xvii. their grip is still there

372 86 38
                                    

Sehelai kemeja setengah basah dihentakkan hingga beberapa tetes airnya berhamburan, disampirkan pada tali yang membentang di antara dua tiang jemuran, di teras belakang sebuah hunian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehelai kemeja setengah basah dihentakkan hingga beberapa tetes airnya berhamburan, disampirkan pada tali yang membentang di antara dua tiang jemuran, di teras belakang sebuah hunian.

Memasang kaos tebal polos hitam di badan. Mengusung beberapa bilah kayu.

Meski hujan di luar telah reda, dinginnya membekas cukup lama sehingga Jaime butuh duduk di dekat nyala perapian.

Bersama surat-surat yang diambilnya dari kotak di dekat pagar rumah juga kacamata yang bertengger di wajah. Namun, sebentar-sebentar, itu disingkirkan. Berjalan, ia menilik jendela rumah dan mendapati hari hampir menjemput petang.

Ada sesuatu yang ingin Jaime pastikan sehingga ia kemudian terburu-buru menutup tirai dan mengunci pintu.

Ditinggalkannya rumah pada petang itu. Melangkah gegas, mengarungi jalan, lalu berhenti tak jauh dari sebuah rumah di ujung jalan.

Dari tempatnya berdiri, kini, Jaime melihat beranda rumah itu diterangi secercah cahaya. Lentera di dinding sana menyala pertanda bahwa seseorang mendengar apa yang pernah Jaime pesankan padanya.

Maka, Jaime putar kembali arah langkah sesaat setelah sempat mengulas sedikit senyum. Sebab tujuannya hanya sekadar memastikan. Apa jadinya apabila ia ketahuan terlalu sering datang?

Maksudnya, mendatangi tempat itu. Tepatnya, mendatangi perempuan itu.

Jaime tak ingin Annelyn segera tahu, tak ingin buru-buru membuat kertertarikannya terlihat sangat jelas. Biar semuanya berjalan dengan alami dan tenang, untuk menghindari timbulnya ketidaknyamanan terutama bagi perempuan itu.

"Hahaha, sudah sewajarnya tarif sewa untuk orang asing lebih mahal ketimbang sewa untuk warga lokal! Mengaku sajalah, Nona! Anda datang dari negeri seberang, bukan?!"

Namun, pada akhirnya, Jaime ada di sini, di depan sebuah gerbang. Sebuah keributan yang terdengar hingga posisinya berdiri kala itu menyeret ia agar datang.

"Waktu itu, 60 Euro bukan apa-apa bagi Anda, tapi mengapa sekarang Anda mempermasalahkan?!"

Tak butuh mendorong sebab gerbang telah terbuka lebar. Sudah saja, Jaime melangkah masuk lalu meniti tangga dan sampai di ambang pintu rumah yang juga terbuka.

"Tidak, aku tidak bisa menerimanya. Lebih baik Anda pergi, dan cari rumah sewa yang lain!"

Jaime saksikan, di ruang paling depan yang berterangkan cahaya dari lilin sebatang, dua orang perempuan berdiri saling berhadapan dibatasi oleh sebuah meja yang menyimpan beberapa lembar uang di atasnya.

Tak butuh waktu lama untuk keberadaan Jaime disadari oleh satu di sana. Mata Annelyn menangkapnya. Sementara, untuk menyadarkan Helen, Jaime butuh mengetuk pintu sebanyak tiga.

DESPEDIDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang