Dua Puluh Lima SCL

408 41 1
                                    

Pedro keluar dari mobilnya, melangkah lebar dengan sesekali kepalanya akan mengangguk membalas sapaan beberapa orang yang menyapanya.

Setelah ia menikah dengan Olivia, banyak hal yang berubah. Juga bagaimana orang memandangnya. Jika dulu dia memang adalah orang kepercayaan Tuan Al, semua orang akan tampak segan karna ia selalu berada di sampingnya juga karna dia memiliki sedikit kemampuan.

Tapi, sekarang berbada. Di depannya akan ada orang yang terang-terangan menghormatinya. Patuh dan seakan benar-benar segan. Namun di belakangnya, mereka akan membicarakannya hingga berprasangka buruk.

Ada yang berpikir jika dia telah menggoda Olivia hingga wanita itu mau menikah dengannya. Ada yang mengatakan jika dia telah menjebak wanita itu hingga Olivia terpaksa menikah dengannya. Semua itu, Pedro lakukan demi kekuasaan juga ingin hidup setara dengan Al. Karna itu dia menikahi Nona Besar Negredo dengan segala cara.

Karna Pedro mulai tertarik dengan semua kekuasaan yang Tuan Al miliki.

Membuat Pedro hanya mampu menarik nafas dan bungkam. Jika dulu dia bisa membungkam semua orang dengan kemampuannya. Kali ini dia memilih diam. Terutama saat Tuan Al telah mengumumkan statusnya saat ini.

Jika dia telah diangkat menjadi direktur eksekutif di perusahaan ini. Juga diberikan kepercayaan untuk mengelola beberapa anak cabang. Hal yang mungkin Pedro anggap terlalu terburu-buru padahal dia belum lama menikah dengan Olivia. Tapi seakan tak peduli, Tuan Al tetap melakukan apa yang dia mau. Yang menurutnya, sedikit beban pria itu sedikit berkurang karna kehadiran Pedro sebagai suami adiknya.

Pedro hanya mampu mendesah, tidak mampu menolak atau berkomentar. Yang artinya ada beban lain yang harus ia tanggung. Berada di pundaknya.

Langkah Pedro yang hendak masuk ke dalam ruangannya terhenti begitu melihat ada siapa yang berdiri di depan ruangannya. Memutar tubuhnya begitu sadar akan kehadirannya. Yang mendadak membuat Pedro mengingat akan satu hal. Jika pria itu sempat menghubungi Olivia semalam. Mengingat itu, Pedro jadi teringat jika ponsel wanita itu masih ada bersamanya.

Membuat dia tidak bisa menemui wanita itu pagi tadi. Juga membuatnya harus terjebak di rumahnya tanpa bisa masuk kamarnya.

"Selamat pagi, Tuan Pedro."

Pedro hanya mengangguk, jelas wajah ramah kini tak ia tunjukkan pada tamunya pagi ini. "Ada yang bisa saya bantu, Dokter Ken? Hingga anda datang sepagi ini?"

"Aku ingin bertemu dengan Tuan Al. Bisa buatkan janji temu dengannya?"

Jika dulu semua orang yang hendak berurusan dengan keluarga Negredo harus bertemu dengannya lebih dulu, melapor padanya baru setelah itu ia akan membuat janji untuk mereka. Kali ini berbeda, Pedro bukan lagi orang kepercayaan Al. Juga bukan asisten pria itu hingga tamu mereka yang hendak bertemu harus membuat janji dengannya juga mengikuti semua prosedur yang telah di tetapkan.

"Tuan Al?"

"Ya, aku ingin bertemu dengannya. Dan aku tahu jika dia sibuk. Karna itu aku ingin kau membuat janji agar kami bisa bertemu."

"Anda ingin bertemu dengan Tuan Al dalam rangka apa? Ada urusan apa sampai-"

"Apa orang sepertimu pantas menanyakan hal apa yang harus aku bicarakan dengan Al?"

Mulut Pedro terkatup rapat. Tertutup dengan kedua mata kian menajam. Membalas tatapan mata tamunya tak kalah tajam sampai kedua mata mereka saling tatap dengan sorot ingin membunuh satu sama lain.

Ken tersenyum dingin. Beringsut mendekat hingga berdiri tepat di depan Pedro yang hanya diam mengawasi. "Jangan berlebihan, Dude! Kau memang menantu Negredo. Tapi bukan berarti kau salah satu dari keluarga itu hingga bisa melewati batasan! Jadi bersikaplah sebagaimana semestinya!"

Pernikahan Semusim (Cintamu Seasam Lemon🍋) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang