CH 8

29 6 0
                                    

Dhika dan Nanda yang sudah berada di dalam kelas pagi ini di kejutkan dengan kedatangan Barey yang membawa jaket asing yang belum pernah mereka lihat.

"Jaket siapa tuh yang lo bawa?" Dhika terus saja memperhatikan jaket hitam yang berada di tangan Barey.

"Lo beli baru ya dek?" Nanda meneliti jaket itu.

"Jaket si Dipta." Barey duduk di bangkunya.

"Hah? Dipta?"

"Itu jaketnya Dipta?" Dhika memastikan.

Barey mengangguk pasti mengambil jaket itu dari tangan Nanda. "Jangan dipegang-pegang nanti kotor."

"Dih pelit amat lo!" wajah Nanda berubah kesal.

"Kalian ada kemajuan ya?"

"Kemajuan apa?"

"Ya ini kok bisa jaket Dipta ada pada lo?"

"Iya tuh ada kemajuan ya dek lo sama Dipta. Ngaku deh iya kan?"

"Bukan gitu. Tadi malem nggak sengaja aja ketemu Dipta terus dia minjemin jaket ini ke gue karena gue ngerasa kedinginan." Barey menjelaskan.

"Loh bukannya lo sama mbak Issa nyari tempat untuk membuka resto baru?"

"Iya memang, terus dijalan waktu pulang nggak sengaja ketemu Dipta. Dia tahu gue kedinginan terus di pinjemin jaketnya. Ini juga bakal gue kembaliin kok."

"Romantis banget sih Dipta sama lo, dek. Udah sih pacaran aja kalian. Lo nunggu apa lagi. Dipta udah baik banget sama lo tahu."

"Ya ya ya. Terus saja deh Dipta-Dipta mulu."

"Kek lo nggak tahu Nanda aja." Dhika tertawa ringan.

Setelah matakuliah pertama selesai Barey langsung keluar kelas menuju kelas lantai atas dimana kelas senior semester lima berada. Tak lupa membawa jaket untuk ia kembalikan pada pemiliknya. Sesampainya di kelas yang dituju Barey berusaha mencari-cari namun tidak ketemu.

"Nyariin siapa Bar?" Caraka dari depan pintu menghampirinya.

Barey menoleh pada Caraka yang baru sampai. "Diptanya mana ya?"

"Dipta?" saut Adipati yang datang bersama Olivia.

"Lo nyariin Dipta, Bar?" tanya Olivia memastikan.

"Iya, dimana ya dia?" Barey tidak tahu kenapa Dipta tidak terlihat padahal semua teman-temannya ada dikelas ini.

"Mau apa nyariin Dipta?" Caraka kepo.

"Ini mau ngembaliin jaketnya."

Melihat jaket Dipta berada di tangan Barey membuat ketiga orang di depannya tersenyum lebar.

"Ah jadi ini jawaban pertanyaan lo semalem Rak?" Adipati menyentuh lengan Caraka pelan dengan sikunya.

"Bau bucin anjir!"

Barey hanya diam karena tidak tahu apa yang sedang kedua seniornya ini bicarakan.

"Dia ada dirumahnya. Kalau lo mau ngembaliin itu jaket datang saja kerumahnya." kata Olivia berjalan menuju bangkunya.

"Dia kenapa?" tanya Barey sedikit penasaran.

"Semalam dia minum banyak dan sekarang tepar." Caraka sedikit terkikik.

Barey tidak percaya jika Dipta bisa tepar karena kebanyakan minum. Secara dari badannya saja sepertinya pemuda itu kuat minum banyak.

"Jangan dengarkan Raka bohong dia. Dipta memang tidak berangkat karena tadi mengantar ayahnya ke bandara. Kalau lo mau mengembalikan jaket itu samperin saja kerumahnya." Adipati menjelaskan kenapa Dipta tidak berangkat kuliah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blind Date (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang