Louisa keluar dari restoran itu sembari membawa perasaan penuh dengan amarah. Tarikan napasnya memburu dengan tatapan mata yang tersorot tajam bak ujung pedang yang baru terasah di atas golakan api nan panas. Kedua kakinya terus melangkah dengan hentakkan kasar menuju sebuah mobil yang tengah terparkir. Dia membuka pintu mobil tersebut, lantas masuk ke dalamnya.
Louisa menarik napas yang panjang lalu membuangnya secara perlahan, dan mengulang-ulang sampai suasana hatinya kembali tenang.
"Jadi....Apa mau dia?" Seorang lelaki bertanya kepada Louisa. Dia adalah Kenta. Tentu, Louisa tidak akan merahasiakan soal pertemuan ini dari Kakaknya. Louisa tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Jadi, dia menceritakan semuanya sebelum memutuskan untuk datang ke restoran ini.
"Kamu tidak berkata-kata aneh 'kan?" Suara yang lain ikut bergabung, membuat Louisa harus menengok ke kursi bagian belakang, dan menyaksikan Claire tengah terduduk di sana.
"Untungnya tidak." Louisa menjawab, lalu menoleh Kenta yang berada di sampingnya. "Dugaan Kakak sebelumnya benar, dia ingin kembali denganku seperti dulu."
"Tapi kamu menolaknya 'kan?" Kenta bertanya, dia menatap Louisa sangat serius. "Jangan bilang kamu nerima dia lagi? Kakak sudah memberi tau jangan sama dia lagi! Ini demi kebaikan ka-"
"Kak." Louisa memotong. "Dengerin aku dulu bisa gak? Jangan langsung ngomel-ngomel gak jelas."
Kenta langsung terdiam dan mengangguk, "Oke."
"Mending Kakak jalanin dulu ini mobil, nanti aku akan bercerita di jalan. Kalau Kakak gak jalan-jalan, ini kita bisa nginep semaleman di sini." Louisa berujar seraya membawa perasaan kesalnya.
"Tenang, Lou," kata Claire.
"Maaf. Rasa kesalku masih terbawa."
Setelah itu, Kenta menjalankan mobilnya dan melaju pergi meninggalkan area restoran. Di sana Louisa langsung membeberkan tentang pertemuannya dengan Raynald tadi. Dia menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa terlewat satu kata pun. Berbagai ekspresi dapat terlihat dari wajah Kenta ataupun Claire saat menyimaknya, mulai dari kesal, kaget hingga marah.
✴️✴️✴️
Raynald baru tiba di apartemennya. Dia menutup pintu dengan wajah penuh ketidakpuasan. Pertemuan dengan sang mantan kekasihnya tidak sesuai dengan harapannya. Segala rencana yang sudah tersusun rapi harus sirna begitu saja, dan kini dia tidak tau harus melakukan apa.
Dia melempar tubuhnya ke atas kasur, dan menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Helaan napas yang dibuatnya terdengar seperti keputusasaan. Dia pun langsung menutup matanya, membayangkan kejadian yang telah menimpanya tadi.
Masih dalam keadaan terpejam Raynald berbicara, "Kenapa Louisa berbicara seperti itu? Aku 'kan cinta pertama Louisa? Seharusnya dia bahagia karena bertemu denganku lagi, bukannya menolakku secara mentah-mentah seperti tadi."
Setelah itu, Raynald pun membuka matanya, "Aku tidak terima. Pokonya aku harus mendapatkan kembali hati Louisa, gimanapun caranya. Dia harus menjadi milikku dan tidak akan ku biarkan orang lain memilikinya."
"Aku pasti bisa. Tinggal kasih kata-kata manis dan janji-janji yang meyakinkan, Louisa pasti akan jatuh ke dalam pelukanku lagi," ucapnya. "Dan kalaupun tidak, ku buat dia menyesal, dan akan aku pastikan penyesalan terbesarnya adalah menolakku."
"Aku harus memikirkan rencana dan strategi yang lainnya." Raynald pun bangun dari tidurnya, lalu beranjak pergi menuju meja kerjanya. Seperti yang sudah dikatakan Raynald sebelumnya, bahwa dia akan membuat sebuah rencana, rencana bagaimana caranya mendapatkan hati sang mantan yang pernah ia tinggalkan dulu. Apakah dia bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama Louisa [PROSES TERBIT]
Teen FictionLouisa tak pernah menyangka jika cinta pertamanya akan menggoreskan luka di dalam hatinya. Dia selalu berpikir bahwa perasaan cinta adalah anugrah terindah, tapi kenyataannya cinta tak lebih dari sekedar omong kosong. Kehidupan Louisa awalnya baik-b...