16. Ambigu

9 0 0
                                    


Who's Nana? 16. Ambigu

"Han Yuka adalah seorang pemaksa."

Kalimat yang terdengar sebagai pernyataan meluncur begitu saja dari bibir tipis Nitta Shin. Saat ini dia tengah memeriksa kondisi tubuh Jemima.

"Anda adalah sahabatnya, tentu telah tahu hal tersebut," jawab Jemima dengan ringan. Seolah dia pun cukup paham dengan sifat sosok yang baru dikenalnya lima bulan tersebut.

"Dia mau kamu, Ami."

"Anda salah. Dia memutuskan untuk berbalik arah dan menciptakan situasi di mana aku adalah aktris utamanya-setelah setiap penolakannya. Aku bahkan tidak dapat menebak alasannya."

"Kau juga merasa menjadi sosok penting saat ini."

"Sudah kuduga. Ini bukan tanpa sengaja. Dia juga yang meminta Anda untuk berbicara?" tanya Jemima begitu saja seolah bisa membaca pola dari situasi mereka.

"Dan itu semua tidak gratis."

"Mwo?" Mulut Jemima tersengih mendengarnya.

"Aku bukan wanita murahan." Nitta mengeluarkan tatapan tajamnya, manik legamnya menyimpan banyak hal yang cukup sulit ditebak.

"Lalu apa yang bisa kubantu, Dok?"

"Apa maumu?"

"Aku?"

"Hem. Yuka merasa frustrasi memikirkan kalimatmu sebelumnya."

Jemima beringsut mendudukkan dirinya untuk menatap penuh selidik sang dokter. "Dia mengatakan apa?"

"Tidak. Aku bahkan tidak tahu maksudnya. Dia hanya ingin menjadi seseorang yang layak untuk kembali kau kejar. Dia merasa kurang peka. Lalu dia yang terbiasa bersikap mendominasi hanya menjadi seorang yang sok tahu di pikiranmu."

"Akan menjadi cukup menakutkan ketika melihat seseorang yang setiap waktu menolak rasaku berubah secara instan. Aku tidak melihat keraguan di setiap perlakuannya, aku juga tidak menangkap hal tersebut dari balik manik legamnya. Yang kutangkap adalah bahwa dia melakukan apa pun untuk tujuannya. Menakutkan."

"Tujuan?"

"Hu'um. Uang ..., apa lagi?"

Ekspresi Nitta yang semula tenang menunjukkan sedikit perubahan, mirip bergejolak oleh kalimat lawan bicaranya. Matanya memicing dengan alis sedikit terangkat, rasa penasaran menyelimutinya kini. "Uang?" tanyanya.

Jemima mengangguk membenarkan.

"Ada yang tidak aku tahu?" tanya Nitta selanjutnya. Merasa bahwa Yuka tidak membahas tentang ini.

"Dia telah menegaskan bahwa aku akan bekerja lebih untuk membayar kembali setiap Won uang yang keluar atas biaya perawatanku. Lalu ... kurasa dia terlalu tidak percaya padaku. Maka turun tangan sendiri memastikan setiap prosesnya." Jemima menjeda kalimatnya untuk menarik napas panjang.

Terlihat bahwa gadis tersebut berusaha menjadi tenang dan menerima situasi.

"Meski tak jarang aku menangkap bahwa dia terseret alur yang tercipta. Bukan ..., tapi yang dia ciptakan sendiri. Seolah terbenam oleh lengahnya ketika menyentuh bagian intimku. Lalu aku mulai berpikir bahwa selain uang dia juga mau seks-yang tidak mungkin kuberikan."

"Bagaimana jika alasannya murni karena menatapmu sebagai pribadi-"

"Yang telah dia tolak berkali-kali? Lalu apa yang menjadikannya berbalik arah? Ke mana larinya setia yang dia ucapkan berkali-kali? Di mana 99% kata 'mustahil' yang selalu memangkas kemungkinan untukku maju atau bahkan ketika aku memintanya berhenti dan hanya menerima rasaku? Dia bahkan tidak membiarkan 1 % tersisa untuk aku mengisinya. Karena itu hanya tentang menyakiti. Meski nyata dari keseluruhan mirip mata panah yang setiap waktu menggores jantungku ketika dia mengucapkannya. Atau ... Anda akan mengatakan bahwa dia memang telah berubah dalam hitungan hari? Aku semakin takut."

Who's Nana? [GxG] - 21+ END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang