Sembilan Belas SCL

393 40 1
                                    

Mata yang terasa berat itu berangsur-angsur terbuka. Apalagi saat rasa hangat, juga sesuatu yang berat menimpa tubuhnya. Olivia menoleh saat suara dengkuran halus terdengar. Dengan sisa-sisa kesadarannya, dia berusaha meyakinkan apa yang ia lihat saat ini.

Mengucek satu matanya berkali-kali, objek pandangan Olivia sama sekali tidak berubah. Wajah Pedro yang terlihat begitu damai lengkap dengan dengkuran halusnya.

Pandangan Olivia mengedar, memperhatikan kamar yang saat ini ia tempati dengan teliti. Kamar sederhana, namun terlihat asing itu. Berhasil membuatnya kebingungan.

"Di mana ini?" Gumam Olivia hendak bangkit. Tapi sesuatu yang melingkari perutnya membuat gerakannya terhenti. Dia kembali menoleh ke arah pria di sampingnya. Menurunkan pandangannya, saat itulah dia menemukan sebuah lengan melingkar di perutnya.

"Pedro." Tegurnya saat menemukan keadaan pria itu. Juga dirinya.

Pedro yang mendengar teguran di sampingnya yang begitu keras seketika bangkit dari tidurnya. Terduduk dengan wajah terkejut juga syok.

"Apa yang kau lakukan padaku, Brengsek!" Jerit Olivia, segera meraih bantal di belakangnya dan memukulkannya pada pria yang kini hanya mampu mengangkat kedua tangannya untuk melindungi dirinya dari pukulan bertubi-tubi Olivia.

"Dasar mesum! Brengsek! Kau memperkosaku disaat aku tidak sadarkan diri?!" Cerca Olivia habis-habisan. Terus memukuli Pedro tanpa peduli dengan semua yang Pedro katakan agar wanita itu berhenti.

"Via, tenanglah. Olivia."

"Kau benar-benar lelaki mesum! Setelah semalam kau berusaha memperkosaku. Sekarang kau kembali-" Seruan Olivia seketika terhenti saat kedua lengannya di tahan oleh Pedro. Tubuhnya terlempar ke belakang dengan pria itu yang kini berada di atasnya. Mencekram pergelangan tangannya kuat.

"-Lepas, Brengsek!"

Pedro menggeleng. "Tenanglah."

"Tenang katamu?!" Jerit Olivia kian histeris. Berusaha melepaskan belenggu Pedro. Kakinya bahkan menendang-nendang udara untuk melampiaskan kekesalannya. "Kau-"

"Aku tidak melakukan apa pun!" Sela Pedro cepat. Olivia melebarkan matanya tak percaya. Mulutnya kembali terbuka hendak mengomel.

"Kecuali melepaskan baju kita." Tambahnya saat Olivia hendak mengeluarkan semburan penuh amarahnya.

"Tapi aku tidak melakukan apa pun, Via!" Jelasnya cepat. Sebelum wanita di bawahnya kian mengamuk dan habislah dia. Wajah wanita itu bahkan sudah terlihat layaknya singa yang kehilangan anaknya. Siap menebas dan memakan siapa pun yang berada di hadapannya.

"Lihat, kau bahkan masih memakai bra." Ujar Pedro dengan pandangan mengarah ke arah dada Olivia. Menunjukkan apa yang wanita itu kenakan. Sama sekali tidak sadar jika semua itu bisa saja kian memancing emosi wanita itu.

Mengikuti arah pandang Pedro. "Dasar Mesum!" Teriak Olivia dengan kaki menendang ke arah sesuatu yang seketika membuat Pedro mengerang frustasi. Ambruk dan mengumpat kuat dengan kedua tangannya yang memegang selakanganya.

****

"Maaf," Cicit Olivia yang hanya dibalas Pedro dengan tatapan mata datar. Dia menatap datar Olivia yang kini menatapnya bersalah.

Sejak mereka tiba di aparteman Pedro setelah melakukan perjalanan yang menurut Olivia sangat melelahkan itu. Akhirnya mereka tiba di aparteman Pedro. Dengan Pedro yang sama sekali tidak mau berbicara dengan Olivia meski wanita itu berkali-kali bergumam maaf dan menyesal.

Sungguh, Olivia tidak bermaksud mempermalukan diri mereka saat berada di hotel tadi. Dengan semua tingkahnya itu, Olivia bahkan berhasil membuat Pedro nyaris di tangkap oleh polisi lantaran dia yang berkali-kali mengatakan jika dia telah di perkosa oleh Pedro-yang notabennya adalah suaminya sendiri.

Pernikahan Semusim (Cintamu Seasam Lemon🍋) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang