Pedro meletakkan nampan di atas meja, ada tiga gelas susu coklat di sana. Olivia yang melihat itu, segera bangkit.
Dia tidak akan mengijinkan pria itu meletakkan susu itu di depan wanita yang sejak kehadiran Pedro, matanya sudah begitu ingin Olivia congkel karna terlalu berani.
Dia menatap suaminya itu tanpa berkedip. Terus memperhatikannya tanpa peduli ada Olivia yang begitu terganggu dengan tatapan itu.
Olivia meraih satu gelas-yang langsung dia letakkan di depan tamunya. Lengkap dengan senyuman yang begitu manis layaknya gulali.
Lalu, wajahnya menoleh. Menatap pria yang kini ternyata tengah menatapnya. Dia meraih satu gelas lagi, kedua matanya berubah sinis saat kedua mata itu menatapnya lurus.
Cih! Menjengkelkan sekali dia!
Tanpa peduli dengan tatapan pria itu, Olivia duduk di tempatnya. Mulai menyesap susu buatan Pedro-yang rasanya.. lumayan!
Tapi, pasti jauh lebih enak buatan Olivia. Terbukti pria itu meminum dua gelas sekaligus.
"Bagaimana rasanya?"
"Enak sekali."
Olivia semakin memasang tampang jengah. "Biasa saja." Oke, mulut dan hati memang tidak boleh sejalan.
"Oh, ya?"
Wajah itu menatapnya, seolah tidak percaya dengan apa yang Olivia katakan. Jangan bilang pria ini gila sanjungan?!
Olivia semakin memasang tampang sinis. Kedua matanya berkilat-kilat marah dan kesal. "aku akan lebih suka susu buatanku!" Gumam Olivia dengan suara yang tidak ada ramah-ramahnya. Biar saja pria itu tahu jika Olivia sedang kesal saat ini.
"Tapi, aku rasa ini adalah susu terenak yang pernah aku coba."
Lagi?!
Apa wanita sok cantik ini sedang mengibarkan bendera perang dengannya?
"Terima kasih."
Olivia semakin mencengkram erat susu di tangannya. Pria itu bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih padanya. Dan apa ini?
Dia mengucapkan terima kasih hanya karna teman wanitanya itu memuji susunya?
Cih!
Bangkit dari duduknya Olivia menatap kesal pada pria di sampingnya. Yang dengan santai malah menyesap susunya.
Lalu, pandangan Olivia kembali jatuh pada wanita yang kini menatapnya dengan senyuman terkulum puas.
Memejamkan matanya sejenak, Olivia menarik kursinya agar lebih dekat ke arah pria yang kini menoleh ke arahnya.
"Di kamar kau tidak mau jauh dariku. Kenapa disaat di luar seperti ini kau membiarkan aku duduk berjauhan seperti ini? Jangan bilang sekarang kau malu?"
Olivia menahan senyum saat Pedro tersedak, pria itu tampak menatapnya penuh peringatan. Tapi, apa Olivia sudah mengatakan jika dia tidak akan takut dengan tatapan itu?
Dengan sengaja, Olivia pun melingkarkan tangannya di lengan panjang itu. Memeluknya, menyandarkan kepalanya di sana dan menatap wanita di depannya penuh kepuasan. Ada senyum yang tidak bisa ia tahan untuk terbit.
"Maaf, ya, aku sedikit tidak terbiasa dengan cuaca dingin di sini. Karna itu-"
Wajahnya semakin tersenyum, terutama saat mendongak dan balas menatap kedua mata itu penuh kepuasan.
"Aku tidak bisa jauh dari suamiku." Olivia masih menatap Pedro, tangannya pun mencubit paha pria itu agar Pedro paham dengan apa yang ia mau.
Tapi, memang dasar pria itu tidak peka. Pedro hanya melengos malas. Wajahnya terlihat tak peduli dan tak terpengaruh. Membuat Olivia semakin kuat mencubit paha itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Semusim (Cintamu Seasam Lemon🍋) SELESAI
RomanceIni adalah kisah cinta wanita kaya dan asisten pribadi!! *** Dulu, Olivia begitu ingin menaklukkannya. Percaya diri jika dia bisa membuat pria itu jatuh hati padanya. Tapi, lambat-laun segalanya berubah. Olivia memilih berhenti dan berbalik. Tapi k...