. Ia suguhkan senyum manisnya saat menyadari sedari tadi wanita itu menatap interaksinya dengan ibu Kyuhyun.

Kabar ini tentu bukan hal yang mengejutkan lagi bagi Seohyun. Lagipula Kyuhyun sudah pernah memberitahu langsung kepada dirinya mengenai kabar bahwa ia akan menikah dengan sosok yang berada di satu ruang dengannya saat ini. Tetapi mengapa saat mendengar hal itu membuat hatinya kembali dilanda tidak rela. Seohyun seolah tengah terhimpit di tengah delusi dan realitanya sendiri. Menganggap bahwa semua ini masih tidak terasa nyata.

Mengapa takdir seolah mempermainkannya dengan cara terus mengingatkannya tentang hal yang sampai saat ini belum dapat Seohyun lepaskan dengan lapang. Seohyun hanya ingin menjalani hidupnya tanpa bayangan pria itu lagi. Tanpa hal yang berhubungan dengannya. Namun seberapa jauh ia berjalan, takdir selalu mengingatkannya kembali kepada sesuatu hal tentang pria itu.

"Kau di sini ingin membeli perhiasan juga?" Tanya Nyonya Cho

"Benar, kebetulan minggu ini aku ada acara dan aku membutuhkan sesuatu yang dapat dipadupadankan dengan pakaianku. Jadi aku memutuskan untuk mencari aksesoris yang sekiranya cocok untuk aku kenakan." Seohyun memberi sedikit penjelasan akan tujuannya di toko itu.

What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang