19

27 9 18
                                    

Entah beberapa lama ia mengendarai kudanya masuk semakin jauh kedalam hutan yang ia sendiri tak mengenalinya dengan daehoon yang masih belum sadarkan diri di dalam gerobaknya.

Sekarang,di tengah hutan yang sudah tidak bisa di lalui gerobaknya karena aksesnya yang sudah terputus,ia angkat kembali tubuhnya pemuda itu untuk turun dan menyandarkan tubuhnya di bawah pohon.

Ia kemudian menggali lubang yang cukup dalam untuk mengambil air yang keluar dari tanah liat merahnya,untuk membantu mengeluarkan racunnya,setelah airnya terkumpul ia masukkan kedalam wadah air yang terbuat dari kulit hewan milik warga yang ia temukan di dalam gerobak.

Ia hendak memberikan daehoon minum namun karena pemuda itu masih belum sadarkan diri membuatnya merasa prustasi serta kebingungan juga kesal sekaligus.

"Kau bilang akan menjadikan ku pengawal,kau tidak bilang akan mati di jalanan". Gerutunya tak begitu kencang,karena khawatir jika ada yang mendengar suaranya.

"Buka mata!dasar bodoh!".

"Kau tau betapa menyesalnya aku mengajakmu?!".dengusnya yang terus membentak kecil tepat di depan wajah pria itu.

"Pangeran daehoon bangunlah!".

"Yaa daehoon bangunlah!". pekiknya di sertai dengan tangannya yang menepuk nepuk kedua belah pipi pemuda itu dengan cukup keras.

"Sakit".

Lirihnya yang mulai membuka matanya,gadis itu pun terdiam dan berhenti menepuk nepuk pipinya.

"Daehoon".

"Kubilang itu sakit, Rasanya seolah olah kulitku dirobek robek".dengan lemah pemuda itu mendeskripsikan rasa sakitnya sekarang, bukan karena tepukan di pipinya melainkan racun di dalam tubuhnya.

Daeun pun bergegas memberikan air tanah merah itu kepadanya, menyuapinya.

"Minumlah,ini air tanah liat merah.aku tidak tau racun apa ini sekeras apapun aku mencoba,sulit untuk mengobatimu karena aku tidak tau ini racun apa".

Jelasnya yang sudah berusaha memikirkan dan sesekali selama perjalanan ia singgah di berbagai tempat di tengah hutan itu untuk mencari obatnya namun tidak ada yang bisa ia temukan.

Uhukk
Uhukk

"Ohh daehoon".

Ia terbatuk dan memuntahkan cairan merah dari tubuhnya setelah beberapa teguk airnya masuk kedalam tubuhnya menandakan bahwa betapa banyak racun didalam tubuhnya yang semakin menyebar.

Nafasnya terasa semakin memburu, jantungnya berdetak kencang.ia mengedarkan pandangannya ke segala,mencari tau dimana ia sekarang .

"Jika kau meniup ini,elang ku_dia akan datang".
Ia berikan sebuah peluit kecil yang baru saja di tarik dari lehernya yang sebelumnya ia jadikan buah kalungnya.

Kemudian dengan kedua tangan nya ia robek ujung celananya dan dengan sengaja ia gigit ujung jari telunjuknya sendiri agar mengeluarkan darah untuk ia jadikan tinta untuk menulis di sobekan kain itu.

"Ikat ini di kakinya_elang ku".daeun mengambil kain yang sudah dicoret dengan darah sebagai isyarat berbahaya untuk siapapun yang menerimanya.

daeun mengambil kain yang sudah dicoret dengan darah sebagai isyarat berbahaya untuk siapapun yang menerimanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DALEUN{ongoing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang