05. HADIAH TAK TERDUGA
Rana tidak masalah dia setiap hari pergi ke sekolah tanpa menggunakan motor ataupun diantar karena jarak rumahnya ke sekolah cukup dekat. Hanya jalan beberapa menit, ia akan sampai. Namun hari ini, Rana mengeluh soal itu dan memencak kesal karena Jayden lama sekali menggunakan kamar mandi. Alhasil gadis itu jadi terlambat datang ke sekolah.
Sialnya, hari ini adalah hari senin di mana sekolah Rana akan melaksanakan upacara setiap paginya. Dan hukuman bagi yang terlambat, mereka akan dipersilakan berdiri di samping tiang bendera menghadap ratusan siswa lain.
Brengsek, Rana berdiri seorang diri di sana.
Menghadap ratusan siswa-siswi.
'Jayden bangsat!' Rana terus mengumpat kesal sedari tadi.
Tahu begini, Rana tidak usah sekolah saja hari ini. Belum lagi, tak sedikit dari mereka terang-terangan menatap Rana. Rana berusaha mati-matian tak bertatapan langsung dengan mata ratusan siswa tersebut. Namun, ekor mata Rana menatap tiga orang yang berdiri, jelas sekali tiga orang itu berdiri di antara anak kelas lain karena di tempat itu satu-satunya tempat yang terhalang sinar matahari.
Tiga orang itu adalah Tabita, Yosika, dan Karin. Mereka sedang asik mengejeknya.
Dahi Rana sudah dipenuhi peluh keringat. Gadis itu mengaduh terus-menerus di dalam hati berdoa agar upacara cepat selesai.
Ternyata semua tak seperti harapan Rana. Pembina hari ini adalah Pak Hendri, guru tinggi kurus dengan rambut klimis yang sangat taat peraturan. Tentu, hal yang akan ia sampaikan di amanat nanti adalah rentetan peraturan dan pengalamannya semasa sekolah dulu sebagai siswa yang tekun, yang sangat disayangi guru-guru. Pak Hendri sangat terobsesi agar anak-anak menjadi sepertinya.
Dan penderitaan Rana itu berlangsung hingga tiga puluh menit ke depan.
****
"Rumah lo deket, tapi lo telat. Aneh lo," ucap Tabita saat mereka baru saja menyelesaikan upacara hari ini. Ke-empatnya beriringan menuju kantin untuk menuntaskan dahaga.
"Ya gara-gara Bang Jay berak lama banget di kamar mandi. Bukannya merasa bersalah dan nganterin gue ke sekolah, dia malah pergi entah ke mana. Kan ngeselin. Gue lari dari rumah ke sekolah. Capek cuy," papar Rana sambil bokongnya duduk di salah satu kursi kosong.
Karin yang memang membeli minum, menyerahkan sebotol aqua dingin yang langsung Rana terima.
"Ya lo juga. Harusnya bangun lebih pagi. Biasanya juga lo enggak pernah tabrakan waktu kan sama Jayden," balas Tabita, meneguk aqua miliknya.
"Pasti Rana begadang tadi malam," sambar Karin yang diangguki Rana. "Iya sih, semalem gue nontonin Rahsa di variety show keblablasan sampe jam dua."
"Rana kalo menyangkut Rahsa emang kayak orang stres." Yosika menimpali.
Melihat Yosika, Rana seperti teringat sesuatu. Dia menyikut lengan Yosika, menaik-turunkan alisnya.
"Ngapa lo?" tanya Yosika heran.
Wajah Rana semakin sombong saja. Dia berujar dengan nada angkuh, "DM hujatan gue dibaca Jengkol Busuk nih."
"Maksud lo Isagi?" Yosika memastikan yang dibalas anggukan oleh Rana, tentu dengan lagaknya yang selangit itu.
Tapi bukannya terkejut, Yosika justru tertawa. "Lo enggak tau? Instagram lagi down belakangan ini. Banyak kok kasus yang pesannya tiba-tiba dibaca artis terkenal. Nyokap gue aja DM-nya dibaca Shahrukh Khan. Instagram juga konfir kalo lagi ada masalah sedikit."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE HATERS
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Candala Rana Payoda tidak akan pernah bosan untuk membahas Rahsa Cakrawala, penyanyi favoritnya. Sebagai fans garis keras, Rana akan selalu berada di garda terdepan untuk membela Rahsa dari segala cacian bersama jutaan fans...