🔞 24. Salah, karena itu kamu

15 0 0
                                    



Who’s Nana? 🔞 24. Salah, karena itu kamu.



Yuka pov

Tidak semua yang didengar adalah kebenaran. Tidak …, jika kau hanya menempelkan daun telingamu untuk menguping sebagian percakapan saja. Tidak juga …, ketika tubuhmu berada di balik tembok tebal yang membentang memisahkan aku, kami. Iya …, kita bertiga.

Lalu tidak benar juga ketika mata indahmu tidak mampu menyusup masuk meski sengaja kubiarkan daun pintu terbuka sebagian agar kau tidak salah paham atas kami.

Namun, rupanya semua yang telah kuatur tetap menjadi salahku. Salah, dan kesalahan ini telah menggiringmu untuk terjatuh lagi.

Aku mungkin memiliki dunia dan segala isinya, tapi tidak dengan kemampuan untuk membaca isi dari pikiranmu.

Lalu bukankah kau bisa mengatakan setiap salahku?

Bukan menyimpan untuk menimbun sendiri di dalam rongga dadamu yang jelas tidak akan muat.

Han Livi, aku adalah sepupumu. Terlepas dari apa pun itu, aku bisa menjadi sesiapa yang kau butuh.

Aku terlahir untuk memberimu rasa aman. Aku adalah air yang akan meredam panas tubuhmu ketika terbakar oleh rasa takut yang selama ini mengancam ketenanganmu.

Tapi, rupanya kau tidak juga mengikutkan aku di dalam setiap kesendirianmu.

“Maaf, apakah Anda Nona Han Yuka?”

Jemari Nana menepuk punggung tanganku untuk meminta perhatian, aku terbangun dari anganku dengan sedikit terhenyak.

Telingaku masih cukup sehat untuk mendengar kata-kata seorang perawat wanita di depanku, tapi tidak dengan otakku. Kurasakan setiap saraf di dalam rongga kepalaku mampat.

Rupanya mereka tidak cukup menempatkan aku di depan pintu, di lorong tempat setiap orang menunggu dengan rasa sakit yang mungkin sama denganku.

Kakiku berjalan memasuki ruangan operasi, setiap langkah masih merengkuh ingatanku pada setiap ekspresi Jemima. Bagaimana dalam hitungan menit erangan dari mulutnya menyurut, namun matanya yang terbuka menerawang kosong seolah mencabik dadaku.

Kupikir ruh di dalam tubuhnya telah bersiap membebaskan diri dari tubuh fananya, dari dekap eratku.

Kupikir pula, bahwa saat itu aku merasakan runtuh setiap harapanku.

Aku yang bodoh, hanya sibuk menunjukkan padanya apa yang dia miliki. Aku yang sibuk mengamati mungkin dia berminat untuk beberapa hal kecil dari bisnis keluarganya. Sehingga akhirnya aku akan membujuknya agar mengambil mata kuliah.

Semua …, tanpa memikirkan apa yang dia pikirkan.

Kedua kakiku berhenti sesaat untuk dua orang perawat yang membantuku mengenakan pakaian khusus, menyemprot cairan desinfektan pada kedua tanganku, serta memberiku sebuah masker.

Di depan sana, terlihat Nitta dan dua dokter dari timnya, serta beberapa perawat tengah sibuk melakukan tugas mereka.

“Mendekatlah, Yuka!”

“Terjadi sesuatu?” Bodoh, aku bertanya untuk hal yang pasti tersebut.

Seorang perawat menuntunku agar duduk di sebuah kursi yang berada tepat di dekat tubuh bagian atas Jemima.

Kurasa, aku telah lebih dulu mati saat ini. Melihat wajahnya yang seputih kapas, sungguh membuatku berpikir bahwa mungkin sebentar lagi kami akan berpisah.

Kuraih pipi dinginnya untuk mendekatkan bibirku padanya. Sebuah kecupan sekilas, lalu membisikkan berapa kata penenang di dekat telinganya.

“Denyut jantungnya telah berangsur normal, tekanan darahnya juga telah stabil, Dok.”

Who's Nana? [GxG] - 21+ END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang