🔞5. Ajari aku

110 4 0
                                    


Who is Nana? 🔞5. Ajari aku

5 Desember 2023

Lantai kamar mandi yang dingin terbasahi perlahan oleh kucuran air dari keran shower yang sengaja diputar keras untuk menyamarkan suara. Di dalam ruangan bernuansa broken white hampir dipenuhi oleh uap air hangat yang mengucur deras.

Jemima tidak sedang mandi, belum lebih tepatnya. Mengambil waktu menuju tengah malam ketika setiap orang telah berhenti dari tugas agar kesenangannya tidak terjeda karena itu akan cukup memusingkan.

Itu cuma alasan agar masuk logika. Sebenarnya, dia telah menahan lebih selama ini dari melakukan. Setiap penolakan Yuka terlalu menantang jiwa liar di dalam dirinya untuk terus berlari cepat mengejar. Mengabaikan keberadaan gadis cantik bermarga Han yang selalu menjadi prioritas wanita maskulin yang dipanggil Agassi tersebut.

Entah setan apa yang merengkuhnya kuat hingga bersikap impulsif. Ini bukan dia, tapi mengejar seorang Yuka membutakan logikanya bahwa dia telah menjadi seorang pelakor.

Jemima hanya menggali rasa dengan rakus. Lalu membiarkan setiap titik nikmat di sekujur tubuhnya menikmati. Bahkan jika hanya dengan membayangkan sentuhan dan cumbuan wanita dominan tersebut.

Mengantarkan teh hangat untuknya beberapa saat lalu tanpa berpikir untuk melihat tubuh setengah telanjangnya membuat Jemima harus susah payah mengurus hasratnya yang terlonjak dan dengan masif menuntut untuk dibebaskan.

Jemima adalah seorang dewasa yang bisa mengurus sendiri.

Atmosfer di dalam ruangan perlahan tapi pasti dipenuhi aroma seks.

...............................

Sementara di balik pintu yang terbuka sedikit berdiri sosok yang sejak menit awal berjaga di sana.

Awalnya dia hanya ingin berbicara dengan maid mungil tersebut. Saat berjalan memasuki kamar yang tidak terkunci, telinganya ternodai oleh suara-suara absurd.

Di dalam kamar mandi bahkan Jemima tidak mendengar langkah kaki Han Yuka yang telah menangkapnya.

Yuka tahu bagaimana perasaan gadis tersebut padanya. Jemima selalu jujur atas maunya, tapi hatinya terlalu fokus pada tujuan awal; pada Han Livi. Maka dia hanya bisa diam dan mengamati.

Meski tak dapat dipungkiri bahwa libidonya terlonjak mendengar bagaimana gadis ini mendesahkan namanya. Hanya mendengar dari balik pintu kamar mandi.

Lalu bukankah dia bisa menutup pintu kamar?

Tidak. Yuka memilih menjaga dari orang lain yang mungkin datang.

Sekaligus, mendengar bagaimana akhirnya Jemima melanjutkan aksinya di atas kasur. Bukan berusaha  mengintip, hanya berdiri membelakangi pintu.

Pendengarannya cukup membuat kedua kakinya bergetar. Bagaimana Jemima mengerang dan merintih tertahan. Sementara suara getar vibrator beradu dengan dildo mengocok belahan bawah gadis tersebut yang basah.

“Arghhh-seharusnya itu aku yang melakukannya,” gumam Yuka menggeram tertahan.

____________

5 Jan’24

“Kami menemukan peradangan dengan tingkat keparahan yang cukup berat, Jemima-ssi. Beberapa bakteri tidak hanya berada di area vagina, tapi telah masuk dan menyerang panggul Anda. Hal tersebut yang menjadikan rasa nyeri bahkan untuk pergerakan tak berarti.”

Kalimat menakutkan yang akhirnya tertangkap pendengaran Jemima. Sejak menit pertama dia duduk telah merasakan gemetar.

Area intimnya masih cukup sakit untuk sekedar duduk tanpa bersandar. Lalu kali ini raut mukanya semakin terlihat pucat oleh kalimat menakutkan yang sesungguhnya telah terbayang dan berputar di dalam kepalanya.

Dia tahu kemungkinan ini.

“Seperti sebelumnya,” ucap Jemima. Menjeda kalimat, dia menarik napas berat. Lalu itu juga terdengar basah, “apakah itu parah?”

Lembah manah yang duduk di sebelahnya mengusap punggung tangan gemetar dan terasa dingin oleh keringat gadis tersebut.

Jemima memalingkan wajahnya untuk tatapan teduh dari Lembah Manah.

“Masalahnya … b-biaya. Ah … maksud saya adalah. Tidak, ini karena saya hanya seorang maid–”

“Han Yuka telah mengatur semua. Bukankah Anda adalah salah satu dari orangnya? Maka Anda adalah bagian dari keluarga Han. Bukankah begitu?” Dokter Nitta Shin mengucapkannya dengan berhati-hati, menjaga perasaan sang pasien yang jelas masih cukup rapuh saat ini.

“Oh, benarkah?!” Gurat bersemu rasa bahagia menghiasi senyum di bibir pucat Jemima.

Hanya perlu menjadi baik, diam, tanpa bereaksi lebih. Yang artinya dia juga harus berhenti mengejar majikannya tersebut.

Ini akan mirip menjaga air di dalam kolam agar tidak beriak. Ketika rasa cinta yang dia miliki jelas membuatnya melemparkan diri, maka tidak akan berakhir baik.

Yuka telah sangat baik, tentu ini tentang membalas budi. Sangat jauh dari 99%, karena bahkan 1% yang tersisa hanya tentang menyakiti.

Saat ini otaknya benar-benar sedang sehat untuk berpikir bahwa menjadi yang kedua artinya merusak, memaksa, serta … menyakiti pihak yang lain; Nana. Lalu itu artinya melempar kerikil di atas air tenang.

Oh, jika saja dia berpikir tentang hal ini sebelumnya.

“Bisakah saya mendapatkan pengobatan rawat jalan?”

“Bukankah lebih baik kau beristirahat dengan baik di sini?” tanya Lembah Manah.

Jemima terdiam sebentar. “Aku akan sangat menderita ketika hanya berbaring. Dengan bekerja, setidaknya rasa nyeri ini terabaikan.”

“Lalu aku yang akan datang padamu,” ucap sang dokter, menggeser bahasa yang dia gunakan menjadi tidak lagi formal, “Yuka adalah temanku. Bisakah kita juga?”

“Uhm … tentu, Dok–”

“Unnie!”

“Nde, Unnie.”

___________

Percakapan telepon antara Yuka dan Nitta.

………………..

Yuka: “Kenapa tidak kau paksa saja?”

Nitta: “Jemima seorang Han yang begitu keras kepala untuk maunya. Mirip kamu.”

Yuka: “Lakukan yang terbaik untuknya.”

Nitta: “Hem, tindakan lebih baik daripada kata maaf.”

Yuka: “Dia sering mengalami swing mood. Akan cukup membosankan berada di atas kasur sepanjang waktu. Kupikir, aku setuju dengan maunya.”

Nitta: “Menempatkannya di rumah agar terbenam dalam tugasnya sebagai maid. Itu yang kau maksud mengerti maunya?”

Yuka: “Apa kau perlu mengajariku tentang hal tersebut? Aku sudah mengatur semua. Dia akan pindah ke kamar yang seharusnya dia tempati; kamar Han Livi.”.

Nitta: “Bukankah awalnya kalian bersebelahan?”

Yuka: “Sejak kapan kau mengamati kami? Tidak, kurasa kau mengamatinya. Kalian–”

Nitta: “Bisakah kau fokus pada penyakitnya?!”

Yuka: “Mian. Kita akan membahasnya kemudian. Maksudku, tentang kalian.”

Nitta: “Karena dia cukup keras kepala. Aku yang akan datang pada kalian.”

Yuka: “Aku bisa menjaganya. Jika–”

Nitta: “Ini melibatkan obat minum dan ovula yang harus dimasukkan melalui liang vagina. Dia akan kesulitan untuk–”

Yuka: “Ajari aku!”

tbc

Who's Nana? [GxG] - 21+ END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang