Olivia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Duduk di toilet sejak beberapa menit yang lalu, sejak ia keluar dari ruangan Pedro.
Olivia bahkan masih ingat bagaimana wajah itu menatapnya geli, yang semakin membuat Olivia merasa ingin menenggelamkan dirinya di dasar bumi.
"Arghhh,..." Raungnya. Memegang kepalanya yang terasa ingin pecah.
Olivia baru keluar dari toilet setelah Dessi menghubunginya. Memintanya untuk segera kembali ke mejanya. Yang begitu Olivia keluar, dia meringis saat menemukan ada siapa orang yang berdiri di depan meja kerjanya.
Pedro. Dan semua antek-anteknya. Yang begitu mendengar langkah kakinya, seketika menoleh ke arahnya. Pedro adalah orang pertama yang mengulas senyum.
Tidak ada tatapan mata geli atau semacamnya. Begitu lah menurut Olivia. Yang mana kini berusaha menghindari tatapan mata itu-yang kini terus mengawasinya.
Olivia segera menyikut lengan Dessi, kedua matanya menatapnya penuh tanya saat tak ada satu orang pun yang membuka suara. Semua orang hanya diam dan bungkam. Membuat Olivia kian enggan untuk membuka mulut.
"Tuan, Olivia sudah di sini." Ujar Dessi, saat semua orang hanya diam. Padahal tadi atasanya itu mencari keberadaan Olivia. Dan sekarang di saat wanita itu sudah muncul, atasannya itu malah diam saja tanpa mengatakan apa-apa.
Olivia yang mendengar namanya disebut pun melirik ke arah Dessi, sebelum pandangannya kembali tertuju ke arah kedua mata yang kini menatapnya itu.
Pedro berdehem sesaat, sebelum menyerahkan tab di tangannya pada Olivia. Membuat wanita itu mengerutkan keningnya, dia menatap tak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan.
"Ikut denganku, Via. Kita akan meeting di luar."
"Kenapa aku?" Perhatian Olivia berpindah, tertuju ke arah wanita yang kini berdiri di samping Pedro. Yang sedari tadi hanya diam dan bungkam.
"Erika juga akan ikut."
"Apa aku tidak bisa di sini saja dengan Dessi?"
"Liv, aku rasa kau juga harus ikut." Dengan buru-buru Dessi menarik lengan Olivia. Mendorongnya untuk mendekat ke arah atasannya, Pedro. Membuat Olivia mendelik tidak suka.
"Aku tidak perlu menjelaskan apa statusmu di sini, kan?" Pedro meletakkan tab di tangannya di atas meja. Segera berbalik didikuti oleh Erika yang melakukan hal serupa. Mengekori Pedro di belakangnya.
"Aku sudah memberitahu Erika tentang status kalian. Tapi sepertinya dia tidak peduli dengan itu." Bisik Dessi. Meraih tab dan menyerahkannya pada Olivia. Mendorong-dorongnya di perut wanita itu saat Olivia tak kunjung bergeming.
"Kau tahu, dia terlihat begitu menyukai Tuan Pedro saat pertama kali datang ke sini. Dan apa kau akan membiarkan itu?"
"Cih, dia terlalu memandang tinggi dirinya jika dia berpikir Pedro akan menyukainya." Seru Olivia. Segera memegang tab dan berbalik. Menyusul langkah dua orang yang kini telah melangkah lebih dulu. Berada beberapa langkah di depannya.
Mereka masuk ke dalam lift, dengan Olivia yang kini berdiri di belakang Pedro bersama Erika. Yang diam-diam membuat Olivia meliriknya beberapa kali. Sebelum perhatiannya tertuju ke arah punggung pria di depannya.
Punggungku bisa terbakar jika kau menatapnya seperti itu, Via.
Getaran di tab nya, di susul sebuah pesan masuk di sana. Membuat Olivia menunduk.
Tenang saja, kau tidak perlu cemburu. Aku tidak akan melirik wanita mana pun.
"Cih!" Sinis Olivia tanpa sadar. Tapi, buru-buru berdehem saat wanita di sampingnya menoleh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Semusim (Cintamu Seasam Lemon🍋) SELESAI
RomanceIni adalah kisah cinta wanita kaya dan asisten pribadi!! *** Dulu, Olivia begitu ingin menaklukkannya. Percaya diri jika dia bisa membuat pria itu jatuh hati padanya. Tapi, lambat-laun segalanya berubah. Olivia memilih berhenti dan berbalik. Tapi k...