Hujan turun dengan sangat deras, Mike saat ini terjebak macet saat akan pulang ke mansion. Tau-tau begini dia lewat jalan lain saja.
Drttt
Drttt
Pria itu menoleh kearah handphonenya yang bergetar di atas dasbor mobil, membuatnya segera meraih benda pipih itu.
"Iya Bas, ada apa?" Mike sedikit meninggikan suaranya agar terdengar oleh sang putra.
("Daddy di mana?") Tanya Bastian dari seberang sana.
"Di jalan, daddy terjebak macet!" Jawab Mike.
("Oh begitu,")
"Kenapa memangnya?" Tanya Mike.
("Sebenarnya aku mau nitip beliin sesuatu tapi karena Daddy terjebak macet, tidak apa-apa. Lagipula ini sedang hujan!") jawab Bastian dari seberang sana.
"Mau nitip apa memangnya? Biar Daddy suruh seseorang buat beli!" Tanya Mike, dia akan menghubungi bawahannya untuk membeli apa yang diinginkan oleh anaknya jika dia tidak bisa keluar dari sini.
("Em tidak apa-apa dad, lagipula tidak penting juga. Kasihan dia, keluar hujan-hujan gini cuman buat beliin barang yang nggak terlalu penting!") balas Bastian dari seberang sana, membuat Mike mendesah kasar.
"Kamu yakin, nak?" Tanya Mike.
("Iya, nggak apa-apa. Yaudah kalau gitu, teleponnya aku tutup dulu, ya!") Mike tersenyum, "yasudah," ucapnya sebelum sang anak menutup panggilan mereka.
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Setelah terjebak macet selama hampir satu jam, Mike akhirnya tiba di mansionnya, saat dia memarkirkan mobil mewahnya di garasi, semua kendaraan putra sulungnya berada di sana, menandakan bahwa putra sulungnya itu menurut saat dia suruh untuk tidak masuk kampus hari ini.
Jam sekarang sudah menunjukkan pukul setengah satu siang, dia langsung masuk kedalam mansion dan tidak menemukan keberadaan kedua anaknya di ruang tamu, maupun ruang keluarga, mungkin mereka sedang di kamar masing-masing, pikirnya.
Namun saat dia hendak masuk kedalam lift, ekor matanya tak sengaja menangkap putra sulungnya yang berada di ruang makan, membuatnya mengurungkan niat untuk naik.
Dia segera meletakkan jas dan tas kantornya di sofa kemudian pergi ke ruang makan, mungkin saja kedua anaknya itu sedang makan siang.
Namun saat dia memasuki ruang makan, terlihat Gamaliel dengan hati-hati menaruh sebuah panstop berisi kuah panas keatas meja makan.
"Hati-hati nak," Mike menghampiri Gamaliel dan membantu anak itu.
"Kebetulan daddy sudah pulang, ayo makan bersama!" Ujar Bastian yang datang sambil membawa toples yang berisi bawang goreng dan piring yang berisi tahu goreng.
Gamaliel terlihat kembali kedapur mengambil barang lain, "Kalian masak?" Pertanyaan itu membuat Bastian menatap daddynya.
"Iya, tadi aku nelpon Daddy buat minta dibeliin mie instan karena stok nya udah habis. Tapi Gama menyarankan buat bikin sendiri aja mie nya dari tepung, dibantu maid juga. Beruntung kita juga punya alat penggiling mie di dapur!" Mike tersenyum mendengar hal itu.
Mike melihat sang anak yang datang dengan membawa botol kecap, dan saus tomat dan meletakkannya di atas meja makan.
"Daddy kalau mau makan yang lain, maid juga masak makanan yang lain!" Ujar Gamaliel, dia kali ini sudah sedikit berani berbicara dengan sang daddy, karena daddynya sudah tidak lagi membentaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer (End)
Teen FictionCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN CERITA YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari...