"Hari ini kalian di mansion saja, ya? Kalau butuh sesuatu minta sama pengawal saja, ya?" Titah Mike kepada kedua putranya yang mengantarnya sampai ke teras.
"Memangnya kenapa, dad?" Tanya Gamaliel bingung. Tidak biasanya sang daddy meminta mereka untuk di mansion saja.
"Iya dad, kenapa kita harus di mansion saja?" Timpal Bastian. Padahal hari ini dia berniat ingin membawa sang adik jalan-jalan, namun keburu dapat larangan.
"Dengarkan daddy baik-baik. Saat ini ada orang yang sedang tidak senang dengan daddy. Jadi Daddy tidak mau ambil resiko jika orang itu tiba-tiba saja menyakiti kalian, daddy tidak mau ada orang yang menyakiti kalian, paham?" Mike tidak perlu menyembunyikan apapun dari putranya, dia harus menjelaskan agar kedua anaknya itu mengerti dan tidak menganggap bahwa mereka dikekang olehnya.
"Okay dad!" Gamaliel menunjukkan jari jempolnya.
"Daddy juga hati-hati! Bagaimana jika orang itu mencelakai daddy?" Bastian sekarang malah khawatir dengan Daddy mereka.
"Jangan khawatirkan Daddy. Dia tidak akan berani menyentuh daddy, tapi yang Daddy takutkan adalah kalian, dia pasti akan menargetkan kalian!" Balas Mike.
Dari gelagat yang dia lihat dari Gian kemarin, dia akhirnya mengerti bahwa pria itu memiliki sifat pendendam. Mungkin bukan padanya, namun pria itu bisa menyakiti kedua putranya.
"Baiklah kalau begitu, Daddy hati-hatilah dijalan!" Ucap Bastian. Mike mengusap kepala kedua putranya.
"Daddy pamit dulu, ya! Kalian baik-baik di mansion! Saat Daddy pulang nanti, Daddy tidak mau melihat salah satu dari kalian ada yang terluka. Mengerti?!"
"Mengerti dad!"
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Karena kata sang daddy mereka tidak boleh keluar hari ini, maka Bastian mengajak sang adik untuk membuat sebuah mahakarya untuk mengusir kebosanan.
Apa yang mereka buat saat ini?
Sebuah kerajinan dari stick ice cream.
Entah kerajinan apa yang sedang sepasang kakak beradik itu buat, tapi yang pasti mereka terus menerus menempelkan bagian-bagian stik es krim itu dengan lem.
"Dek, gimana cantik, kan?" Gamaliel mengarahkan pandangannya ke arah sang kakak yang memperlihatkan hasil karya buatannya.
"Iya cantik! Itu bagusnya digantung di kamar!" Ujar Gamaliel melihat karya hiasan dinding buatan kakaknya itu. Cantik, kakaknya sangat kreatif!
"Iya, nanti kakak pajang deh!" Balas Bastian.
Biasanya setelah membuat hasil gabutnya begini, Bastian pasti akan membuangnya atau hanya membiarkannya saja. Namun karena sang adik menyuruhnya untuk memajang benda itu di kamarnya, maka akan dia pajang.
"Yahh lem nya habis!" Ujar Gamaliel dengan wajah cemberutnya.
"Fino!" Bastian menoleh ke belakang menatap seorang bodyguard yang berdiri tak jauh dari sana.
"Ya tuan muda?" Sahut pria berjas hitam itu.
"Beli lagi lem yang seperti ini di supermarket!" Perintah Bastian.
"Baik tuan muda!" Pria itu membungkuk sedikit kemudian pergi dari sana untuk menjalankan perintah tuan mudanya itu.
"Nungguin Fino balik, lebih baik kita makan siang dulu! Menu makan akan siang pasti udah siap!" Titah Bastian sambil menggandeng tangan sang adik.
Setelah tiba di ruang makan, benar saja menu ikan bakar pesanan Gamaliel tadi sudah disajikan di sana, bersamaan dengan beberapa sayuran dan daging.
Bastian menggandeng tangan sang adik menuju wastafel yang ada di sana dan mencuci tangan mereka sebelum makan.
![](https://img.wattpad.com/cover/375787627-288-k120997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer (End)
Novela JuvenilCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN CERITA YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari...