xv. become protective glass

553 100 34
                                    

"Kondisi di sana masih sangat kacau."

Meja di salah satu sudut bangunan restoran dua puluh empat jam yang begitu lengang dari kehadiran pelanggan adalah posisi di mana dua perempuan belia duduk saling berhadapan.

"Berita buruk tentang keluarga Nona terus menyebar-luas. Dan, kini orang-orang itu benar-benar berusaha keras mencari Nona. Mereka bahkan berjanji akan memberikan penghargaan bagi siapapun yang menemukan Anda. Mengatakan pada semua orang bahwa seluruh bagian keluarga John harus dihukum."

Dengan gerakan pelan, Annelyn menyesap teh hangat dalam cangkir seraya membuang pandang ke samping; keluar jendela yang hanya berjarak tak lebih dari setengah meter darinya; kepada sedikit lalu lalang roda dan tapak kaki manusia di pusat kota yang belum cukup bernyawa.

"Nona adalah buronan. Jadi, demi keamanan, Nona mungkin harus tinggal di sini sedikit lebih lama."

Pertemuan rahasia dengan Gracia ini diadakan ketika pagi masih sangat buta; kala langit masih menyimpan kelam di antara corak jingga juga biru mudanya; kala dingin udara masih kuat menggigit permukaan kulit siapa saja.

"Saya sudah menyiapkannya."

Masih hanya suara Gracia yang melantun. Tentu saja. Sejak detik pertama mata mereka berjumpa, Annelyn adalah manusia yang terbungkus ketenangan sempurna.

"Ini persediaan bahan makanan," Gracia mendorong sebuah tas besar, "Dan, ini," kemudian kantong kecil, "Sejumlah uang."

Menyorot penuh pinta, "Kali ini, tolong, gunakanlah dengan lebih bijak, Nona."

Dalam heningnya, Annelyn memandang benda-benda yang Gracia bawakan untuknya. Meletakkan cangkir ke atas meja, lalu merengkuh dan menyeret tiap-tiap kantong agar menjadi lebih dekat dengannya.

"Aku mengerti."

Sekadar itu, jawab Annelyn, yang mana membuat kening Gracia kontan berkerut. Heran.

Seperta tak percaya, Gracia pastikan dengan bertanya, "Anda tidak keberatan, jika harus bertahan lebih lama di sini?"

"Hm." Annelyn bergumam. Meraih lagi cangkir, "Tak masalah," menyesap.

Hening merayap. Gracia diam dalam telaahnya terhadap air muka Annelyn yang tenang. "Meski terdengar baik, tapi ini sungguh, di luar dugaan."

Annelyn hanya melirik, menggerakkan satu ujung alisnya naik.

"Saya pikir Anda akan menolak atau setidaknya menyuarakan protes, seperti biasanya. Di surat yang Anda kirimkan, Anda juga terdengar seperti sangat ingin pulang. Saya pikir Anda dalam kondisi sangat mengenaskan karena Anda di surat yang Anda kirimkan, Anda mengatakan sudah kehabisan uang. Inilah mengapa saya terburu-buru kemari sampai rela menyebrang lembah dan lautan."

Mengangkat cangkirnya, sorot Gracia masih jatuh pada Annelyn. "Ternyata kondisi Nona jauh lebih baik dari apa yang saya pikirkan."

Sementara Annelyn telah kembali menebarkan atensi pada hiruk pikuk di luar sana. Hampir tak ada suara yang ia buat, menyesap teh hangat pun begitu hening. Setidaknya sebelum Gracia menanyakan,

"Apa ada seseorang yang menjagamu di sana?"

Uhuk!

Pelan. Namun, Gracia segera berkesimpulan, "Benar-benar ada, ternyata."

Berusaha tenang, Annelyn letakkan cangkir lalu menyeka bibir. "Tidak ada hal semaca—"

"Syukurlah," potong Gracia, menyimpul seulas senyum samar yang membuat bibir Annelyn kemudian terkatup.

DESPEDIDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang