part 21

164 3 2
                                    

setelah beberapa hari berlalu umi berpulang ke Rahmatullah,semua keluarga ndalem mulai bisa  menerima kepergian umi
Abah yang mulai fokus dengan pondok putra dan gus ali yang lebih fokus mendidik para santri dan istri kesayangannya

" Assalamualaikum" ujar kang hisyam dari pintu ndalem

" Waalaikumsalam enten nopo kang?" Tanya gus ali yang keluar dari dapur ndalem

" Abah enten gus?" Ujarnya sambil menunduk takzim

" Sebentar kang saya panggilkan,sampean duduk dulu sini " gus ali berlalu menuju kamar abah

Tok tok tok

" Assalamualaikum bah "

" Waalaikumsalam,ada apa le?" jawab abah keluar dari kamar beliau

" Dicari kang hisyam di luar bah,kayanya ada sesuatu penting"

" Yaudah hisyam kon nunggu riyen "

" Nggeh bah " gus ali pun turun dan memberi tau kang hisyam

Karena hari ini hari Jum'at jadi para santri sedang libur mingguan di pondok pesantren.

pov: ning ila

"Assalamualaikum dek" ujar gus ali yang datang dari arah ndalem,aku yang belum terbiasa dengan panggilan barunya itu menahan salting dengan pipinya yang kemerah - merahan

" Waalaikumsalam ada apa gus?" Jawab ku sambil memberi makan ikan yang ada di taman ndalem dan duduk di gazebo sedangkan gus ali duduk disampingku

" Kok manggilnya gus lagi to?" Protesnya

" La njenengan maunya dipanggil nopo?" Kataku beliaupun berbaring dan meletakan kepalanya diatas pangkuan ku

" Mas aja,tapi kalau sayang juga boleh " aku tersenyum sedikit melihatnya bercanda sambil memalingkan pandangan ke arah lain

" Mas aja gus"

" Boleh deh ya Humairah" jawabnya sambil mencubit pipiku pelan

" Jangan gitu mas,malu" lirihku mencoba panggilan baru untuknya

" Apa tadi dek?" Katanya pura- pura tak mendengar

" Jangan gitu gus,malu " ujarku mengulangi perkataan yang tadi

" kayanya tadi bukan begitu deh "

"hehehe afwan  nggeh mas" kataku sambil mengelus rambut beliau yang ada dipangkuan ku

"aku masih nggak nyangka dek, bisa luluhin hati kamu setelah berjalan hampir empat tahun "

"jangan begitu mas, berterimakasih kepada allah juga, karena allah yang membolak balikan hati hambanya,mungkin kalau aku belum sadar, sampai sekarang penyesalan itu akan datang dan aku akan menyesal karena tidak menyadari perasaanku sendiri"

"kita jalani sama-sama ya dek " ujar gus ali dan membawa tanggan ku dan dikecupnya

"assalamualaikum " ujar abah yang tiba-tiba datang

"waalaikumsalam abah " jawab gus ali dan bangun dari posisinya

"maaf mengganggu waktu kalian berdua ada yang perlu abah bicarakan "

" mboten ganggu bah " balasku kepada beliau karena tak enak hati ,abah tersenyum kepada menantu nya yang sangat menghormatinya itu

"besok ada undangan haul dari gus kafa dari jombang,karena abah kurang enak badan bagaimana kalau kamu dan istrimu yang kesana ?"

" boleh bah,ali akan wakilkan abah "

" nanti kalau ila ikut yang jaga abah sinten bah ? nggak mungkin ila tinggal abah sendirian "

" ada,gampang itu nduk,nanti sekalian saja kalian tabarukan ke maqam nya mbah hasyim as'ari minta restu semoga abah segera nimang cucu "kata abah sambil terkekeh pelan

"doakan saja bah,kasian dek ila nya masih muda "timpal  gus ali sedangkan aku hanya bisa menunduk menyembunyikan rasa malu yang amat besar saat abah membahas perihal keturunan 

"kamu juga yang rajin usahanya le,melihat abah sudah sepuh juga ,abah pingin nimang cucu ,kamu siap kan nduk?"  ujar abah mengusap khimar ku pelan ,aku hanya diam binggung menjawab apa,karena selama ini aku dan gus ali tak pernah sama sekali membahas perihal momongan

" yaudah ya le,nduk abah tinggal ke ndalem dulu,jangan lupa besok acaranya "

" nggeh bah " abahpun berlalu dari taman ndalem

"nanti malam kita berangkat dek " kata gus ali yang sudah berdiri disampingku

" kita sama kang risky atau cuma berdua "

"berdua " ujar gus ali sedikit ketus dan langsung berlalu menyusul abah menuju ndalem

" dia kenapa ?emang aku salah ya? tanya seperti itu ?"

akupun berjalan menyusul gus ali yang tampak merajuk setelah mendengar pertanyaanku tadi

"njenengan kenapa gus?" kataku sambil memeluknya dari belakang saat melihatnya berdiri di balkon kamar sambil menatap para santri yang berlalu lalang

"nggak papa ning " balasnya aku hanya menyengit " ning " berarti benar kan kalau dia marah?

"ada apa hm?" bujukku sambil mengusap pundaknya tingginya  yang 170 itu membuatku sedikit kesusahan untuk menggapai pundaknya

"saya cemburu ning " ujar beliau setelah beberapa menit diam

"cemburu sama siapa ?"

" kang risky " lirihnya sambil menunduk

" kenapa ? "

"takut kalau sampean masih suka sama dia " aku menangkup kedua pipinya

" njenengan imam saya gus,kang risky itu hanya masalaluku,tadi aku bertanya seperti itu karena aku nggak mau njenengan kecapek an saat menyetir karena kediri jombang itu lumayan jauh apalagi kita disana beberapa hari,mahabah e kulo sampun kulo pasrahaken teng njenengan wahai zaujiku... " ujarku sambil berjinjit mengecup rahangnya pelan awlanya memang niat mengecup keningnya karena tinggiku hanya sebatas dadanya jadi hanya sampai rahangnya saja

akupun memeluk beliau,sangat nyaman , terimakasih ya allah... mungkin kalau aku terlambat menyadari perasaan ku,aku akan kehilangan sosok laki-laki sebaik gus ali....

****************

jangan lupa vote dan coment ya guysss saran kalian sangat membantu !!

Gus Ali AbizarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang