"Ini dia bubur kacang Bu Sarah...Bubur kacang nomor satu di SMA Maplewood." Claire meletakkan satu mangkuk kecil berisi bubur kacang di atas meja. Setelahnya, dia pun duduk di samping sahabatnya itu.
"Kok cuma satu? Punyamu mana?" Louisa bertanya bingung.
"Ya aku sudah kenyang lah... tiga bungkus nasi kuning saat di rumah," ujar Claire terkekeh.
Tak terkejut sedikitpun bagi Louisa saat mendengarnya. Karena itu merupakan hal biasa bagi pendengaran Louisa . Claire memang suka makan, namun anehnya berat badan dia tak bertambah sedikitpun, perempuan itu masih saja kurus, walau sudah makan satu gentong nasi sekalipun.
"Buruan makan nanti keburu dingin itu buburnya," perintah Claire.
Tangan kanan Louisa merangkak meraih sendok besi yang tersimpan di dalam mangkuk bubur kacang miliknya. Dia mengaduk-aduk sejenak bubur tersebut supaya rata. Kemudian, satu sendok terangkat, lalu dia memasukkannya ke dalam mulut. Matanya seketika melotot setelah merasakan sensasi nikmat yang tengah berpesta pora di dalam mulutnya.
"Bubur kacang Bu Sarah emang gak pernah gagal yah, " ujar Louisa setelah menelan makanannya.
"Jelas...Kalo gagal sih ya tidak mungkin," imbuh Claire menyetujui.
Setelah itu, Louisa terus memasukan bubur kacangnya dengan cepat, membuat Claire mengerutkan keningnya seraya membelalak. Bubur kacang Bu Sarah memang sangat nikmat, namun dia tak pernah menyangka jika Louisa akan sebrutal itu memakannya.
Di pertengahan aksi makan Louisa, tiba-tiba saja Raynald memunculkan dirinya di hadapan mereka. Louisa yang menyadari kedatangan laki-laki itu langsung menghentikan gerakan tangannya dan menatap Raynald sekian detik.
Tetapi Claire, dia memutar kedua bola matanya dengan malas. Tak pernah sehari pun laki-laki itu tak mengusik dirinya dan Louisa. Dia selalu datang di waktu yang tidak tepat.
"Hey..." Louisa menyapa, lalu mengelap mulutnya dengan punggung telapak tangannya.
"Bisa gak sih satu hari saja kamu gak muncul di hadapan kita berdua? Hari-hari liat wajahmu terus. Gak bisa emang cari meja yang lain terus ganggu orang lain aja?" Claire berujar sangat kesal.
"Claire...!!" Louisa menoleh ke arah Claire seraya memberikan wajah tak menyenangkan. "Kamu apaan sih? Kok bentak-bentak Raynald begitu?"
"Loh? Kamu kenapa belain laki-laki ini? Dia udah mengganggu waktu sarapan kamu loh, itu tidak sopan!" ujar Claire.
"Gak kenapa-napa kok, biarin aja." Louisa berkata. Lalu menatap Raynald Kembali.
Claire merasa jengkel saat mendengar Louisa lebih membela laki-laki itu. Wajahnya tak bisa berbohong jika mulai saat ini, mulai menit ini dan mulai detik ini, Claire membenci laki-laki yang bernama Raynald. Bukan apa-apa, tetapi Raynald nampaknya sudah mencuci otak sahabatnya itu.
Apa spesialnya Raynald? Pasti sama saja dengan laki-laki yang lain. Pembohong. Pembawa penyakit. Dan pengkhianat. Pikir Claire.
"Apa kamu sudah sarapan?" tanya Louisa.
Mendengar itu Claire dibuat bingung lagi. Dia tak ditanya oleh Louisa tadi pagi kalau dirinya sudah sarapan atau belum. Tetapi kepada Raynald, dia bertanya.
Apa-apaan!, Batin Claire.
Raynald duduk di bangku kosong yang berada hadapan Louisa, "Sudah kok, kamu baru sarapan ya?" ucapnya dengan sangat lembut.
Sok lembut, aslinya pasti kasar kayak bahan ceruty, Batin Claire.
Louisa mengangguk dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama Louisa [PROSES TERBIT]
Teen FictionLouisa tak pernah menyangka jika cinta pertamanya akan menggoreskan luka di dalam hatinya. Dia selalu berpikir bahwa perasaan cinta adalah anugrah terindah, tapi kenyataannya cinta tak lebih dari sekedar omong kosong. Kehidupan Louisa awalnya baik-b...