Semuanya telah hancur, kacau dan tak ada lagi yang tersisa. Semenjak hari itu, keluarga Mike benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Setengah tahun kini telah berlalu.
Mike divonis sepuluh tahun penjara dan denda sebesar lima ratus miliar rupiah, sedangkan Bastian kuliah sambil meneruskan bisnis sang daddy. Sangat sulit baginya dalam membagi waktu dalam belajar dan bekerja, untung saja ada Gino, tangan kanan sang daddy yang sangat membantunya.
Bastian sebenarnya tidak tau bagaimana bisa sang Daddy hanya divonis dengan hukuman itu? Bukannya dia tidak bersyukur, hanya saja dia merasa aneh.
Jelas-jelas buktinya sudah ada, bahkan Mike saja telah mengakui kesalahannya, lalu kenapa hukumannya bisa hanya dengan penjara sepuluh tahun saja?
Sedangkan Gamaliel?
Entahlah...
Adiknya itu seperti hilang ditelan bumi.
Adiknya menghilang tanpa jejak.
Nomor dan media sosialnya diblokir.
Rivai tidak mau memberitahu dimana adiknya berada.
Bahkan di sidang saja adiknya sama sekali tidak datang.
Seolah-olah Gamaliel sangat tidak sudi untuk melihat wajahnya dan wajah Daddy mereka lagi.
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
"Bagaimana kabar daddy hari ini?" Bastian menyiapkan kotak makanan yang dia bawa untuknya, dan untuk sang daddy.
Memang jika ada waktu Bastian selalu datang dan membawa makanan untuk dimakan bersama sang daddy di kantor polisi. Saat ini mereka sedang berada di ruang khusus para napi bertemu dengan anggota keluarganya.
"Seperti biasa, baik." Jawab Mike sambil berusaha tersenyum, walau dalam matanya jelas sekali terlihat kehampaan.
"Bagaimana kabarmu? Maafkan daddy, kau harus menanggung semua beban ini karena Daddy..." Tanya Mike dengan lirih.
"Aku baik, daddy tidak udah meminta maaf. Karena memang sudah seharusnya ini menjadi tanggung jawabku!" Balas Bastian.
Mike tersenyum tipis kemudian melanjutkan kegiatan makannya. Bastian tau masih ada lagi yang daddynya ini ingin tanyakan, namun pria itu enggan bertanya karena pertanyaan itu sudah setiap hari dia tanyakan ketika sang anak datang mengunjunginya.
"Aku masih belum mendapatkan kabar tentangnya," Mike berhenti mengunyah dan menatap putra sulungnya yang menatapnya nanar.
"Dia sangat membenciku, sehingga dia tidak mau lagi menunjukkan wajahnya padaku." Air matanya seketika mengalir begitu saja.
Tangan Mike terangkat dan menghapus air mata itu.
"Sudah besar, tidak boleh cengeng..." Mike berkata seperti itu namun matanya berkaca-kaca.
"Lalu bagaimana dengan daddy? Daddy juga tidak jauh bedanya denganku!"
~•🦋•~
Di suatu tempat yang jauh, yang bahkan tidak pernah orang lain kira, kini seorang pemuda berdiri di tepi pantai sambil melihat bagaimana kencangnya ombak di laut menyapu pinggiran pantai. Suara air yang bertemu dengan pasir itu terdengar mengalun bagai musik.
Air matanya seketika menetes dari mata indahnya itu.
Semuanya telah lama berlalu, namun sakitnya masih terasa.
“Suatu hari nanti, akan ada hari dimana kau akan mengetahui semuanya, nak. Tapi untuk sekarang lebih baik kamu nikmati dulu hidupmu, sayang...”

KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer (End)
Ficção AdolescenteCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN CERITA YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari...