7. Agak lain

18 1 0
                                    



Who is Nana? 7. Agak lain

5 Januari' 24

Jemima Pov.

Mirip tidak disengaja, tapi juga terasa disengaja. Namun, ketika aku berpikir lagi setiap hal hanyalah natural.

Selain ... senyum yang sebelumnya langka dan seolah membeku seketika mirip mencair.

Seharian ini aku mendapati beberapa kali gurat bahagia dari wajah dinginnya. Ini baru beberapa jam dari meninggalkan rumah sakit, aku merasakan getaran aneh di balik sorot matanya yang tajam.

Karena, sesekali pula tertangkap olehku manik legamnya menatapku nanar. Seolah ada rasa sesal di sana. Atau mungkin perasaan kasihan padaku yang jauh dari sempurna ini.

Sangat jelas bahwa seorang pebisnis sepertinya terlalu pintar untuk menyamarkan setiap ekspresi serta emosinya. Jadi kupikir mungkin pengaruh obat mulai merampas nyamanku, mengharuskan otakku lebih fokus pada setiap hal termasuk mengamati ekspresinya.

"Apakah kau hanya akan menatap makananmu?" Pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari mulut Yuka menyadarkanku.

Sekali lagi ... entah karena pengaruh obat atau hanya pikiranku saja yang mirip terbangun dari tidur. Aku menjadi begitu gugup.

"Nde?!" ucapku, mendongak menatapnya. Sementara jemariku bergerak tanpa kendali mendorong ponsel di atas meja hingga terjatuh.

"Uhm-mian." Aku membungkuk untuk mengambilnya. Untung Yuka berbicara dengan Lembah Manah.

Dengan cepat aku memperbaiki posisi dudukku, lalu dadaku kembali bergetar ketika berpikir bahwa majikanku ini menggunakan telapak tangannya untuk melindungi kepalaku dari terbentur pinggiran meja makan.

Atau aku hanya sedang terbenam dalam pengaruh obat. Aku mulai meragukan kewarasanku.

Sekali lagi aku menatap ekspresinya sekilas yang bahkan tidak sedang mengamatiku. Kupalingkan wajahku menatap Nick, dia terlihat mengulum senyum.

"Apa?" tanyaku hanya dengan gerak bibir.

"Asyik!" jawabnya.

Aku menjadi bingung. "Apa?!"

Nick memicingkan matanya untuk menjawabku dengan berbisik, "Dia menggunakan tangannya untuk melindungi kepalamu. Peningkatan-"

Sebelum dia melanjutkan kalimatnya, aku telah terbatuk karena kurasakan kering tenggorokanku. Ini sungguh tiba-tiba. Aku merasa tercekat.

Bermaksud menuangkan air minum. Tapi gerakan tangan Yuka yang seolah tanpa dia sadari menghentikanku.

Mengabaikan ekspresinya yang masih terlihat sibuk berbicara dengan asistennya yang duduk tepat di depanku, mataku mengikuti gerak tangannya yang dengan tenang mengangkat botol berisi air putih untuk menuangkan ke dalam gelasku.

Untuk sesaat aku menekan napas ketika tatapan matanya beralih tertuju untukku. Itu tak lebih dari tiga detik, tapi cukup menyadarkan akan maksud awalku.

Tatapan matanya seolah mengatakan bahwa aku butuh minum.

Seperti seorang pencuri yang tertangkap, aku merasakan gugup, malu tanpa alasan dan pasti terlihat cukup jelas. Karena pipiku kini terasa memanas.

Aku tidak paham, mungkin Yuka mengatur situasi ini. Berpikir bahwa semua hanya kebetulan adalah mustahil. Bagaimana mungkin kami berlima bisa duduk satu meja untuk makan malam.

Entah apa yang merasuki seorang Han Yuka.

Memindahkan aku untuk tinggal di rumah yang kurasa khusus dan jarang dijamah seorang maid biasa sepertiku. Menempatkan Nick Lee untuk bekerja di ruangan yang sama denganku-yang pada kenyataannya hanya melakukan hal tak berarti karena beberapa orang maid pria telah melakukan.

Who's Nana? [GxG] - 21+ END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang