-5- Trials 🌿

546 76 42
                                    

.

.

.

Hujan di tengah malam membuat snow Omega riparian terbangun. alih-alih terganggu karena suara hujan melainkan pemuda itu terbangun karena terganggu oleh bunyi siulan angin yang begitu menyeramkan, siulan itu bahkan terdengar seperti suara tawa seseorang.

"Aduh, kenapa bunyi hujannya seram sekali, apa aku harus tidur bersama Ayah dan Papa? tidak mungkin! Ayah pasti akan mengusirku," monotonnya pada diri sendiri.

Biu kemudian menarik selimutnya hingga menutup seluruh tubuhnya, ia terus mencoba menepis semua pikiran negatif yang mondar-mandir dalam benaknya. Sampai tiba-tiba sebuah petir yang sangat besar menyambar.

Glarrrr.

Bunyi yang begitu menakutkan  membuat hampir seluruh kamar Biu bergetar. Pemuda itu bergetar dan memejamkan maniknya dengan erat.

GLAARRRRR.

Biu berlari keluar kamar saat sebuah petir yang benar benar besar menyambar dan membuat kasurnya bergetar. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat untuk berlari menuju kamar orang tuanya, sembari menahan air mata ketakutan dengan kedua telapak tangannya. Saking takutnya ia bahkan tidak menyadari bahwa ada seseorang di depannya.

Bruak.

"Owhhh," pekik Biu karena terpental.

JEDARRR.

"Waaaaa!!! Papa... Papa tolong aku," ujar biu spontan seraya menutup kedua telinganya ketakutan. Kepalanya menggeleng dengan tubuh yang gemetar.

"Biu!! Hey, Biu!!! Ada Apa denganmu biu?".

Jedarrrrr.

"Waaaaaaa!!!"

Tanpa sadar Biu kembali memeluk sosok bersuara lembut di depannya, pemuda tampan berjubah hitam itu mengerti bahwa Biu sedang ketakutan, segera ia menggendong Biu ala bridal style untuk mengantar Biu kembali ke kamarnya.

Biu yang sudah sangat ketakutan pun hanya bisa meringkuk pasrah di dalam pelukan pemuda berjubah serba hitam itu.

Hingga ia mendengar suara detak jantung yang begitu menenangkan membuat Biu memberanikan diri untuk membuka maniknya.
Hati lega saat ia mengenal jelas perawakan tubuh dan bentuk wajah orang yang sedang menggendongnya.

"Bible?"

"Iya ini aku, sebentar lagi kita sampai dikamarmu."

Dalam pelukan Bible, pemuda manis itu hanya bisa meringkuk lega karena setidaknya ia tidak lagi sendirian menghadapi petir petir itu.

Melihat jemari Biu gemetar, ia menyadari bahwa ketakutan Biu terhadap suara petir yang begitu besar, suara petir seperti mengingatkannya kepada sesuatu, seperti mengingatkannya pada sesuatu yang pernah menyakitinya.

Bible dengan berhati-hati menggendong Biu dan  berusaha agar pemuda itu merasa nyaman dalam gendongannya.

GLARRRRR!!!

Jemari Biu meremas jubah depan Bible dengan sangat erat seraya menenggelamkan wajahnya ke dada Bible yang kekar, "aku takut."
"Tidak apa-apa, petirnya jauh.."

.

.

.

Setibanya di kamar Biu,
Bible segera menurunkan Biu di atas tempat tidurnya, Bible dengan otomatis menarik selimut guna melindungi Biu dari udara dingin.
Tidak perlu takut istana ini dipenuhi dengan pengawal dan sihir pelindung, "kau tidak perlu takut."

Jedarrrrrr.

"Waaaaaaa!!!"

Bible menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kenapa bisa pria bertubuh besar seperti Biu takut pada petir.

SNOW OMEGA ❄️ [BIBLEBUILD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang