28. Marah atau tersinggung?

7 0 0
                                    




Who’s Nana? 28. Marah atau tersinggung?


Suara langkah kaki cepat beberapa orang menuju ruangan IGD di mana, di depannya tengah menunggu beberapa orang pria berjas hitam dan bertubuh tegak.

“Apakah kalian menemukan pria itu?”

“Maaf, Noona. Dia melarikan diri.”

Han Yuka terlihat mengeratkan rahangnya.

Sementara Abraham Lee kembali menunduk takut. Han Yuka menepuk pundak adik sepupunya tersebut dengan menghembuskan napas berat.

“Ini bukan salahmu.” Mata Han Yuka beralih menatap Lembah Manah yang berdiri di depan beberapa orang penjaga.

Menjadikan Abraham Lee merasa gugup. “T-tidak, Noona. Ini bukan salah mereka. Aku yang meminta mereka untuk berjaga dari jauh agar Ami merasa nyaman. Karena ….”

“Ada yang tidak aku tahu?” tanya Yuka lagi.

“Bukan seperti itu. Tapi, Jemima adalah seorang yang teliti. Dari awal dia tahu ada dua mobil mengikuti di belakang kami.”

“Kau berpikir membawanya kabur, hemm?” Mata Han Yuka kini bergeser penuh selidik. Menjadikan sang lawan bicara bergidig ngeri.

Sebuah pertanyaan yang lebih mirip sebagai tuduhan.

“Dia milikmu, aku tidak berani.”

“Oh, jadi kalau dia bukan gadisku maka kau berani membawanya kabur.”

“Kau tidak lagi mau dia?”

Tatapan mata Yuka menajam seketika.

Sama seperti ekspresi gadis cantik yang berdiri di belakang pria muda tersebut.

“Ekhem ….” Suara deheman dari seseorang setelah suara pintu IGD terbuka menghentikan mereka.

“Kau bisa ikut denganku, Yuka?”

“Nde.”

Dokter Nitta Shin yang pertama berjalan meninggalkan mereka dengan Yuka yang mengekori di belakang.

Sementara beberapa orang pria yang masih berdiri di depan pintu menyambut sebuah brankar yang didorong keluar ruangan IGD oleh dua orang perawat.

“Beri dia ruangan terbaik!” ucap Junho dan pria-pria tampan yang mengikuti perawat tersebut.

“Baik, Tuan.”

___________

Ruangan dokter Nitta Shin.

Dua orang wanita dewasa yang kini berjalan beriringan telah sampai di dalam ruangan pribadi dokter. Duduk berhadapan, seorang perawat memasuki ruangan dengan membawa dua cangkir kopi hitam yang masih terlihat uap panas mengepul dari mereka.

“Terima kasih,” ucap Han Yuka menunduk hormat.

Sementara yang disapa hanya membalasnya dengan senyum malu. Binar di mata gadis tersebut menunjukkan ketertarikan pada seorang Han.

“Ekhem.” Suara tenggorokan Nitta memutus tatapan gadis cantik bermarga Bae tersebut hingga terlihat gugup ketika menarik mundur dirinya.

Yuka melempar tatapan mata sinis pada sahabatnya. “Wae?” bisiknya bertanya.

“Mesum!”

“Yak!”

“Bukankah beberapa saat lalu kau begitu khawatir akan keselamatan Jemima? Oh, kupikir Jemima telah berpikir benar bahwa kamu sekarang berbeda. Hemm …, kalau dipikir-pikir memang ….”

Who's Nana? [GxG] - 21+ END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang