12. Nana Agassi

19 0 0
                                    


Who's Nana? 12. Nana Agassi

Jemima Pov.

Ini baru sekali sejak lima bulan lalu kami bertemu muka. Dia masih sama, bahkan terlihat lebih bersinar.

Mini dress warna lilac terlihat elegan ketika dia yang mengenakan; berjalan dengan anggun menuju padaku.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun aku telah cukup sadar posisiku saat ini. Iya ..., dia adalah gadis cantik bermarga Han yang direngkuh kuat oleh setiap orang-terutama Yuka.

"Ah-tetaplah berbaring!" ucapnya dengan lembut. Lalu matanya menatapku lekat.

Seharusnya aku merasakan takut oleh kalimat yang mungkin meluncur dari mulutnya-yang tentu akan terdengar sarkas.

Karena aku pantas untuk itu; seorang pelakor.

"Jeosonghamnida, Agassi."

"Aniya, kau bisa memanggil namaku saja. Bagaimana jika menjadikan aku saudara perempuanmu? Apakah terlalu berlebihan? Ah-mianhaeyo-"

"Nana-" ucapku memotong kata-katanya sebelum membuatnya semakin terlihat serba salah.

Bergeser sedikit jauh dari ketakutanku beberapa saat lalu. Di sini, dia terlihat sulit memposisikan diri meski kesan elegan tak lepas darinya. Hatiku sedikit terusik oleh satu pemikiran.

Seharusnya dia bersikap dingin, atau setidaknya menunjukkan siapa di antara kami pemilik asli Han Yuka. Tetapi, alih-alih berkata tajam, sikapnya cukup hangat. Setidaknya ... untuk seorang majikan dengan status sosial jauh di atasku.

"Lanjutkan, Livi!" ucapnya yang sedikit mengejutkanku. Lalu otakku mencair dengan berpikir bahwa tentu saja Yuka telah bercerita perihal identitasku-yang sebenarnya tak pernah kututupi. Entah apa yang menarik perhatian setiap orang, karena kini nama kecilku menjadi cukup penting.

"Kita akan menjadi teman, bukankah begitu?"

"Hmm, Anda benar."

Senyum merekah di bibir merahnya yang penuh, seolah gunung es yang berdiri tegak di belakangnya mencair oleh kata-kataku.

Lagi ... aku sedikit terusik oleh rasa penasaran.

"Lalu ... duduklah, Nana!" ucapku menuruti maunya. Sikapnya bergeser cukup jauh dari yang kupikirkan. Karena dia bahkan menarik sebuah kursi dengan tangannya sendiri untuk bisa duduk di samping kasurku.

"Nitta Unnie telah mengatakan padaku tentang hasil pemeriksaaan pagi ini." Dia terlihat menunjukkan gurat prihatin saat mengatakannya.

Nana Agassi bersikap seperti seorang yang seharusnya menjadi saudaraku. Setiap tindakannya tidak ada yang kutangkap sebagai berpura-pura. Oh, aku adalah penjahatnya di sini.

"Kista 3,1cm telah tumbuh pada ovarium sebelah kananku."

"Kau harus kuat."

"Aku pernah berjuang untuk kasus yang sama. Lalu saat ini cukup beruntung karena ada di bawah pengaruh keluarga Anda. Setidaknya ... saat sembuh aku bisa menggunakan tenagaku untuk kembali membayar setiap Won uang yang kalian keluarkan."

"Kau merasa baju yang kupakai tak asing bukan?" tanyanya yang bergeser jauh dari topik sebelumnya. Lalu mataku mengikuti tatapan matanya yang kini jatuh pada bajunya. Aku cukup familiar dengan desainnya. Mirip.

"Hmm, cukup mirip-"

"Desain yang kau kirim untuk seleksi posisi desainer pada butik O'Fashion."

Aku cukup tercengang atas jawabannya. "Maksudmu-"

"Butik yang berpusat di Seoul; yang sejak lima tahun terakhir kujalankan di bawah pengawasan Han Junho sebagai wakil dari Han Yuka."

"Cukup bagus ketika kau yang memakainya. Meski saat itu aku tidak lolos seleksi."

Who's Nana? [GxG] - 21+ END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang