CH 3

62 7 1
                                    

Di kelas Barey sibuk sendiri dengan ponselnya tanpa memperhatikan penjelasan dosen yang sedang menjelaskan didepan kelas. Beruntunglah Barey duduk paling belakang sehingga tidak terlihat jangkauan dosen. Barey terus senyum-senyum sendiri seperti orang gila kata ketiga temannya yang melihat itu.

"Si Barey jadi gila gitu ya senyum-senyum sendiri?" Kiran menyenggol pelan lengan Nanda

"Tahu tuh bikin takut aja. Jadi penasaran gue Jayendra.N itu kek apa sampai membuat tuh bocah begitu senangnya."

Kiran melempar pertanyaan pada Dhika yang duduk di sebelah Barey tanpa suara. Apa yang sebenarnya terjadi pada temannya itu tapi Dhika hanya menjawab tidak tahu dengan pengucapan tanpa suara juga.

"Lo tukar pesan sama siapa sih Bar?" Dhika berbisik pelan.

"Sama Jayendra nih. Dia ngajakin ketemu nanti pas malam minggu katanya." jawab Barey santai tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Serius?" respon Nanda sedikit keras beruntung anak lain tidak terganggu karena terlalu fokus pada matakuliahnya. "Lo mau bertemu dia beneran?"

"Entahlah."

"Orangnya saja seperti apa tidak tahu kan, sudah mau ketemuan aja?" Dhika memastikan.

"Jangan deh Bar. Gue takut lo di apa-apain tahu sama dia. Kita gak tahu ya dia baik atau tidak." Kiran benar-benar khawatir.

"Dia bilangnya lebih suka lihat secara langsung dari pada kirim-kiriman foto."

"Yee dimana-mana orang kalau kenalan di sosmed mah ngirim foto dulu kali baru ketemuan, gimana sih?" Nanda menggeleng pelan.

"Tahu nih aneh banget tuh orang kek ada yang di sembunyiin gitu takut ketahuan. Atau jangan-jangan dia orang yang kita kenal lagi makanya nggak mau kirim foto?" tebak Dhika asal.

"Siapa? atau salah satu mahasiswa kelas ini. Tapi, emang ada yang suka sama dia?" Kiran bercanda membuat Barey cemberut.

"Gini-gini gue banyak yang suka ya Ran, jangan salah lo?" Barey menyisir rambutnya kebelakang dengan gaya.

"Weehh sok keren banget lo!"

"Emang gue keren, wlee" jawabnya sombong.

"Halah kalau banyak yang suka kenapa nggak bisa dapetin satu pacar aja ya Pak?" Nanda memainkan alisnya naik turun dengan ejekan.

Barey menghembuskan nafasnya pelan sambil memperlihatkan wajah melasnya. Memang benar kata Nanda, satu saja dia tidak punya.

"Terus gimana, lo mau datang? Apa perlu kita ikut juga?" saran Dhika. Pemuda dengan senyuman bibirnya membentuk hati itu juga khawatir pada sahabatnya.

"Janganlah, ya kali gue ketemuan sama dia ngajak kalian. Mau reunian apa?"

"Maksudnya tuh kita nggak di dekat lo tapi di sisi yang lain gitu. Jadi kalau dia mau ngapa-ngapain lo kan kita bisa gerak cepat bener nggak?" Kiran memandang Dhika dan Nanda bergantian.

"Yup betul." jawab Nanda dengan acungan jempol.

"Gue bukan cewek yang harus di jagain, gue cowok kali bisa jaga diri sendiri jadi tenang saja oke?" Barey memberikan senyuman manisnya pada ketiga sahabatnya agar tidak mengkhawatirkannya.

"Beneran lo bakal datang?"

"Lihat saja nanti. Masih gue pikirin."

Mereka berempat kembali fokus pada matakuliah yang sedang berlangsung sebelum dosen didepan sadar jika mereka sedari tadi tidak mendengarkan penjelasan.

🍓

Hari ini adalah malam minggu dimana malam janjian mereka bertemu. Yah Barey beneran mengiyakan ajakan username Jayendra.N itu untuk bertemu di tempat yang sudah mereka rencanakan. Barey pergi sendiri tanpa ditemani ketiga sahabatnya. Sebenarnya Barey yang menyarankan untuk bertemu di taman kota dimana banyak muda mudi yang hanya jalan bersama pasangannya. Lagipula jika orang bernama Jayendra.N itu macam-macam padanya, Barey tinggal minta tolong pada orang-orang yang berada di tempat ini, benarkan? Barey paranoit juga sih.

Blind Date (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang