-28- The Heptagon 🌿

279 45 6
                                    


"Waktu kita tidak banyak."
Oba memekik ditengah perseteruan antara Para serigala yang semakin memanas. Tapi, asap keluar dari cermin yang sedang dipijak Bible dan Biu.
"Biu, cepat keluar dari cermin!"

Pemuda berkulit pucat itu semakin panik saat perlahan tubuhnya menguap dan memudar secara bertahap masuk kedalam cermin, "Biu, kau akan menyesali ini! Aku akan membuatmu menderita di sepanjang umurmu karena sudah merencanakan omong kosong ini!!!"

"Hahaha, sayang sekali... Tapi, ini bukan ide-ku. Ini ide Bible sendiri."

Manik pemuda itu membesar, "Bible?"
.
.
.

[**Author Note : karena chap ini full flashback, jadi untuk flashback font/tulisannya jadi miring, untuk telepati akan ditambah menggunakan garis bawah sebagai pembeda.**]

Flashback 1:
(Dimulai dari Chap. 25, waktu Meron mulai jengah melihat Bible yang menyusun Batu berulang kali)

"Meron kita harus menemui Oba sekarang!"

"Hah? Apa maksudmu?"

Bible segera merubah wujudnya menjadi Serigala Hitam dan berlari menuju Aula Besar Merupuri, Meron yang tidak mengerti mau tidak mau mengikuti Bible yang tampak begitu sangat panik.

Di Aula, Bible menemukan Oba sedang membolak-balikkan buku-buku tua miliknya, sesekali ia menyesap teh yang telah disajikan untuknya. "Oba一"

"Kemari."

Ujar Oba singkat tanpa menatap Bible sama sekali. "Ambil buku merah itu," ujarnya lagi namun tanpa menatap Bible juga. Bible tidak banyak membantah ia dengan terburu-buru mengambil buku yang diminta Oba, tapi disini lain ia juga tidak berani membantah neneknya itu, "bukan yang ini, yang disebelahnya."

Bible mengeryitkan alisnya heran, bagaimana ia bisa mengetahui bahwa Bible mengambil buku yang salah sementara ia sama sekali tidak melirik ke arah buku itu sedikitpun. Bible dengan terburu-buru kembali mengambil buku yang dimaksud dan kembali memberikan Buku itu pada Oba.

"Bukan buku ini. Disebelahnya."

Bible menggosok lehernya dan kemudian memberanikan diri untuk berkata, "Oba, bisakah aku bertanya padamu tentang sesuatu?"

Oba menatapnya tajam dan mengulangi kalimatnya. "Disebelahnya."

Bible kemudian kembali menatap buku-buku yang berserakan diatas meja, ia menatap dengan seksama buku-buku yang saling tindih itu.
Maniknya tertuju pada buku merah dengan gambar seseorang yang tengah berdiri didekat pohon oak. Mengingatkannya pada korban yang ia temukan beberapa hari yang lalu.
Ia kemudian membuka buku itu perlahan, ia kemudian melihat gambar ilustrasi seorang lelaki yang tengah menggigit orang lain dan tulisan disana pun sangat tertulis dengan jelas, ...mengambil alih jiwa orang lain.

"Bawa buku itu kemari," ujar Oba tiba-tiba membuyarkan konsentrasi Bible. ".. ah, baik."

"Buka halaman 143," ujar Oba lagi, tanpa menunggu Bible kemudian membuka halaman yang di tunjuk.

Maniknya terpaku pada kalimat yang ada dilembaran buku pada halaman yang ia buka, " Mantra Chiangi..."

"Apa kau sudah Tenang, Nak...? Panik hanya akan membuatmu salah dalam mengambil langkah. Berpikirlah dengan baik, bagaimana kau harus bersikap," ujar Oba sembari menatap Bible dengan tatapan lembut tidak seperti sebelumnya. "Oba, Meron bercerita denganku diluar tadi, dia menyebut tentang Chiangi.. dan aku berpikir bahwa mungkin saja kita sedang berhadapan dengan orang yang mahir menggunakan sihir ini."

SNOW OMEGA ❄️ [BIBLEBUILD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang