Part 41

284 28 5
                                    

"Daddy kita dimana ini?"

Pantas saja Gamaliel merasa bahwa perjalanan mereka terasa lebih singkat, tidak, bukan hanya lebih singkat tapi bahkan sangat singkat daripada sebelumnya, karena sepertinya hanya memakan waktu satu jam saja. Ternyata bukannya pulang, sang Daddy malah membawa mereka ke tempat lain.

"Kakak lihat!! Balon udaranya banyak banget!" Belum sempat Mike menjawab pertanyaannya tadi, dia malah sudah memekik kearah sang kakak sambil tangannya menunjuk ke arah dimana ada banyak sekali balon-balon udara berwarna warni.

"Kita sekarang ada di Cappadocia, sayang!" Mike mengusap rambut sang putra.

"Ini masih di Turki?" Tanya Gamaliel.

"Iya dek, lebih tepatnya di provinsi Nevsehir!" Bukan Mike, melainkan Bastian lah yang menjawab.

"Jemputan kita sudah datang, ayo kita ke villa!" Ujar Mike sambil menggandeng tangan kedua anaknya. Sedangkan barang-barang mereka sudah diangkut di mobil lain.

"Kita akan menginap di villa, dad?" Tanya Gamaliel.

"Iya sayang, daddy punya villa juga di sini," jawab Mike sambil tersenyum.

"Pantas saja daddy sangat kaya dan banyak uang, ternyata punya banyak usaha penginapan, diluar usaha manufaktur punya daddy!!"  Ujar Gamaliel sambil memasuki mobil.

"Selain di Turki, dimana lagi daddy punya usaha perhotelan?" Tanya Gamaliel kemudian, dia sungguh sangat penasaran.

"Daddy bangun hotel, apartemen dan jenis  penginapan-penginapan lainnya ditempat-tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh orang-orang. Contohnya Istanbul dan Cappadocia yang ada di negara ini. Kalau di negara kita, Bali contohnya!" Jawab Mike, dia juga tidak mungkin menyebutkan tempatnya satu persatu.

"Wah, daddy hebat! Pintar berbisnis!" Balas Gamaliel.

"Suatu saat nanti, sebagian besar dari semua ini akan menjadi milikmu!" Ujar Mike.

"Kok sebagian besar ke aku sih? Kan ada kak Bas!" Tanya Gamaliel membuat Mike menatap kearah putra sulungnya. Bastian tersenyum tipis, seolah-olah memberi isyarat pada sang daddy bahwa dia mengerti maksud Daddynya.

"Kak Bas kan akan mengurus perusahaan Daddy yang lain. Jadi usaha perhotelan ini sebagian besar ke Liel dong!" Jawab Mike.

Walaupun tujuan awalnya ingin menguasai seluruh harta Helina dan mewariskan semuanya pada Bastian, namun akhirnya itu hanya berakhir menjadi rencana.

Dia tidak mungkin melihat anak yang berhak jatuh miskin dimasa depan atau harus berusaha keras untuk mendapatkan uang.

Walaupun dia juga memiliki perusahaan-perusahaan manufaktur yang maju dan sudah berkembang pesat, namun dia tidak bisa berbohong bahwa uang-uang yang dia gunakan untuk membuat usaha perhotelan nya ini sebagian besar diambil dari hasil perusahaan-perusahaan milik mendiang Helina. Jadi secara otomatis, semua itu akan menjadi milik Gamaliel kelak.

Lagipula tidak apa-apa jika Gamaliel mengambil semua miliknya. Lagipula dia juga memiliki perusahaan raksasa dan anak-anak perusahaan yang sudah maju untuk diberikan kepada Bastian.

Dengan ini, tidak ada satupun dari anak-anaknya yang akan jatuh miskin dimasa depan. Bahkan semuanya ini bisa dipertahankan sampai pada keturunan-keturunan mereka, jika mereka pandai berbisnis sepertinya.



🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾



"Daddy, serius ini villa daddy?" Tanya Gamaliel sambil memandang tak percaya bangunan yang ada didepannya saat ini.

"Iya sayang, kenapa?" Jawab Mike sambil bertanya.

"Indah sekali daddy!" Jawab Gamaliel.

"Iya dad! Begitu mewah, namun desainnya mirip sekali dengan bangunan-bangunan kuno!" Sambung Bastian yang juga ikut menyanjung villa milik daddy mereka ini. Entah berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk membuat bangunan besar dan megah ini.

 Son Of A Murderer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang