Who's Nana? 20. cemburuBeberapa menit sebelumnya.
"Agassi." Suara Jade Wu menghentikan jari-jari Yuka dari tetap berada di garis rahang gadis mungilnya. Iya ..., Nana.
"Sesuatu terjadi?" tanya Yuka masih dengan nada datarnya. Seperti biasa.
"Jemima Agassi baru saja mengurungkan niatnya untuk memasuki ruangan."
"Mwo? Sesuatu mungkin terlupakan olehnya." Yuka berjalan untuk mendudukkan dirinya di depan Junho, sementara Nana mengambil tempat duduk di samping sang adik.
"Saya rasa bukan." Jade Wu mulai bisa meramal situasi. Oh, pria paling kuat di keluarga Han tersebut kini menjadi cukup peka. Mungkin terbiasa mengamati Jemima dan teman-temannya.
Sesungguhnya hal tersebut jauh dari tugasnya selama menjadi kepala bodyguard. Tapi, ini tentang Han Livi-putri keluarga Han yang telah lama hilang. Meski otak Yuka terlalu rumit untuk sekedar memberitahu gadis tersebut, tapi setiap orang di sana mendukungnya.
Menjadi seorang lgbt adalah pilihan, maka jika akhirnya Yuka menjatuhkan hatinya pada Jemima pun adalah mutlak karena mau. Toh, Jemima terlihat menerima rasanya.
"Hem ..., bisakah kau menjaganya, Hyung?"
"Tentu, Agassi." Jade Wu menarik mundur dirinya.
_________________
Jemima pov
Terlintas di pikiranku bagaimana sikap Zahir ketika kami masih kerja di tempat yang sama. Sungguh, aku tidak ingin mengulang berada di situasi yang sama. Kedekatannya membuatku bergidig ngeri tiba-tiba.
Aku juga tidak berpikir bahwa Yuka tahan dengan sikapnya yang terlalu menempel. Kurasa kurang menyenangkan ketika diikuti setiap waktu bahkan untuk hal tak berarti. Meski nyatanya aku melakukan pada Yuka.
Namun, terlepas dari menemani tidur, aku bisa menahan diriku dari selalu mengekorinya.
Yuka terlalu tinggi dan jauh untuk dibandingkan dengan Zahir. Bukan dari sudut pandang materi, tapi wanita dominan ini terlalu 'aku'. Bahkan saat pertama melihatnya, aku telah melupakan gender utamanya.
Yeah ..., hanya dia yang kuijinkan untuk menyentuh tubuhku.
"Apa yang kau pikirkan?" Suara Lembah manah untuk kesekian kali menggugah kewarasanku.
"Zahir."
"Akan kupastikan kau tidak akan bertemu dengannya lagi."
Aku menoleh tanpa sadar untuk menatap Lembah Manah dengan lekat. Sedikit mengerutkan dahiku. Kupikir ... dia adalah sosok anti sosial di antara kami berempat. Yeah ..., untuk orang lain, tidak untuk kami.
Sejak tiba di mansion Han Yuka, dia telah berada di dekatku dengan aman. Alasannya?
Aku tidak menangkap aura berbahaya darinya. Atau mungkin dia yang lebih peka untuk menangkap sinyal belok dari pikiranku.
Sejujurnya ... tidak sebelum Yuka, dan kupikir tidak akan ada wanita lain setelah dia. Hanya dia wanita yang bisa kupikirkan secara seksual.
Aku tidak ingin tahu lebih tentang masa lalunya. Merasa dimiliki olehnya sungguh telah membuatku puas, meski tidak untuk memilikinya secara utuh. Uang menjadikannya seorang bebas untuk apapun, termasuk jenis cinta yang dia mau.
"Aku tidak membencinya. Hanya merasa risih. Lalu ... bukankah akan menjadi semakin rumit?" tanyaku masih dengan mengerutkan dahi.
Kini aku menangkap ekspresi penasaran darinya. Sorot matanya bahkan mengatakan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Nana? [GxG] - 21+ END✔️
RomanceSeperti biasa, NC21+ dan epilog bisa kalian baca di Karyakarsa. Cek link di bio aku yaa ... Warning! Smut 21+ GXG | LGBTQ+ | GL | Area Pelangi 🌈 Jika tidak suka harap skip. ____________________________ Entah rasa ini nyata atau hanya ilusi yang kau...