“Hari-hari berat akan terlewati dengan indah jika kita bersama”~
Agantha🌹🌹🌹
‡‡‡‡Agantha sudah berdandan rapi untuk menemui klien, ia berjalan menuju ruangan mama-nya.
"Ma?" Agantha mengetuk pintu mengintip sedikit.
"Iya masuk aja" Abbel tersenyum ia sedang menyeruput teh dengan memandang pemandangan dari lantai dua mansion-nya.
"Aduh kamu tapi banget" Abbel gemas sekali melihat anaknya seperti ini.
"Iya dong masa agan pake kaos ketemu sama klien" gurau Agantha membuat Abbel tertawa.
"Kamu ini bisa aja, mau berangkat sekarang?" Tanyanya dan Agantha mengangguk.
"Ya udah hati-hati" Abbel mengulurkan tangannya, dan Agantha mencium punggung tangan Abbel.
"Agan berangkat ya ma" Agantha pergi menuju lantai satu sudah ada mobil dan supir yang menunggunya.
"Silahkan" supir itu membukakan pintu mobil untuk Agantha, Agantha hanya tersenyum ramah.
Perjalanan mereka tempuh agak lama, terlebih macet untung saja Agantha berangkat agak pagi jadi nanti tidak telat.
Agantha turun dari mobil menatap sejenak bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya itu.
Ia menemui klien di luar tidak di perusahaan, ia masuk dan bergegas datang ke tempat yang telah di tentukan.
Agantha masuk ke dalam restoran dan menemui resepsionis.
"Atas nama siapa?" Tanya resepsionis pria itu.
"Skyvester" ucap Agantha.
"Apakah anda tuan Agantha Maldava Skyvester?" Tanya pria itu lagi Agantha mengangguk.
"Mari saya antar" pria itu membungkuk menunjukan jalan, mereka berjalan ke ruang privat, VIP.
"Silahkan anda sudah di tunggu" Agantha mengangguk lantas masuk ke ruangan itu.
Terlihat seorang gadis berambut panjang dengan wajah di tutupi buku menu.
"Maaf membuat anda menunggu" Agantha tersenyum berbicara selembut mungkin.
"Tidak kau tidak telat aku saja yang terlalu bersemangat, maldava, ups maksud ku Agantha" gadis itu menaruh buku menu dan tersenyum penuh arti.
"Kau" nada Agantha agak terkejut, gadis ini kenapa dia berada di sini?.
"Apakah kau terkejut?" Gadis itu tertawa.
"Duduklah" gadis itu menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.
"Tidak ini pasti salah, aku salah ruangan" Agantha hendak pergi.
"Tidak aku mewakili papaku dia tidak bisa hadir" gerakan Agantha terhenti ia berpikir sejenak ia harus profesional.
"Baiklah" Agantha duduk di depan gadis itu.
"Baiklah mari kita mulai" Agantha hendak membuka dokumen yang ia bawa.
"Ayolah apakah kau tidak rindu padaku?" Tanya gadis itu ia tersenyum, senyum paling menjijikan yang pernah Agantha lihat.
"Hentikan kita akan membahas pekerjaan" Agantha berkata dingin tetap membuka dokumen yang sudah di tangannya.
"Aku tidak akan menandatangani dan memberi sample pada dokumen mu, aku punya sarat" gadis itu tersenyum licik, Agantha mengepalkan tangannya ini sungguh jebakan.
Gadis itu menuangkan minuman ke gelas Agantha, ia sejak tadi menatap Agantha.
"Minumlah kita akan sedikit bersenang-senang" gadis itu menyeringai, Agantha tetap pada wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Agantha | [Seutas Benang Merah]
Novela JuvenilMeylian adalah gadis cantik yang tak percaya akan yang namanya cinta tetapi ia dipertemukan oleh Playboy terkenal di sekolahnya dia agantha, dengan segala pesonanya agantha merayu seorang Meylian yang tak kenal cinta. Nyatanya Agantha menyembunyika...