Part 30

540 40 6
                                    

Setelah hampir dua hari berada di pulau, sore ini Mike dan kedua putranya tengah menaiki helikopter untuk kembali lagi ke kota.

"Ayo nak!" Mike menggenggam tangan kedua putranya, kemudian menaiki helikopter tersebut.

Gamaliel menggenggam erat tangan sang kakak ketika helikopter tersebut sudah lepas landas, walaupun dia sendiri memakai sabuk pengaman.

Bastian yang mendapatkan reaksi tersebut tiba-tiba menegang, "Hei... Dek, kamu takut ketinggian?" Gamaliel menutup matanya dan mengangguk kecil, membuat Daddy mereka yang duduk didepan segera menoleh kebelakang.

"Kenapa tidak bilang, hm? Tau begitu kita naik speed saja!" Mereka sudah terlanjur berada di udara, apakah harus balik saja?

"Coba buka matamu pelan-pelan, lihat pemandangan di luar! Sangat indah!" Bastian menggenggam tangan sang adik, dan berbicara dengan lembut.

"Takut..." Lirih anak itu.

"Tidak apa-apa, bukalah dulu," lembut Bastian, membuat Gamaliel dengan ragu-ragu membuka matanya.

Gamaliel takut, namun Bastian terus menyenangkan nya, dia melihat ke bawah. Mata yang tadinya menunjukkan sorot ketakutan, sekarang berbinar-binar memandangi birunya air laut, dengan pemandangan kota yang mereka tinggali.

"Waahhh cantik!" Gumamnya.

Dia melihat pinggiran pantai di mana di sana ada banyak sekali orang-orang yang menikmati minggu sore mereka di pantai.

Matanya bergulir ke ufuk barat, di mana pemandangan matahari terbenam sangat indah, bahkan hangatnya sinar mentari itu sampai tersorot padanya yang berada di dalam helikopter.

Pesawat kecil itu memasuki area kota, Gamaliel memandang kagum kearah gedung-gedung tinggi yang mereka lewati, terlihat sungai yang membentang di tengah-tengah kota, membuatnya terkagum-kagum karena bisa melihat sungai itu dari atas sini.

Bastian yang melihat adiknya tersenyum dengan mata yang memandang penuh binar kearah bawah, membuatnya pun ikut tersenyum hangat, begitupun dengan sang Daddy yang melihat kedua putranya dari depan.

Helikopter itu kemudian terbang di atas kompleks perumahan mewah, di mana ada banyak sekali jejeran mansion mewah. Hingga beberapa saat kemudian mereka tiba di mansion yang paling ujung, sekaligus mansion yang paling besar diantara semuanya.

Helikopter itu mendarat di rooftop mansion, membuat Gamaliel merasa senang. Karena apa? Karena ini kali pertama dia bisa berada di rooftop mansion yang dia tinggali.



🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾



Mike membuka pintu kamar Gamaliel, hal pertama kali yang menyambutnya adalah kegelapan, membuatnya segera berjalan kearah saklar lampu dan menyalakan lampu kamar itu.

Terlihat Gamaliel yang tertidur di atas kasur king sizenya dengan posisi memeluk guling dan selimut yang menutup tubuhnya sampai ke leher.

Mike berjalan mendekat dan menyingkap selimut tersebut, "Liel..." Pria itu membelai wajah putih anaknya.

"Hmm..." Gumam Gamaliel dengan mata yang masih terpejam, dia sebenarnya sudah terbangun sejak lampu di kamarnya menyala, namun dia malas membuka mata.

"Bangun yuk, makan malam dulu. Tidurnya dilanjut nanti!" Titah Mike, namun tidak mendapat respon dari anak itu.

"Sayang, ayo..."

"Ngantuk Daddy..." Suara serak khas bangun tidur putranya terdengar.

"Tapi kamu harus makan, ayo bangun dulu!" Mike mengangkat tubuh Gamaliel, membuat anak itu sampai terduduk, hingga mau tidak mau Gamaliel terpaksa membuka matanya yang terasa berat itu.

 Son Of A Murderer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang