Hari ini di gedung kegiatan kemahasiswaan dimana hari kompetisi masak universitas terlaksana. Barey dan Nanda beserta peserta lainnya sudah berada dibench masing-masing yang sudah di siapkan universitas. Bench yang terdiri dari 15 itu diatasnya sudah terdapat bahan masakan yang akan dimasak para peserta. Barey berdiri di bench paling pojok belakang dengan santainya.
Olivia ketua kegiatan kompetisi masak sedang berbicara didepan para peserta masak untuk memberikan arahan waktu memasak mereka.
"Terserah kalian mau masak apa dengan bahan yang ada di bench kalian masing-masing dengan waktu enam puluh menit. Walau ini hanya kompetisi universitas aku berharap sih kalian memasaknya dengan sungguh-sungguh." Olivia memberikan arahan pada semua yang mengikuti kompetisi.
"Juri yang akan menilai juga tidak bisa dikatakan tidak bagus. Justru sangat bagus jadi aku juga berharap kalian masaknya enak semua, mengerti?" William panitia yang lain ikut bergabung.
"Ya siap." jawab semua peserta. Barey dan Nanda sudah sangat bersemangat untuk hari ini. Dhika dan Kiran berdiri disisi kanan lantai atas untuk menonton.
"Baiklah. Waktu masak kalian dimulai dari sekarang." suara keras detak jam menandakan waktu dimulai.
Semua peserta kompetisi masak mulai menyiapkan bumbu dan bahan yang akan mereka sajikan untuk para juri nanti. Semuanya terlihat sangat semangat dalam memasak tak terkecuali Barey di belakang sana.
Walau berada di paling belakang, Dipta masih bisa melihat pemuda manisnya yang sibuk dengan peralatan masaknya. Dipta baru memasuki gedung setelah berlari cepat dari ruang senat karena habis rapat organisasi pendakiannya meninggalkan Caraka dan Adipati dibelakang. Dipta tidak mau melewatkan acara masak Barey begitu saja. Apalagi saat ini di mata Dipta, Barey terlihat sangat manis memakai apron itu.
"Waktu kalian tinggal tiga puluh menit ya?" William berdiri di dekat Olivia didepan. Tak terasa waktu masak mereka sudah lewat tiga puluh menit.
"Ya..."
"Ngapain Dipta di atas sana?" William melihat Dipta yang sudah berada dilantai atas fokus memandangi Barey dibawahnya.
"Siapa lagi kalau bukan mantau kekasihnya." jawab Olivia santai.
"Hah? Dia punya pacar? siapa? sejak kapan? Kok gue nggak tahu?"
"Nanti juga lo bakal tahu, perhatiin aja terus."
Di sebelah Adipati, Dipta terus saja memperhatikan cara Barey memasak. Mulai dari mempersiapkan bumbu, bahkan sampai membuang sampahpun tak luput dari pandangannya.
"Rey semangat..." teriakan Dipta yang tiba-tiba membuat semua perhatian penonton tertuju padanya. Semua yang mengenal Dipta merasa penasaran karena tidak biasanya pemuda tinggi itu akan menonton acara seperti ini kecuali acara organisasinya. Dan mereka juga belum ngeh yang di maksud 'Rey' itu Barey. Karena di kampus Barey di kenal dengan panggilan Bar bahkan ada juga yang memanggilnya Bima.
Dan disalah satu peserta tampak tak suka memandang Dipta yang terus menyemangati Barey. Ya, ia tahu jika Dipta sedang menyemangati Barey. Ia pernah tak sengaja mendengar saat Adipati mengatakan pada Olivia jika Dipta sedang mengejar juniornya. Junior laki-laki mereka yang masih berada di semester tiga.
"Kok gue nggak di semangatin juga sih Dip?" teriak Nanda keras memandang Dipta dengan mimik muka memelas.
"Sorry lupa. Nanda semangat juga." Dipta tertawa garing.
"Nggak jadi deh takut ada yang marah. Tarik lagi tarik lagi." Nanda melirik Barey dengan kedipan mata sebelah. Barey ingin sekali menjitak Nanda jika saja mereka berdekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Date (CHANBAEK)
Fanfiction(On Going) Pertemuan Dipta dan Barey itu tidak disengaja. Barey tidak menyukai Dipta hanya karena kata 'cantik' keluar dari mulut Dipta saat memuji Barey dipertemuan pertama mereka. Ditambah keduanya di pertemukan lagi pada applikasi kencan buta yan...