"Wah, Tampan sekali suamiku." Puji Olivia, mengusap-usap pundak Pedro. Tersenyum lebar saat kedua mata mereka bertemu tatap.
Pedro terkekeh sebagai respon atas pujian yang diberikan oleh wanita yang kini memeluknya dengan tubuh mendongak ke arahnya. Menunduk, dia mengecup bibir itu. Yang akhir-akhir ini terasa candu. Terasa memabukkan dan begitu sangat ingin ia kecup setiap kali melihatnya. "Baiklah, Nyonya. Sepertinya kita harus berangkat sekarang."
Malam ini, mereka akan menghadiri sebuah pesta di pusat kota. Hanya orang-orang penting dan mendapatkan undangan lah yang bisa menghadirinya.
Jika biasanya Pedro tidak pernah hadir kecuali bersama Al. Atau menggantikan atasannya itu ketika ia memiliki jadwal lain. Malam ini secara khusus ia mendapatkan undangan. Hal yang baru pertama kali ia dapatkan secara khusus. Semua itu, pasti karna jabatannya kali ini, juga statusnya yang kini menjadi menantu keluarga Negredo.
Mereka hadir di pesta yang meriah itu, dengan Olivia yang memeluk lengannya erat. Sesekali akan ada orang yang menyapa mereka ramah. Lalu, menahan mereka untuk sekedar basa-basi. Juga membicarakan banyak hal. Seperti; keserasian mereka, bagimana mereka tampak seperti pasangan yang begitu sempura.
Pedro hanya tersenyum menanggapi itu. Tangannya pun akan berpindak memeluk pinggang Olivia saat dirasa ada beberapa pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan tatapan mata yang-mampu membuat Pedro sangat ingin mencongkel mata beberapa orang itu.
"Kenapa?" Mungkin Olivia sadar akan keresahan dan sikapnya yang kurang nyaman. Jadi wanita itu menggiring Pedro ke sudut ruangan. Dan Pedro bersyukur akan hal itu.
Ruangan itu cukup membuatnya merasa gerah dan geram. Beberapa kali ia menangkap basah ada yang menatap istrinya dengan pandangan liar. Seakan wanita yang kini membenarkan letak dasinya adalah objek yang pantas untuk mereka tatap seperti itu.
"Keberatan kalau kita tidak akan lama berada di sini?" Tanya Pedro, tanganya mendadak ratal untuk melepaskan sanggul rambut istrinya. Yang kini menggulung rambutnya tinggi hingga membuat leher jenjangnya terlihat. Seolah mengundang seseorang mengecupnya dan meninggalkan jejak di sana.
Pedro mengumpat dalam hati. Berbalik dan meraih tangan istrinya agar berdiri di sampingnya. Sedang satu tangannya yang lain memeluk pinggang wanita itu. Membuat Olivia menoleh ke arahnya.
"Kenapa?"
"Sepertinya tempat ini tidak cocok untuk kita datangi."
"Kenapa begitu?" Olivia terlihat tidak terima dan tidak suka dengan jawaban itu. "Aku suka pesta. Dan aku rasa di sini tidak terlalu membosankan."
Langkah Pedro terhenti. Diikuti Olivia di sampingnya. Wanita itu ikut berhenti dan menoleh ke arahnya. "Benarkah?"
Olivia mengangguk yakin. Membuat Pedri memutar tubuhnya dan kini menghadap ke arah istrinya itu. "Karna itu kau berpakaian terbuka seperti ini?"
Olivia menunduk untuk menatap ndandanannya. Lalu, tersenyum saat rasa bangga menyelimuti hatinya. "Apa terlihat cantik?" Malam ini dia telah berndandan secara khusus untuk suaminya. Berpenampilan sangat sempurna dan berharap bisa membuat-
"Tidak." Jawab Pedro, membuat senyum Olivia surut seketika.
"Kau lebih cantik menggunakan kemejaku dengan rambut," Tangan Pedro melepaskan sanggul itu. Membuat Olivia terbelalak seketika. Omelannya nyaris saja keluar kalau saja tidak ada bibir yang mengecup bibirnya. Singkat. Tapi cukup mampu membuat Olivia menghentikan omelannya yang sudah di ujung lidah.
"Kau terlihat lebih seksi jika seperti ini."
Wajah Olivia cemberut seketika. Tangannya bahkan terlipat di dada dengan wajah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Semusim (Cintamu Seasam Lemon🍋) SELESAI
RomanceIni adalah kisah cinta wanita kaya dan asisten pribadi!! *** Dulu, Olivia begitu ingin menaklukkannya. Percaya diri jika dia bisa membuat pria itu jatuh hati padanya. Tapi, lambat-laun segalanya berubah. Olivia memilih berhenti dan berbalik. Tapi k...