11. TAMU TAK DIUNDANG
"ISAGII!!"
TOK TOK TOK!
Terdengar ketukan kencang dari balik pintu kamar saat Isagi sedang terlelap di dalamnya. Laki-laki itu mengerjapkan matanya, menggeliat merenggangkan otot-ototnya. Matanya menatap ponsel yang masih menunjukkan pukul 7 pagi.
Isagi menguap, dengan malas-malasan dia menuruni ranjang, berjalan menuju pintu dengan langkah gontai.
Begitu pintu dibuka, John langsung nyelonong masuk dengan wajah berseri-seri. Tak peduli dengan raut jengkel sang penyanyi di depannya.
"Apaan sih, John? Lu nggak liat ini jam berapa?" Isagi bersungut-sungut, mengacak rambutnya kasar, kemudian merebahkan tubuhnya kembali ke ranjang, memejamkan mata hendak tidur.
John menyengir lebar, membuka ponselnya. "Gue baru dikabari kalo lo masuk nominasi di 4 kategori sekaligus, music awards." John berujar bangga.
Mata Isagi kontan terbelalak, dia duduk tegak dengan wajah sumringah. "BENERAN?"
John mengangguk cepat. "Komposer terbaik, idola pria terbaik, lagu terbaik, dan penyanyi terbaik. Selamat." John bertepuk tangan riuh. "Dan kabar buruknya, Rahsa juga masuk 4 kategori tersebut. Selamat lagi seperti tahun-tahun sebelumnya lo bakal punya saingan yang berat." John berkata kalem, menepuk-nepuk pundak Isagi yang masih terkejut mendapatkan informasi barusan.
"Itu acaranya kapan?" tanya Isagi.
"Minggu depan, tapi vote sudah dimulai jam 6 tadi."
Isagi manggut-manggut. Dia menoleh ke arah John. "Thanks informasi berharganya. Sekarang lo keluar, gua mau tidur." Isagi mengusir John. John tampak tak keberatan, dia melangkah keluar kamar, kembali menutup pintu. Berita pagi ini, membuat mood John bagus sepanjang hari.
****
"Kemarin gue ketemu Jengkol Busuk," kata Rana tiba-tiba. Yosika yang sedang minum langsung terbatuk dan memandang Rana tak percaya. "Bohong."
"Serius, njir," balas Rana meyakinkan. "Di resto, gue ngeliat dia makan sendirian."
"Wih keren banget kamu ketemu Isagi, Ran," sambar Karin terkikik.
"Apaan, Rin, ogah juga gue ketemu dia. Gue kan maunya ketemu Rahsa!" Rana cemberut.
"Lo serius ya?" tanya Yosika lagi yang sepertinya masih belum percaya. Rana menatapnya jengah dan buru-buru merogoh saku untuk mengambil secarik kertas berwarna kuning yang sudah ditimpa tinta hitam tulisan Isagi.
Rana menyerahkannya pada Yosika. Yosika memekik kaget, memegang kertas itu dengan gemetar. "Dia nyebut nama gue?" Mulutnya melongo lebar.
Tabita dan Karin memperkikis jarak untuk melihat kertas tersebut. Mata Yosika berkaca-kaca, dia senang namanya ditulis di kertas tersebut. "Yosapi, itu kan panggilan jahanam lo buat gue." Yosika terharu. Dia bahkan melupakan fakta bahwa jelas-jelas tulisan itu dituju untuk 'Teman Yosapi' yang tak lain adalah Rana.
"Dia beliin 3 gelas jus buat gue, Bang Jay, sama ceweknya Bang Jay."
Sedetik kemudian terdengar keselek dramatis dari Tabita, cewe itu cepat-cepat mengklarifikasi. "Kelolodan pentol." Dia menyambar botol air putih lalu meneguknya. Ucapan Rana begitu membuat Tabita terkejut.
"Oh, aku pikir kamu kaget denger bang Jay udah punya cewek," celetuk Karin membuat mata Tabita membulat. "Apaan, enggak tuh!"
"Biasa aja dong. Kalo ngegas gini kamu keliatan malah kayak suka Bang Jay loh," kata Karin lagi mengompori.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE HATERS
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Candala Rana Payoda tidak akan pernah bosan untuk membahas Rahsa Cakrawala, penyanyi favoritnya. Sebagai fans garis keras, Rana akan selalu berada di garda terdepan untuk membela Rahsa dari segala cacian bersama jutaan fans...