CH 7

29 3 0
                                    

Brukkk!!!

Caraka melempar tasnya ke meja sambil menatap Dipta jengkel. Pagi-pagi dikelas perkuliahan Caraka sudah misuh-misuh sendiri membuat ketiga temannya mengernyit bingung.

"Kenapa lo datang-datang misuh-misuh gak jelas?" tanya William masih mengelus dadanya akibat terkejut.

"Lagi pms kali dia." respon Dipta membuat Caraka makin jengkel.

"Itu karena lo bangsat! Nggak ingat lo tinggalin gue semalem. Emang temen bangsat sumpah. Gue pulang naik taxi sendiri bawa barang banyak dan itu semua barang lo setan!" nada jengkel Caraka lontarkan pada Dipta yang duduk disebelahnya dengan santai.

"Oh hehe sorry lo kan laki bro bisa pulang sendiri."

"Tapi nggak bawa barang lo juga monyet! Lo sebelum pulang bawa dulu kek barang lo, nggak langsung pergi gitu saja sialan!"

"Udah sih misuh-misuh mulu lo kek cewek."

"Nggak merasa bersalah banget lo monyet!"

"Emang beli apaan sih kenapa gue nggak di ajak juga?" tanya Adipati.

"Tenda sama matras doang, nggak banyak kok Caraka saja yang di lebih-lebihkan." jawab Dipta santai dengan mencoret-coret bukunya abstrak.

"Bilang lagi cuma tenda sama matras doang, gue rusakin tuh tenda matras lo ya. Sepatu sama tas nggak lo itung juga hah?" Caraka mengomel karena memang bukan hanya tenda sama matras yang mereka beli.

"Loh emang tenda lo kenapa. Bukannya masih bagus ya Dip?" tanya William karena setahu dia tenda muncak Dipta masih bagus waktu di bawa muncak waktu itu.

"Masih bagus apanya. Gara-gara mereka berdua tuh tenda gue rusak udah gitu carrier gue juga sobek karena mereka paksain masuk. Sialan banget kan kek gak pernah muncak aja. Mahal tuh carrier woyy!!"

"Elahh mahal seberapa sih sama harga sepatu Nike lo itu? Lo kan kaya kecil kali beli gituan." celetuk Olivia yang ternyata mendengarkan obrolan mereka dari tadi.

"Bener tuh kata Livi, orang kaya mah kecil ngeluarin uang segitu." Caraka ketawa puas. Diantara mereka berempat memang Diptalah yang paling kaya dan selalu mentraktir sahabat-sahabatnya jika berada diluar.

"Kaya punya bokap itu, gue belum punya apa-apa kali."

"Taik lo, nanti juga bakal jadi milik lo sendiri orang anak satu-satunya juga."

"Emang semalem lo ditinggal dimana sih Rak?"

"Di mall. Gue kan lagi milih jaket kulit mumpung ada diskon. Gue minta dia nunggu eh giliran udah bayar dianya ngilang gak tahu kemana. Gue cari-cari nggak ada terus tiba-tiba ada pesan masuk dari dia, bilang lo pulang naik taxi ya Rak, gue mau nganter Barey pulang mumpung ada kesempatan. Kurang ajar banget kan?" Caraka menceritakan pada Adipati kronologinya.

"Gercep amat lo, Dip. Kok bisa sama Barey semalam?" William mulai tertarik. "Bukannya Barey udah punya cowok ya?"

"Yee itu mah pacar kakaknya kali." Olivia melempar tutup polpen pada William.

"Loh masa kok gue nggak tahu?"

"Lo yang lemot keknya. Orang udah di kasih tahu kalau Barey nggak punya pacar. Adipati  memutar matanya malas.

"Gimana ceritanya lo bisa sama Barey?" tanya Olivia mengulang pertanyaan yang William lontarkan di awal.

"Awalnya gue cuma jalan-jalan sebentar di lantai dua, Caraka milihnya lama jadi gue kan bosan nunggu. Terus waktu mau lihat jam tangan di toko sebelah nggak sengaja gue lihat Barey lagi belanja sama kakaknya, ya langsung gue samperinlah."

Blind Date (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang