CH 11

27 3 0
                                    

Siang ini Barey sedang duduk sendirian membaca buku di taman fakultas karena Dhika sedang mengerjakan tugas bersama teman lainya di kelas sedangkan Nanda dan Kiran masih berada di ruang dosen memberikan tugas mereka. Disaat terus fokus membaca buku Barey di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang tanpa permisi duduk di sebelahnya.

Barey tahu siapa orang yang duduk disebelahnya ini dari bau parfum yang biasa orang itu pake. Tapi ia masih tetap fokus membaca tanpa peduli dengan orang disebelahnya ini.

"Jangan dicuekin dong akunya?" Dipta mencolek-colek lengan Barey agar fokusnya teralihkan dari buku padanya.

Buukk! Suara keras buku ditutup membuat Dipta sedikit terlonjak kaget. Barey memandang Dipta jengah dengan alis terangkat sebelah.

"Apa?" ketusnya malas.

"Nggak bisa ya Rey nggak ketus gitu sama aku. Padahal kemaren-kemaren kita udah jalan bareng lho?"

"Dih kapan kita jalan bareng. Gue nebeng Jeep lo juga karena terpaksa. Kalau nggak juga mana mau gue."

"Yang penting kan kita udah jalan berdua."

"Apaan sih Dip nggak jelas banget lo. Ngapain kesini, tumben nggak sama duo ekor lo itu?" Barey memutar bola matanya malas.

"Mereka lagi sama William di ruang senat." jawab Dipta menunjuk jalan menuju gedung senat.

"Terus kenapa lo nggak gabung juga. Malah duduk disini?"

"Aku kesini mau ngasih ini sama kamu?" Dipta memberikan selembar kertas pada Barey.

"Ini latihan biasa apa langsung pendakian. Kalau hanya latihan mah nggak mau." Barey memberikan selembar kertas itu kembali pada Dipta.

"Aduh sayangku, kalau mau mendaki ya harus latihan dulu." Dipta menoel hidung Barey gemas.

"Lo sama yang lain kalau mendaki langsung aja tuh nggak ada latihan apapun?" Barey masih ngotot.

"Itu kan aku sama yang lain udah terbiasa mendaki. Lah kamu, belum pernah mendaki kan setelah datang ke sini. Katanya terakhir waktu masih di Surabaya?"

"Iya juga sih."

"Takutnya nanti kamu nya kaget kalau nggak sama latihan. Biar otot-otot kaki juga badan kamu itu terbiasa lagi. Sebenarnya nggak masalah sih kalau nanti semisal di pertengahan jalan kamu capek. Nanti aku gendong deh." Dipta memandang Barey dengan senyum gajenya.

"Apaan sih." Barey mengalihkan pandangannya.

"Ada banyak pemula juga dalam organisasi makanya kita buat latihan fisik sama pengenalan soal gunung biar mereka semua tahu dasar-dasarnya mendaki itu bagaimana. Aku ingin kamu sama Dhika ikut juga dalam latihan ini."

"Kapan ini?" Barey memandangi kertas itu.

"Pendakiannya liburan semester nanti kalau latihannya setiap weekend."

"Setiap weekend?" tanya Barey.

"Biar kamu ada persiapan." Dipta mengangguk.

"Eemm oke deh." Barey kembali fokus pada bukunya.

Dipta terus memperhatikan Barey yang membaca buku di sampingnya. Sedikit demi sedikit Dipta mengetahui kesukaan Barey. Dari kebiasaan suka makan banyak, suka mempoutkan bibir jika sedang kesal dan sekarang ia tahu kalau Barey juga suka mendaki. Memang benar kata Nanda, dirinya harus sedikit demi sedikit untuk masuk kedalam kehidupan Barey.

"Rey, sehabis kuliah jalan yuk sama aku? Kali ini jangan nolak, please?" pinta Dipta penuh harap. Karena sudah sering Dipta ngajakin Barey jalan-jalan tapi selalu ditolak. Barey tidak pernah mau diajak jalan oleh Dipta secara langsung.

Blind Date (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang