suara lantunan ayat suci al -Qur'an menggema di penjuru pesantren,para santri dengan khidmad menyetorkan hafalan mereka kepada ustazah mereka masing-masing tak terkecuali dengan ila dia menggantikan umi yang katanya hari ini tidak bisa datang
"assalamualaikum mbak " salah seorang santri datang dan memanggil ila karena di pesantren tak ada yang tau kalau ila itu istrinya gus ali
"waalaikumsalam gimana mbak ?"
" katanya abah njenengan disuruh ke ndalem "
" kenapa ?"
"nggak tau mbak katanya ada yang perlu dibicarakan "
" baik mbak habis ini saya kesana " kataku sambil menggangguk
ngaji ba'da maghrib telah selesai akupun buru - buru menuju ke ndalem untuk menemui abah
"assalamualaikum" ujarku ketika sudah berada di ruang keluarga yang terhubung langsung dengan mushola ndalem aku melihat abah dan gus ali yang ada disitu
"waalaikusalam duduk dulu nduk" jawab abah gus ali hanya diam sambil menatapku
"nggeh bah... enten nopo nggeh ?" tanya ku sambil duduk disebelah beliau
"Begini nduk.. abah minta pernikahan kalian kalau diumumkan bagaimana ? melihat keadaan umi semakin kurang baik, umi butuh istirahat nanti abah minta kamu buat gantikan umi mengelola pesantren keputren "
aku diam lidahku kelu untuk sekedar menjawab
"Abah sudah minta izin suamimu,katanya gus ali juga boleh manut keputusan e kamu gimana nduk..." kata abah lagi
" ila akan bantu umi untuk mengola pesantren putri bah... tapi kalau untuk mempublikasikan pernikahan apakah harus sekarang ?" tanya ku sambil menunduk,perasaanku campur aduk sekarang
"abah hanya takut nduk... takut kalau akan menimbulkan fitnah apalagi para santri pasti akan bertanya-tanya kenapa kamu selalu pergi-keluar ndalem padahal dindalem ini ada gus ali yang bukan mahram kamu... terima yaa nduk... ini permintaan umi.."
"ila rundingkan dulu dengan gus ali nggeh bah "
" iyaa nduk... abah mau ke atas menemui umi dulu " kata abah sambil beranjak dari duduknya dan menuju lantai dua ke kamar umi
" saya manut keputusan njenengan ning " lirih gus ali sambil menunduk entah kenapa ada rasa gundah dihatinya
"menurut e njenengan gimana gus..?" tanya ku karena aku juga binggung akan bagaimana mengingat perjanjian itu hanya kurang satu minggu
"kita hanya punya satu minggu ning...apa nggak akan melukai perasaan abah dan umi kalau mereka tau kita sebenarnya hanya pura -pura ?" tanya gus ali aku hanya diam tanpa bisa menjawab pertanyaan itu
"seenggaknya itu bikin umi dan abah bahagia "ucapku dengan lirih tanpa berani memandang wajah yang ada didepanku
"bahagia hanya sesaat ning... kalau mau kita akhiri aja sekarang,toh nanti ataupun sekarang abah dan umi akan sama-sama terluka" ujar gus ali sedikit emosi,dirinya juga capek tiga tahun lebih memperjuangkan seseorang yang hatinya bukan untuk dirinya itu sanggat melelahkan
"apa njenengan tidak memikirkan perasaan umi dan abah gus ?"tanya ku menatap beliau heran bagaimana beliau bisa berfikir langsung mengatakan kalau aku dan gus ali hanya pura-pura
" cepat atau lambat mereka akan tau ning.. perjanjian satu bulan itu hanya tinggal satu minggu bahkan saya sampai sekarang belum bisa membuat njenengan jatuh cinta kepada saya sesuai dengan kesepakatan kita kan ?" ungkap gus ali dengan bulir air mata yang hampir menetes di kelopak matanya.
aku binggung akan menjawab apa disislain hatiku merasa ada hal yang tidak rela ketika gus ali bilang akan mengakhiri ini semua tapi bukankah ini kemauan ku dari dulu ? kenapa hatiku rasanya berubah
"sebelum abah semakin mendesak kita untuk mengumumkan pernikahan di kalangan para santri kita akhiri saja bagaimana ning ?" tanya nya sambil menatapku sendu hatiku tergoyak ketika melihat ekspresi sedih gus ali yang terpampang jelas di matanya .
**********
jangan lupa vote dan komen ya guysss
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Ali Abizar
RomanceKisah tiga tahun yang lalu tak pernah terfikir olehku akan berujung menjadi perjodohan bahkan dengan gus ku sendiri "saya akan menerima pernikahan ini demi kesembuhan umi gus... dan gus jangan pernah berharap apa -apa sama saya " ujarku dan meningg...