Sempurna, cantik dan menawan. Mungkin itu beberapa kata yang tengah mendeskripsikan bagaimana penampilanku saat ini. Gaun Sky Blue pemberian ibuku kemarin telah sukses membuat penampilanku begitu luar biasa. Tak lupa juga dengan High heels dan topeng yang berwarna senada. Pesta ulang tahun yang digelarkan oleh Daphne akan segera berlangsung dalam waktu beberapa jam lagi.
Namun sebelum pergi, aku meminta bantuan kepada ibu untuk merias wajah dan rambutku. Memastikan agar tidak hanya pakaian yang sempurna, namun wajah dan rambut pun harus menyeimbangkan.
Di atas kursi yang menghadap kaca rias, aku duduk seraya tersenyum, memperhatikan diriku sendiri dalam cermin yang tengah didandani oleh ibuku. Tangannya nampak begitu lihai ketika sedang menata rambutku. Di sana aku hanya terdiam seraya menunggu hasilnya.
"Nanti kamu dijemput, Raynald?" Ibuku bertanya. Dia memang sudah mengetahui hubunganku dan Raynald. Meskipun pada awalnya dia tidak terima dan begitu marah, namun dengan segala keyakinan yang aku buat, akhirnya ibuku luluh dan mempercayai segalanya padaku. Yang terpenting aku dapat menjaga diri.
"Sepertinya begitu," ujarku. "Memang kenapa, Bu?"
"Sekali-kali ajak dia ke rumah, kenalan sama ibu. Masa punya pacar yang sudah mau delapan bulan gak dikenalin ke ibu." Perkataan dari ibuku membuatku termangu. Aku sudah berusaha untuk melakukan itu, namun Raynald tak pernah mau. Entah apa alasannya pun aku tidak tau kenapa.
"Aku sudah mengajaknya beberapa kali, setiap dia mengantarkan aku pulang, namun sepertinya dia belum mau." Aku berujar.
"Kalau Raynald gak serius sama kamu, sebaiknya jangan dibawa terlalu jauh, nanti kamu sakit hati. Karena laki-laki yang serius akan memperkenalkan dirinya ke orang tua perempuan yang dicintainya." Ucapan dari ibuku berhasil menyarang di kepalaku. Aku jadi kepikiran. Karena pernyataan itu seratus persen akurat.
"Ih....Aku jadi overthinking tau, Bu. Raynald itu sayang sama aku, gak mungkin dia nyakitin aku." Aku berkata seraya menatap ibuku lewat refleksinya.
Dia menghela napas, "Kamu gak akan pernah tau bagaimana rencana Tuhan ke depannya akan seperti apa. Entah itu baik atau buruk, tapi Ibu harap kamu tidak terlalu berharap, karena terkadang harapan sendirilah yang akan menjatuhkan dan menyakiti diri sendiri. Jadi, cintailah seseorang secukupnya saja. Ibu tidak ingin kamu seperti ibu yang terlalu mencintai ayahmu."
Aku merenungi perkataan ibuku sejenak. Itu memang benar, namun di dalam hati, aku selalu yakin kalau Raynald tidak akan pernah menyakiti atau mengkhianati diriku. Aku selalu melihat bagaimana cara dia menatapku, cara dia berkata dan cara dia bertindak. Dia jatuh cinta padaku. Dan aku yakin bahwa di dalam hatinya tidak ada sedikitpun niat untuk mengkhianatiku.
"Sudah selesai."
Aku tersenyum untuk menanggapi perkataan ibuku, walau sebetulnya dalam pikiran penuh dengan pertanyaan dan keraguan. Setelah itu, aku pun bangkit dari kursiku dan berdiri di depan cermin besar. Aku berputar ke kiri dan kanan, memperhatikan setiap sudut dari penampilanku saat ini. Ketika menyadari semuanya nampak sempurna, aku tersenyum lebar dan memeluk ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama Louisa [PROSES TERBIT]
Fiksi RemajaLouisa tak pernah menyangka jika cinta pertamanya akan menggoreskan luka di dalam hatinya. Dia selalu berpikir bahwa perasaan cinta adalah anugrah terindah, tapi kenyataannya cinta tak lebih dari sekedar omong kosong. Kehidupan Louisa awalnya baik-b...